KETIKA NONGKRONG MENJADI BUKU
Menulis adalah kata kerja. Ia menghendaki tindakan nyata. Atau dalam bahasa seorang sahabat saya: menulis itu praktik. Bila dalam benak seseorang ada kata menulis maka yang terlintas mestinya bukan saja huruf m, e, n, u, l, i dan s. Tapi juga bagaimana huruf-huruf itu menyatu dan menjadi bermakna. Saya banyak kenal dengan mereka yang punya impian menjadi penulis atau paling tidak punya karya tulis. Tak tanggung-tanggung, mereka ingin menulis buku atau punya buku karya sendiri. Setiap kali bersua selalu mengungkapkan: aku ingin banget punya buku karya sendiri. Pokoknya mesti punya buku. Dan masih banyak lagi. Tentu hal demikian adalah perlu dan layak diapresiasi. Sebab realitas adalah hasil dan akumulasi impian yang terbangun dalam ruang pikiran dan imajinasi. Semakin sering memikirkan dan mengimpikan maka semakin besar peluang untuk mewujudkannya. Mungkin standarnya baru sampai di situ. Tapi dalam kata menulis tak cukup bermimpi. Ia menghendaki adanya tindakan nyata. Ia adalah kata