Masa Pandemi, Momentum Menulis Buku Tentang Cinta dan Nikah


MENJALANI kehidupan dan aktivitas pada masa pandemi: Covid-19 butuh kreativitas yang ekstra. Apalah lagi masa ini sudah melalui waktu sekitar setahun lebih, sejak awal 2020 hingga saat ini, tentu bukan waktu pendek. Kejenuhan, linglung dan stres bisa saja menimpa siapapun. Kondisi demikian semakin tak terkendali bila penjagaan dan penumbuhan imunitas tak dijaga dengan baik. 

Namun, berbeda bila kita mampu memanfaatkan situasi semacam ini dengan penuh optimisme dan percaya diri bahwa bencana non alam ini bakal berakhir. Dalam waktu tak lama lagi kita pun bisa beraktivitas seperti sedia kala. Bisa beribadah dan bekerja dengan tenang, bisa silaturahim dan berkunjung ke keluarga, serta bisa beraktivitas secara normal dan maksimal lagi. 

Sebagai warga rantauan asal Manggarai Barat-NTT yang pernah hidup atau menempuh pendidikan dan bekerja di Lombok Barat-NTB, Surabaya-Jawa Timur, Bandung-Jawa Barat, Jakarta (sejak 1996 hingga 2010) dan di Cirebon-Jawa Barat (sejak 2010 hingga saat ini), saya memilih untuk memanfaatkan masa pandemi untuk hal-hal yang produktif dan bermanfaat. Terutama pada saat pembatasan ruang publik semakin diperketat, saya memilih untuk menjalani semua aktivitas di dan dari rumah. 

Salah satu yang saya lakukan selama masa pandemi ini adalah menulis artikel dan buku. Untuk artikel saya kirimkan ke berbagai surat kabar dan media online. Sementara naskah buku saya kirim ke berbagai penerbit buku. Walau baru pada tahap belajar, aktivitas semacam ini sangat bermanfaat bagi saya. Terutama dalam menenangkan diri dari berbagai dampak pemberitaan media seputar Covid-19 dan sebagainya. 

Ada banyak buku yang saya tulis selama masa pandemi ini. Temanya juga beragam, seperti tema politik, pendidikan, keagamaan, sosial dan masih banyak lagi. Secara khusus pada tulisan ini saya bercerita tentang buku baru saya. Ya, alhamdulillah setelah lama menanti, sejak awal masa pandemi Covid-19 hingga kini, buku saya yang berjudul "Kalo Cinta, Nikah Aja!" akhirnya terbit juga. Menurut seorang teman, tema ini menarik dan bakal diburu pembaca. Semoga saja demikian! 

Buku ini terdiri dari 4 bagian. Bagian pertama membahas tentang cinta, bagian kedua membahas tentang pergaulan zaman now, bagian ketiga membahas tentang cinta dan nikah, serta bagian keempat membahas tentang urgensi pendidikan keluarga. Pada masing-masing bagian terdapat beberapa pembahasan yang sesuai dengan fokus masing-masing. Tapi semuanya masih dalam bingkai tema besar: cinta dan nikah. 

Saya sangat bersyukur kepada Allah karena ada puluhan tokoh dan pembaca lintas negara, organisasi, dan profesi yang memberi komentar untuk buku ini. Bahkan Bapak TGH. Muharrar Mahfudz turut memberi pengantar yang membuat pemabahsan buku ini semakin terarah dan menarik. Beliau adalah Pimpinan sekaligus Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Hakim di Kediri, Lombok Barat-NTB tempat saya dulu (1996-2002) menimba ilmu. 

Allah-lah yang berkuasa dan menakdirkan sehingga buku berkategori populer ini terbit ata naik cetak. Bagi saya, masa pandemi mesti diisi dengan hal-hal yang bermanfaat. Media sosial pun mesti diisi dengan hal-hal yang bermanfaat juga. Saling mencaci maki, hina menghina dan hujat menghujat mesti dijauhkan dari setiap waktu kita. Sebab sikap semacam itu hanya mengurangi daya imunitas kita, bahkan bisa berdampak pada lemahnya keimanan. Kita perlu berbenah diri, terutama dalam mengisi waktu yang kita lalui. 

