Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2021

Kembali Menulis Artikel dan Buku

Gambar
MENULIS merupakan salah satu tema perbincangan di jagat maya akhir-akhir ini. Hal tersebut sangat wajar, sebab menjamurnya media sosial sebagai dampak ikutan kemajuan teknologi membuat semua orang akrab dengan aktivitas menulis.  Pada awalnya menulis akrab disematkan sebagai aktivitas rutin para penulis atau orang-orang yang berprofesi sebagai penulis. Termasuk di dunia akademik atau pendidikan, aktivitas menulis cukup akrab bahkan dikategorikan sebagai penentu status pendidikan pada bidang tertentu.  Hal tersebut khususnya pada dunia perguruan tinggi. Skripsi, tesis dan disertasi sebagai salah satu produk ilmiah yang dijadikan sebagai prasyarat mendapat gelar akademik tertentu, hingga kini sangat akrab dan menjadi karya tulis yang sudah tak bisa ditawar-tawar lagi. Tak sah mendapatkan gelar akademik bila belum punya karya ilmiah semacam itu.  Jauh sebelum itu, pada saat anak-anak berusia belia, baik di play group (PG), taman kanak-kanak (TK) dan sekolah dasar (SD) maupun sekolah menen

Indahnya Islam Di Indonesia

Gambar
MENULIS merupakan tradisi klasik yang sudah menjadi tradisi manusia lintas peradaban, baik Timur maupun Barat. Secara khusus, dalam peradaban Islam, menulis merupakan tradisi yang sudah digiatkan sejak lama. Bahkan tumbuh dan berkembangnya peradaban Islam sangat ditentukan dan dipengaruhi oleh tradisi menulis para ulama, pewaris sekaligus pelanjut peran strategis kenabian. Tak terhitung jumlah kitab yang mereka karyakan. Tema dan fokus pembahasannya sangat beragam. Kelak, karya mereka pun bukan saja dirujuk oleh umat Islam, tapi juga oleh berbagai umat beragama lintas benua.  Pada era ini, terutama pada era dimana teknologi informasi dan komunikasi berkembang begitu pesat, tradisi menulis tetap menjadi tradisi yang menarik dan punya dampak besar. Betul bahwa berbagai aplikasi muncul bagai jamur di musim hujan. Pada awalnya handphon atau HP hanya berfungsi sebagai media komunikasi jarak jauh, kini malah menjadi sumber bagi banyak hal. Bukan saja menjadi media komunikasi, tapi juga sumbe

Mengapa Saya Menulis?

Gambar
JIKA mengingat berbagai manfaat menulis, maka ada banyak manfaat yang saya peroleh. Hanya dengan duduk santai di kamar tidur atau di perpustakaan rumah saya, misalnya, saya bisa menulis beberapa essay atau artikel yang saya kirim ke berbagai media cetak. Tanpa diduga, besok atau selang beberapa hari berikutnya essay atau artikel saya pun dimuat dan dapat dibaca oleh pembaca di luar sana. Senangnya itu di sini... di perasaan dan hati... hehehe.  Dengan demikian saya semakin percaya bahwa menulis adalah teman terbaik yang mempertemukan saya dengan kata-kata saya, dengan seluruh imajinasi saya, dan dengan seluruh impian juga niat baik saya. Juga, tentu saja dapat mempertemukan saya dengan pembaca lewat karya saya.   Lalu, mengapa saya mesti menulis dan terus menulis? Pertanyaan semacam ini sebetulnya kerap saya jadikan sebagai pemantik alam pikiran saya agar berani berkata : mengatakan apa yang ada di pikiran saya melalui berbagai tulisan yang saya simpan dan sebarkan ke berbagai media ce

Muhammad Salahudin, Tokoh Muda Kebanggaan Manggarai Barat NTT Di Jakarta

Gambar
Alhamdulillah, saya sangat bersyukur kepada Allah karena masih diberi nikmat sehat sehingga bisa silaturahim dengan adik sepupu saya. Ya Selasa 20 Juli 2021 kemarin (sore) saya masih bersilaturahim dan bercanda ria dengan sosok aktivis muda berbakat asal Kampung Cereng, Desa Golo Sengang, Kecamatan Sano Nggoang, Kabupaten Manggarai Barat-NTT yang kini sehari-hari beraktivitas di Jakarta dan Banten.   Walau silaturahim di hari raya Idhul Adha 1442 kali ini dilakukan secara online karena masih dalam masa pandemi: Covid-19, namun  suasana perbincangannya penuh keramahan dan kehangatan. Karena memang sejak kecil hingga kini kami tergolong akrab. Kali ini kebetulan ia bersama istri dan kedua anaknya lagi berada di Labuan Bajo, Manggarai Barat, yang dalam waktu dekat segera berangkat ke rumah mertua dan keluarga mertuanya di Kalimantan dan Sulawesi.  Sosok yang satu ini memang jenial dan berbeda. Dia paling sering menelpon saya, walau sekadar bertanya kabar dan bercanda. Dulu di kampung, pad

Pandemi dan Buku "Kalo Cinta, Nikah Aja!"

