Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2020

MENJADI GURU HEBAT, BISA!

Gambar
MENJADI guru yang hebat adalah sebuah keniscayaan di era milenial ini. Sebab guru sudah berhadapan dengan generasi milenial yang juga hebat. Tuntutan agar guru lebih hebat, terutama karena kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan ekonomi, yang membuat kecerdasan siswa juga menjadi semakin tinggi.  Secara khusus, teknologi telah mengubah gaya hidup termasuk proses belajar. Kehidupan setiap orang pun mengalami shifting (bergeser) secara masif ke dalam platform. Pekerjaan-pekerjaan warisan abad industri (abad ke-20) perlahan tapi pasti digantikan pekerjaan-pekerjaan baru berbasis teknologi informasi.  Bahkan pekerjaan-pekerjaan lama akan tetap dibutuhkan sepanjang pelaku bisa memperkaya diri dengan aplikasi teknologi. Tidak akan ada lagi tempat bagi kelompok medioker bermental penumpang yang kurang menuntut diri untuk belajar kembali. Bahkan, ijazah dari perguruan tinggi terbaik belum cukup bila pengembangan mental tidak dilakukan.  Pergeseran besar-besaran (the gret shift

MENGGEMBIARAKAN PILKADA MABAR 2020

Gambar
PEMILIHAN Kepala Daerah (Pilkada) Serentak (selanjutnya disebut Pilkada) untuk pemilihan pasangan Gubernur-Wakil Gubernur di tingkat Propinsi, pasangan Walikota-Wakil Walikota tingkat Kota dan pasangan Bupati-Wakil Bupati di tingkat Kabupaten tak lama lagi. Sebagaimana yang sudah ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), Pilkada yang diikuti oleh 270 daerah ini dilaksanakan pada 23 September 2020, setelah pemilihan serupa sebelumnya dilaksanakan pada 27 Juni 2018.  Menjelang hari H pelaksanaan Pilkada, di berbagai media massa dan media sosial kita dapat menyaksikan berbagai opini dan pemberitaan perihal kesiapan dan diamika antar pengusung dan pendukung para kontestan di berbagai daerah, termasuk di Manggarai Barat atau Mabar. Selain menebar visi-misi dan janji politik yang biasa dilakukan dalam berbagai momentum politik (Pilpres, Pileg dan Pilkada), kita juga menyaksikan bagaimana sikap kebencian yang melampaui batas masih saja membiak.  Satu sisi hal ini merupakan eufor

KADERISASI ULAMA DAN PEMIMPIN

Gambar
DIANTARA tantangan terbesar dunia pendidikan saat ini dan ke depan adalah kemampuan melakukan kaderidasi ulama dan pemimpin di level politik-pemerintahan. Kuncinya adalah pendidikan adab, bukan saja adab kepada Allah dan rasul-Nya tapi juga adab kepada manusia dan makhluk lainnya. Bahkan adab terhadap jabatan atau kuasa yang dimandatkan.  Mendapatkan jabatan dengan cara culas adalah diantara adab buruk. Khianat sendiri disebabkan oleh menipisnya adab. Baik kepada Allah dan rasul-Nya maupun kepada jabatan dan diri sendiri. Nama lain tidak beradab adalah biadab, atau bisa juga disebut zolim. Lawan zolim adalah adil.  Masih ada kesempatan untuk berbenah. Kita semua baik secara individu maupun secara kolektif punya tanggungjawab besar. Baik yang bergerak di dunia pendidikan formal maupun informal dan non formal, tak terkecuali pendidikan keluarga. Sebab keluarga adalah benteng utama pendidikan generasi gemilang. Kaderisasi ulama dan pemimpin terbangun sejak awal dari keluarga.

INSPIRASI SANTRI TAHFIZ AL-BAHJAH

Gambar
Alhamdulillah hari ini Ahad 23 Februari 2020 saya kembali beraktivitas sebagaimana biasanya: mengajar. Kali ini saya mengampu pelajaran yang akrab dengan bacaan saya selama ini yaitu PKn dan IPS, juga Bahasa Indonesia dan materi tambahan: Kepenulisan.  Seperti biasa di saat istirahat, saya berbincang dengan para santri. Kali ini secara khusus saya berkesempatan untuk berbincang santai dengan Azahran Yodika Akbar santri PPS Wushto-Banin Pondok Pesantren Al-Bahjah asal Banyuasin, Sumatra Selatan. Zahran, demikian ia kerap dipanggil oleh teman-temannya, merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Kini ia telah menghafal 2 juz al-Quran. "Cita-cita saya jadi ulama", demikian jawabnya di saat saya bertanya sembari santai dengannya.  Baginya suasana di al-Bahjah adalah suasana yang sangat ia nantikan. Persaudaraan dan persahabatan dengan teman-temannya menambah rasa nyaman pertemuan dan aktivitas di al-Bahjah. "Pokoknya saya ingin terus belajar di sini sampai ber

MENGENAL MUHAMMAD ACHYAR

Gambar
NAMA Muhammad Achyar belakangan ini menjadi terkenal. Terutama dalam konteks dinamika politik atau Pilkada Manggarai Barat atau Mabar akhir-akhir ini, namanya semakin dikenal dan diperbincangkan banyak orang. Bukan saja di Labuan Bajo tapi juga di Desa atau Kampung-kampung di Mabar. Bahkan di tanah rantauan pun nama ini menjadi objek perbincangan.   Suami dari Agustine Davinta Rotua Sibrani (Vienta) dan Ayah dari Achta Shaquille Rahman (Acta) ini sendiri adalah tokoh muda asli Manggarai yang lahir di Ruteng pada 01 November 1981 dan kini berkarir sebagai pengacara dengan kantor pusat di ibukota Jakarta, di samping membangun unit usaha sebagai wujud ril bahwa dirinya adalah entrepreneur muda.   Masa kecilnya ia habiskan di Reo dan Ruteng bersama Bapak, Mama dan keluarganya. Sementara masa remaja hingga dewasanya ia bergulat di ibukota Jakarta dan sekitarnya. Walau begitu, ia termasuk yang tetap bahkan sering pulang kampung halaman. Baik di Reo dan Ruteng, maupun di Labuan Baj

