Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2020

BERKOLABORASI UNTUK MENULIS BUKU BARU 

Gambar
Alhamdulillah hari ini Kamis 25 Juni 2020 saya bisa silaturahim dengan Pak Dr. Wawan Ahmad Ridwan, M.Ag, senior sekaligus Dosen IAIN Syeikh Nurjati Cirebon di sebuah rumah makan di Jl. Perjuangan, Kota Cirebon-Jawa Barat. Satu pertemuan yang benar-benar saya harapkan dan bermanfaat.  Kebetulan saya sudah lama mengenal beliau dan beberapa kesempatan pernah bertemu dalam beragam forum. Termasuk kerap mendengar materi beliau dalam berbagai kesempatan, baik pada saat beliau jadi khotib khutbah Jumat dan Shalat Id maupun ceramah ramadhan dan sebagainya.  Pertemuan kali ini tak seperti biasanya. Awalnya saya hendak bertemu beliau karena memang saya butuh. Kebetulan saya sedang mempersiapkan naskah buku saya yang ke 27 untuk terbit alias naik cetak. Judulnya "Melahirkan Generasi Unggul". Saya memohon beliau berkenan memberi komentar singkat atau testimoni. Akhirnya beliau bersedia dan beliau sendiri malah yang mengundang saya untuk bertemu secara langsung.   Pertemuan

BANG ABDUL GANIR DAN MOMENTUM POLITIK KITA DI MANGGARAI BARAT 

Gambar
Innalillahi wa inna ilaihi rooji'un. Manggarai Barat atau Mabar kembali berduka. Kini Mabar kehilangan tokoh yang sangat layak dilanjutkan lakonnya dalam ranah politik. Ya kita semua turut berduka atas meninggalnya tokoh muslim sekaligus politisi kebanggaan Manggarai Barat Bapak Abdul Ganir, SH, hari ini Kamis 25 Juni 2020.   Politisi yang saya sapa Bang Abdul Ganir ini adalah sosok yang berpengalaman dan telah malang melintang dalam berorganisasi. Dunia aktivisme adalah dunia yang tak asing baginya. Itulah kelak yang membawanya ke panggung legislatif atau DPRD Mabar dengan posisi yang membanggakan dan tak mudah diraih oleh politisi yang biasa-biasa. Selain pernah menjadi Ketua Dewan Mahasiswa Universitas Satria Makasar, beliau juga pernah aktif di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Makasar. Selain itu, pernah juga menjadi Ketua Ikatan Mahasiswa Manggarai Makasar, Wakil Ketua DPD PAN Mabar dan yang terakhir adalah menjadi anggota DPRD Mabar Periode 2014-2019 Fraksi PAN. Bahk

PELAJAR DAN MAHASISWA ASAL DESA GOLO SENGANG NTT MENGADAKAN BAKTI SOSIAL RUMAH IBADAH 

Gambar
PELAJAR dan mahasiswa adalah kunci perubahan atau kemajuan bangsa bahkan masyarakat di mana mereka berasal. Mereka tidak saja fokus dan bergulat dengan berbagai judul buku pelajaran dan studi, tapi juga punya peran sosial yang mencerahkan dan membanggakan.  Kali ini pelajar dan mahasiswa asal Desa Golo Sengang di Kecamatan Sano Nggoang, Kabupaten Manggarai Barat-NTT mengisi waktu libur di tengah bencana non alam atau Covid-19 dengan berbagai macam kegiatan positif dan bermanfaat.  Salah satu kegiatan yang sedang mereka garap adalah Bakti Sosial Rumah Ibadah. Diketahui bahwa di Desa Golo Sengang yang belum tersentuh listrik PLN dan air PDAM ini terdapat beberapa rumah ibadah yang tentu layak mendapat penataan dan perhatian serius dari berbagai kalangan.  Kegiatan ini rencananya diadakan beberapa hari yaitu pada tanggal 1 hingga 3 Juli 2020. Karena kegiatan ini benar-benar mengandalkan potensi dan kemampuan pelajar dan mahasiswa yang notabene minim bahkan belum bermata pen

90 HARI BERHASIL MENULIS 360 ARTIKEL 

Gambar
MENULIS memang butuh niat, tekad, target, fokus, disiplin dan kerja keras. Di samping sabar, telaten dan komitmen. Walaupun masih dalam tahap belajar, itulah yang saya alami dan rasakan selama 90 hari atau 3 bulan terakhir ini. Benar-benar pengalaman yang tak terlupakan. Selamanya bakal saya ingat.  Sekadar berbagi cerita, sejak 23 Maret 2020 hingga hari ini 23 Juni 2020 atau selama 90 hari alias 3 bulan terakhir ini saya sudah menulis sebanyak 360 artikel. Berita baiknya, semua tulisan tersebut pernah dimuat di beberapa surat kabar, media online dan blog juga akun facebook saya.  Tema tulisan pun beragam. Dari keagamaan, pendidikan, sosial-politik seperti pilkada serentak, kepemudaan, kebijakan publik, covid-19, anggaran berupa APBN dan APBD, Dana Desa, Bantuan Langsung Tunai akias BLT, kisah inspiratif, seputar kondisi keluarga, dan masih banyak lagi. Termasuk beberapa tulisan sebagai respon saya atas tulisan orang lain di luar sana yang layak direspon.  Pada awalnya s

RAJIN MENULIS, LAHIRKAN CIRI KHAS TULISAN! 