Gambar
MENJALANI kehidupan dan aktivitas pada masa pandemi: Covid-19 butuh kreativitas yang ekstra. Apalah lagi masa ini sudah melalui waktu sekitar setahun lebih, sejak Februari 2020 hingga saat ini, tentu bukan waktu pendek. Kejenuhan, linglung dan stres bisa saja menimpa siapapun. Kondisi demikian semakin tak terkendali bila penjagaan dan penumbuhan imunitas tak dijaga atau dilakoni dengan baik.  Namun, berbeda bila kita mampu memanfaatkan situasi semacam ini dengan penuh optimisme dan percaya diri bahwa bencana non alam ini bakal mampu kita lalui dan segera berakhir. Dalam waktu tak lama lagi kita pun bisa beraktivitas seperti sedia kala. Bisa beribadah dan bekerja dengan tenang, bisa silaturahim dan berkunjung ke keluarga, serta bisa beraktivitas secara normal dan maksimal lagi.  Sebagai warga rantauan asal Manggarai Barat-NTT yang pernah hidup atau menempuh pendidikan dan bekerja di Lombok Barat-NTB, Surabaya-Jawa Timur, Bandung-Jawa Barat, Jakarta (sejak 1996 hingga 2010) dan di Cirebo

Ikhtiar Mencegah Covid-19

Gambar
PENYEBARAN virus corona (Covid-19) masih belum terkendali tuntas. Masih banyak yang terpapar lalu diisolasi di rumah sakit dan isolasi mandiri di rumah. Tak sedikit yang tak tertolong lalu meninggal dunia karena virus yang berawal dari Wuhan, China ini. Sejak awal masuk Indonesia pada awal 2020 silam hingga kini, jumlah yang terpapar sudah mencapai jutaan. Walau kita bersyukur karena sebagian besar sudah sembuh dan kini bisa hidup bahagia bersama keluarganya.  Nah untuk menanggulangi bencana non alam semacam ini, pemerintah sudah berupaya untuk membatasi ruang sebar virus dalam beragam cara. Misalnya, menyusun dan menyebarkan langkah-langkah atau aturan protokol kesehatan, pembatasan aktivitas masyarakat, meniadakan perkumpulan atau pertemuan yang menghadirkan banyak massa dan masih banyak lagi yang lainnya.  Semua itu adalah ikhtiar yang layak kita apresiasi, namun mesti tetap menyisahkan daya kritis. Apalah lagi bila terkait dengan penggunaan anggaran negara yang begitu besar, kita m

Belajar Pada Siti Mardia, Wanita Tangguh Asal Manggarai Barat-NTT

Gambar
Alhamdulillah hari ini Selasa 20 Juli 2021 saya, istri saya Eni Suhaeni dan anak-anak saya Azka Syakira, Bukhari Muhtadin dan Aisyah Humaira bisa silaturahim secara online dengan salah satu kakak perempuan saya Siti Mardiya yang kini berdomisili dan membangun usaha di kampungnya di Nggorang, Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat-NTT. Weta Dia, demikian kerap saya menyapanya, merupakan saudara kandung saya yang tergolong tangguh dan memiliki pengalaman hidup yang cukup berat juga menantang.  Mama Fadli, demikian ia kerap disapa oleh tetangga di kampungnya merupakan anak ketiga dari sembilan bersaudara dari Bapak Abdul Tahami dan Siti Jemami, orang tua kami yang kini dua-duanya sudah meninggal. Kami bersembilan: Kak Ahmad Kahir, Weta Siti Marwia, Weta Siti Mardia, saya Syamsudin Kadir, Weta Siti Murti, Weta Siti Nurfi Isya, Weta Siti Nurfa Jamila, Adik Rafik Jumalik (Rafik Zm), dan Weta Siti Harmiyati. Asli Kampung Cereng, Desa Golo Sengang, Kecamatan Sano Nggoang, Kabupaten Mangga

Masa Pandemi, Momentum Menulis Buku Tentang Cinta dan Nikah

Gambar
MENJALANI kehidupan dan aktivitas pada masa pandemi: Covid-19 butuh kreativitas yang ekstra. Apalah lagi masa ini sudah melalui waktu sekitar setahun lebih, sejak awal 2020 hingga saat ini, tentu bukan waktu pendek. Kejenuhan, linglung dan stres bisa saja menimpa siapapun. Kondisi demikian semakin tak terkendali bila penjagaan dan penumbuhan imunitas tak dijaga dengan baik.  Namun, berbeda bila kita mampu memanfaatkan situasi semacam ini dengan penuh optimisme dan percaya diri bahwa bencana non alam ini bakal berakhir. Dalam waktu tak lama lagi kita pun bisa beraktivitas seperti sedia kala. Bisa beribadah dan bekerja dengan tenang, bisa silaturahim dan berkunjung ke keluarga, serta bisa beraktivitas secara normal dan maksimal lagi.  Sebagai warga rantauan asal Manggarai Barat-NTT yang pernah hidup atau menempuh pendidikan dan bekerja di Lombok Barat-NTB, Surabaya-Jawa Timur, Bandung-Jawa Barat, Jakarta (sejak 1996 hingga 2010) dan di Cirebon-Jawa Barat (sejak 2010 hingga saat ini), say

Menggembirakan Masa Pandemi dengan Membaca Buku

Gambar
MASA pandemi adalah masa-masa yang menjemukan dan menjenuhkan. Walau demikian, kita tak boleh kalah dan lelah oleh keadaan. Kita perlu mensiasati agar kita semakin produktif dan mampu mengisinya dengan hal-hal yang bermanfaat. Disiplin menjaga protokol kesehatan atau prokes adalah ikhtiar yang wajar. Termasuk bila memilih beraktivitas di rumah, untuk menghindari dampak Covid-19, itu adalah ikhtiar yang juga wajar.  Pada kondisi demikian, terutama ketika pemerintah telah menetapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat di Jawa-Bali pada 3 hingga 20 Juli 2021 untuk menekan laju penularan Virus Corona (Covid-19), maka kita pun perlu mengambil sikap. Sikap yang paling sederhana adalah mengikuti aturan yang ada, termasuk dengan bekerja juga beraktivitas di rumah. Di sela-sela itu, salah satu yang dapat kita lakukan adalah membaca buku. Terlihat sederhana tapi sangat bermanfaat.  Sebagai pemantik, belakangan ini diskusi mengenai teori generasi tengah berkembang menjadi “