Terima kasih banyak kepada Bapak, Ibu dan Sahabat pembaca dari seluruh Indonesia, termasuk dari Malaysia, Singapura, Brunei Darusalam, Qatar, Turky, Hongkong, Amerika Serikat, Inggris, Australia dan masih banyak lagi yang telah mendoakan dan mendukung diterbitkannya buku ini. Tak sedikit yang menyampaikan kritik, saran dan masukan yang berharga pada naskah buku hingga kelak menjelang terbit. Semoga Allah membalas seluruh kebaikannya! 

Secara khusus terima kasih banyak juga kepada keluarga besar di berbagai kota atau daerah di seluruh Indonesia, termasuk keluarga kecil saya di rumah: istri saya Eni Suhaeni dan ketiga anak saya Azka Syakira, Bukhari Muhtadin dan Aisyah Humaira yang telah mendoakan dan mendukung setiap aktivitas saya selama ini. Mudah-mudahan aktivitas dan ikhtiar apapun yang kita lalui selama masa pandemi ini dan masa pasca pandemi nanti mendapat bimbingan dan keberkahan dari Allah. 

Bila pada masa pandemi ini saya memilih untuk menulis artikel dan buku, maka siapapun di luar sana sangat mungkin untuk melakukan hal yang sama, atau hal yang lain. Intinya, mari pastikan masa pandemi ini kita isi dengan hal-hal yang benar-benar bermanfaat dan menambah kualitas juga daya imunitas diri kita. Pada saat yang sama, penguatan iman dan taqwa juga perlu menjadi prioritas. Jangan terlalu takut pada kematian. Toh tanpa atau dengan virus Corona, kita tetap bakal meninggal bila ajal kita tiba. 

Allah berfirman, "Setiap yang bernyawa tidak akan mati melainkan atas izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya. Barangsiapa menghendaki pahala dunia, niscaya Kami berikan pahala dunia itu kepadanya, dan barangsiapa menghendaki pahala akhirat, niscaya Kami berikan pula pahala akhirat itu kepadanya. Dan kami akan memberikan balasan kepada orang-orang yang bersyukur." (QS. Ali 'Imran: 145) 

Lalu, pada surat al-Jumu'ah ayat 8 Allah berfirman, "Katakanlah: “Sesungguhnya kematian yang kamu hindari itu, maka sesungguhnya kematian itu pasti akan menemui kamu. Kemudian kamu akan dikembalikan kepada Allah, yang maha mengetahui perkara yang ghaib dan yang nyata. Lalu Dia akan memberitahukan segala apa yang telah kamu kerjakan”." 

Kemudian, Allah berfirman pada surat al-Munafiqun ayat 11, "Dan Allah sekali-kali tidak akan pernah menangguhkan (kematian) seseorang apabila telah tiba waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengenal apa yang kamu kerjakan." Dan masih banyak ayat lain dalam al-Qur'an juga hadits Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang membahas seputar ajal kematian setiap manusia. 

Pada intinya, berikhtiar menjaga protokol kesehatan seperti memakai masker, mencuci tangan dengan air bersih, menjaga jarak, mengurangi aktivitas di luar rumah dan menghindari kerumunan adalah perlu. Namun mengisi waktu yang ada dengan aktivitas positif dan bermanfaat serta menguatkan iman sekaligus taqwa juga sama perlunya. Akhirnya, percaya dan optimislah bahwa masa pandemi ini bakal berakhir dalam waktu yang tak lama lagi! (*)


* Oleh: Syamsudin Kadir, Penulis Buku "Kalo Cinta, Nikah Aja!" dan "Indahnya Islam Di Indonesia" 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

5 Alasan Memilih Muhamad Salahudin Pada Pileg 2024

Mengenang Mama Tua, Ine Jebia

Jadilah Relawan Politik Tanpa Mahar!