Gambar
KEMAJUAN dan perkembangan dunia informasi dan komunikasi beberapa tahun terakhir benar-benar menggiurkan. Tumbuh dan kembangnya berbagai media sosial juga sungguh fantastis. Bila dulu kenyataan semacam itu terjadi hanya di kota, kini sudah mulai merambah ke kampung-kampung di seluruh pelosok Indonesia. Mereka yang pada awalnya asing dengan dunia maya kini jadi akrab. Setiap orang pun rerata memiliki Handphon atau HP. Dengan memiliki HP seseorang bisa mengakses berbagai aplikasi dan fitur. Bisa membaca berbagai tulisan, menonton berbagai video dan melihat berbagai foto. Setiap orang pun seperti dipaksa untuk memiliki akun media sosial. Dari blog dan instagram alias IG hingga WhatsApp dan Facebook. Termasuk Youtube yang akhir-akhir ini semakin digandrungi oleh banyak kalangan. Dan masih banyak lagi jenis media sosial lainnya. Adanya berbagai akun media sosial mendorong siapapun untuk menulis setiap hari. Dari status harian, komentar, ungkapan hikmah, perbincangan group

ELITE MENIPU, RAKYAT TERTIPU! 

Gambar
SAYA tak mau berteori panjang-lebar. Karena saya bukan persegi panjang. Saya juga tidak mau terjebak dalam lingkaran kepura-puraan yang di sebagian orang kerap dipelihara. Saya hanya ingin bicara sebagai upaya menyadarkan siapapun yang selama ini masih saja takluk kepada selera dan syahwat para elite.   Para elite itu hanya mementingkan perut dan syahwat kelompoknya. Rakyat hanya tameng sekaligus stempel. Itu pun sekadar pakai nama rakyat. Bukan benar-benar untuk rakyat. Bila pun ada yang membela mereka hingga mati-matian, itu pasti penjilat dan bazer yang sengaja dibayar dari anggaran lintas sektor.  Para penjilat dan bazer itu pasti tak suka dengan tulisan semacam ini. Mereka benar-benar panas hati dan telinga. Karena bagi mereka, elite itu adalah sumber pengebul perut dan bahkan dijadikan tuhan baru. Tak menyebut memang, tapi sikap dan tingkah mereka begitu nyata dan jelas. Tak punya rasa malu. Walaupun ujungnya tetap saja tertipu.  Maka jangan pernah mati-matian memb

ANTI PKI MESTI PAKAI OTAK? 

Gambar
KALI ini saya mendapat foto baju kaos bertuliskan "Saya bangga jadi musuh PKI" pada sebuah akun facebook. Melihat dan membacanya seru juga. Jadi tambah penasaran sama PKI dan isme daganganya. Termasuk penasaran dengan para pengasongnya. Bukan saja dengan cara membaca buku dan berbagai bacaan lainnya lagi, tapi juga menelisik strategi dan pola kerja para pengasongnya.  Saya memilih demikian, biar saya tidak reaktif kepada isu PKI dan komunisme dengan cara atau tingkah yang melampaui batas. Karena di sebagian kalangan sering kali sikap antipati dilakukan secara membabi buta. Panas-panas tahi ayam. Lebih parah lagi, konon menjual isu "tidak suka PKI" kalau tak dapat kue. Kalau dapat kue sih langsung diam saja. Sekadar isu musiman. Mirip pola PKI zaman dulu. Lalu, kalau begitu apa bedanya PKI dengan yang antipati dengan PKI?    Sekadar mengingatkan kembali, dulu Aidit juga dukung Pancasila. Akrab dengan banyak tokoh yang berseberangan dengan PKI. Bahkan dia a

PERJODOHAN BUTUH SALING PERCAYA  

Gambar
BANYAK kalangan berpendapat bahwa jodoh itu seperti turun dari langit. Jodoh itu harus diperjuangkan, karena dalam perjuangannya dalam ruang dan waktu perlu ujian. Ada suka dan duka harus ditempuh dalam ruang perjodohan. Kata pendiri Komunitas "Cereng Menulis" sekaligus penulis buku "Saatnya Menjemput Jodoh" Mas Syamsudin Kadir, perlu keberanian untuk melakukan pernikahan. Pernikahan itu adalah rajut perjodohan, karenanya di samping perlu keberanian ada faktor lain yang bernama saling kepercayaan.  Ya, ternyata saling percaya itu sebuah energi permanen untuk saling menguatkan. Trust itu memang saling menguatkan agar tahan dengan badai hujan atau kemarau berkepanjangan sekalipun, karena asupan energi akan menjadi saling mengerti. Jodoh itu akan hancur kalau keduanya tidak menghargai sebuah kepercayaan, kepercayaan itu sangat mahal. Biasanya penyakit kepercayaan itu adalah keraguan dan kecurigaan. Ragu dan curiga merupakan bahan bakar hancurnya kepercay

JANGAN PERCAYA PARA POLITISI PENIPU! 

Gambar
PESTA demokrasi yang akrab dinamai Pilkada Serentak di Manggarai Barat atau Mabar 2020 menjelang tak lama lagi. Hiruk pikuk dan berbagai atraksi politik pun bisa ditonton berkali-kali di momentum menjelang pesta politik yang semakin hangat ini. Bukan saja politisi yang ramai, mereka yang sekadar ikut-ikutan pun terlihat begitu geliat menebar berbagai ragam alat bantu atau media untuk mengenalkan tokoh idola atau dukungannya dalam berbagai momentum.  Sebagai sebuah dampak dan aksi praksis politik, fenomena semacam itu semakin menambah gairah kita untuk mengatakan bahwa politik di Mabar semakin mendapatkan ruangnya. Politik pun bukan saja milik para politisi tapi juga warga biasa yang memiliki hak dan kewajiban politis dalam menentukan siapa pemimpin yang akan memimpin daerahnya.  Di tengah menyaksikan fenomena gegap gempita politik semacam itu, berbagai macam pertanyaan pun seketika muncul di benak sebagian warga. Misalnya, apakah para sosok yang hendak maju itu sudah memilik

BERSAMA MEMAJUKAN DESA

Gambar
SALAH satu tugas besar pemerintah desa dengan berbagai nama atau lingkup jabatan yang ada di dalamnya adalah menjalankan tugas dengan adil, amanah, transparan, profesional dan bertanggungjawab sesuai yang ditentukan oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku.  Secara praktis, salah satu tugas besar tersebut bisa dilihat dalam tata kelola keuangan desa dari berbagai sumber. Seperti Alokasi Dana Desa (ADD), Dana Desa (DD) dan Dana lain yang ditentukan oleh berbagai peraturan perundang-undangan yang berlaku.  Dalam banyak kasus yang data dan informasinya bisa diperoleh dari data resmi KPK, Kepolisian dan Kejaksaan, ada begitu banyak Kepala Desa dan aparat di sekelilingnya bahkan pada level bawahannya yang terlibat kasus korupsi atau penyalahgunaan wewenang. Bahkan sudah begitu banyak yang sudah mendekam di penjara.   Data serupa kita bisa dapatkan dari berbagai lembaga sipil anti korupsi, peneliti kasus korupsi, media massa dan berbagai sumber lain yang memang punya kon

PUBLISH OR PERISH! 

Gambar
KETIKA masa kuliah di UIN Sunan Gunung Djati Bandung (UIN SGD Bdg) tahun 2000-an saya kerap mendengar ungkapan yang sangat provokatif, yang membuat saya menjadi semakin cinta dengan aktivitas kepenulisan.  Apa itu? Publish or Perish. Padahal saya bukan penulis, tapi merasa selalu tertampar dan terprovokasi dengan ungkapan tersebut. Tamparannya keras, provokasinya deras. Bukan sekali tapi berkali-kali.  Ya, dalam dunia akademis dan kepenulisan, perkataan, Publish or Perish, kerap “memanasi” telinga banyak orang, termasuk saya dan mungkin juga Anda. Iya, kan? Tapi ini panasnya beda dari yang lain. Panasnya bikin semangat menulis semakin menjadi-jadi.  Intinya sederhana : terbitkan gagasan kita atau kita lenyap begitu saja. Maka, menulis buku, novel, artikel, essay, puisi dan serupanya, misalnya, memiliki nilai eksestensial tersendiri, yang membuat penulisnya merasa lebih hidup bermakna atau bermakna dalam hidupnya. Karena menulis dapat memberi efek semacam itu, maka me

MASALAH AIR PDAM DI MABAR, TANGGUNGJAWAB SIAPA? 

Gambar
TERNYATA bukan kampung Cereng saja yang belum mendapatkan air Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Kota Labuan Bajo pun ternyata masih mengalami hal serupa. Bila di Cereng memang belum ada air PDAM, maka di Labuan Bajo sudah ada namun mengalami masalah seputar air PDAM. Misalnya, air yang keluar hanya sedikit, air sering tidak keluar dan masih banyak lagi.  Sebagai pemantik awal, saya pun semakin tergoda untuk bertanya seperti ini: Bagaimana kabar manajemen dan pengelolaan air PDAM di Manggarai Barat atau Mabar terutama di Kota Labuan Bajo sebagai ibukota Mabar yang kini menjadi salah satu daerah pariwisata utama di Indonesia? Bila konsumen di Labuan Bajo bertanya yang pada intinya mengeluhkan pelayanan air PDAM yang dianggap bermasalah tapi tak juga mendapatkan jawaban, lalu kepada siapa mereka mesti bertanya dan memohon pertanggungjawaban? Konsumen tentu punya hak, minimal untuk bertanya.  Saya sengaja bertanya seperti ini, karena  selama setahun terakhir saya dapat kab

MEREGUK HIKMAH MANTAN KEPALA DESA GOLO SENGANG, MABAR-NTT, BAPAK MUHAMMAD SELAMAT  

Gambar
Alhamdulillah kali ini saya bisa silaturahim ke rumah Mantan Kepala Desa Golo Sengang Bapak Muhammad Selamat. Rumah beliau berada di Kampung Cereng, Desa Golo Sengang, Kecamatan Sano Nggoang, Manggarai Barat-Mabar.  Saya berkunjung ke rumah beliau pada 24 Maret 2020 pukul 18.30-24.00 WITA. Tepatnya pada momentum pulang kampung 21-26 Maret 2020 lalu. Pertemuan kali ini sangat istimewa dan layak ditindaklanjuti pada masa yang akan datang.  Banyak hal yang kami obrolkan pada pertemuan yang cukup lama ini. Dari urusan serius hingga urusan yang sederhana. Semua diobrolkan dalam suasana santai dan hangat ala kekeluargaan sebagaimana yang sudah biasa diwariskan oleh para sesepuh selama ini.  Bukan saja soal perkembangan Desa dan masyarakat secara umum tapi juga soal tanah dan dinamika masyarakat beberapa waktu terakhir. Kami tak selalu sepandat dalam beberapa obrolan. Namun semua disampaikan secara jujur dan terbuka. Tanpa beban dan ngobrol begitu cair.  Nasehat khas ala to

BUDAK COVID-19

Gambar
SEJENAK merenung sembari berbicara apa adanya. Tentang apa yang terjadi di sekitar kita. Menengok Covid-19 dan segala hal yang terjadi di sekitarnya. Langsung saja. Tak usah nanti dan pakai lama. Kalau Covid-19 konon benar-benar bisa dicegah dengan masker, jaga jarak dan hidup bersih serta berdiam di rumah, lalu mengapa mesti pakai anggaran Rp 405,1 T segala?  Mengapa pula Covid-19 diistimewakan oleh hampir semua kalangan di seluruh dunia, sementara penyakit lain tak dihadapi secara gegap gempita seperti Covid-19? Apakah mereka yang sakit jenis lain seperti TBC, Stroke, Muntah-Berak alias Muntaber dan sebagainya tak dianggap mematikan?  Berikutnya, bila disuatu daerah warga yang kena Covid-19 hanya beberapa orang, mengapa dengan begitu mudah di daerah tersebut mengalokasikan anggaran begitu besar untuk Covid-19 sementara kepentingan pembangunan aspek lain seperti infrastruktur, fasilitas pendidikan dan sebagainya dikesampingkan?  Begitulah sebagian pertanyaan yang sempat

MARI GO TO BLOG! 

Gambar
MENULIS adalah rutinitas paling asyik yang bisa kita pilih pada saat kemajuan dan perkembangan teknologi komunikasi dan informasi yang semakin tak terbendung akhir-akhir ini. Tak perlu butuh waktu dan tempat yang ribet, kita bisa melakukannya kapan dan di mana pun.  Media sederhana yang bisa kita manfaatkan untuk menulis sekaligus mempublikasi tulisan kita pun selain WhatsApp, Facebook dan Instagram adalah Blog. Selain mudah diakses, blog juga bisa diakses oleh siapapun yang membuka atau mengakses internet.  Akhir-akhir ini, nge-blog alias memiliki blog adalah salah satu trend tersendiri. Karena memang hal ini memiliki begitu banyak manfaat juga dampak positif. Selain berbagi tulisan, lewat blog juga kita bisa berdagang apa saja. Memiliki blog pun menjadi semacam panggilan gratis namun punya makna tersendiri.  Bila kita memiliki blog sendiri dan rutin menulis atau mengisinya dengan informasi yang bermanfaat maka kemungkinan ada begitu banyak pembaca yang mengakses atau m