MEMBANGUN KELUARGA PEMBACA BUKU

Gambar
HIRUK pikuk di luar rumah sejatinya hanyalah selingan kecil bagi kehidupan kita. Sementara di dalam rumah adalah aspek pertama dan utama dalam kehidupan kita. Sebab tanggungjawab besar kita dalam berbagai aspeknya sangat ditentukan oleh kualitas kita di lingkungan keluarga atau rumah.  Sebagai orangtua, kita perlu memastikan diri kita sebagai orangtua pembelajar. Orangtua yang terus menerus belajar meningkatkan kualitas diri agar mampu dan sukses menjalankan peran secara maksimal dalam berbagai aspeknya, terutama dalam melakoni kehidupan rumah tangga. Baik dalam menggapai hak maupun dalam menunaikan kewajiban kita.  Dengan demikian, anak-anak kita juga punya pemahaman yang sama bahwa mereka mesti menjadi anak-anak pembelajar. Yaitu anak-anak yang terus menerus belajar tentang banyak hal, termasuk untuk membaca berbagai judul buku. Sekadar memantik, Fauzil Adzim dalam bukunya "Saat Berharga Untuk Anak Kita" (2009) mengutip sebuah pepatah populer. "Histori

SPERMA JUARA

Gambar
BUKU ini, Merawat Mimpi Meraih Sukses, telah menyadarkan saya, ternyata dulunya saya ini sang juara. Saya menjadi pemenang sejak masih berbentuk sperma. Saya telah berhasil menjadi juara satu dari kompetisi dahsyat, bertarung bersama triliyunan sperma lainnya. Luar biasa.  Selama ini, saat saya melihat sperma, respon saya biasa-biasa saja, kadang jijik. Ternyata oh ternyata, saya bersyukur, saya ini sperma juara, sperma pemenang dan sperma sukses. Alhamdulillah. Mantap!  Sahabat pembaca, itulah kenapa saya selalu optimis menang saat ini dan masa depan, sebab saya sudah pernah mengalahkan triliyunan kompetitor. Artinya, usaha atau bisnis apapun yang saya kerjakan hari ini, saya yakin bisa menang karena pesaing saya yang hidup di dunia hanya berjumlah miliaran, apalagi di Indonesia hanya ratusan juta. Keren.  Dalam buku ini dijelaskan, "Betapa tidak, sesuatu yang selama ini sering di-spele-kan ternyata merupakan sesuatu yang luar biasa dan sangat penting dalam kehid

POLITIK TAHU DIRI

Gambar
SALAH satu modal penting dalam berpolitik adalah tahu diri. Tahu diri bukan sekadar soal siapa nama diri, tapi soal kemampuan dan kesungguhan diri untuk menebar manfaat bagi kehidupan banyak orang.  Dan faktanya, ranah politik punya dampak yang cukup besar bagi kehidupan banyak orang. Ia adalah salah satu bidang yang berkaitan dengan kebijakan publik. Terkait langsung dengan hajat hidup banyak orang.  Saya belajar dan berupaya untuk melebarkan sayap manfaat, makanya saya terjun ke ranah politik bahkan mau ikut dalam kontestasi politik. Harapannya, di ranah ini saya bisa melebarkan sayap manfaat bagi banyak orang.  Bukan saja pada aspek penegakan dan advokasi hukum sebagaimana yang saya geluti selama ini, tapi juga pada aspek lain. Seperti ekonomi, usaha kreatif, sosial, budaya, kesehatan, pendidikan, politik, lingkungan hidup, pemberdayaan Desa dan sebagainya.  Makanya, beberapa waktu terakhir, berdasarkan dorongan atau dukungan banyak kalangan, serta pilihan pribadi

ENERGI BERPIKIR POSITIF

Gambar
DALAM kehidupan ini kita kerap berhadapan dengan realitas yang tak selalu sama dengan idealisme atau keinginan kita yang begitu ideal. Pada kondisi demikian, kita kadang terdorong untuk berburuk sangka atau berpikir negatif. Di samping sesekali berbaik sangka atau berpikir positif.  Berpikir positif dan berpikir negatif memang dua dimensi yang sangat potensial dalam diri setiap kita. Di saat menyaksikan sesuatu, respon kita tak selalu sama. Kadang kita merespon dengan baik dan kadang kita merespon dengan buruk. Keduanya kerap bergiliran.  Penyebabnya adalah berpikir positif dan berpikir negatif itu sendiri. Bila berpikir positif menyebabkan respon kita baik, maka berpikir negatif menyebabkan respon buruk. Tindak rilnya adalah tindakan baik, atau tindakan buruk.  Nah, kondisi semacam itu mesti kita kelola dengan baik. Kita tak boleh membiarkan potensi negatif mendominasi bahkan menguasai potensi baik pada diri kita. Kita mesti berupaya secara serius dan sungguh-sungguh, a

PENAGIH JANJI POLITIK BERAKAL DANGKAL

Gambar
KALAU kita telah memilih pemimpin, baik di eksekutif (Bupati/Wakil Bupati) maupun di legislatif (DPRD) lalu mereka dilantik atau sekarang sedang menjabat, maka kerja kita yang memilih adalah menagih janji politik mereka. Tagih sepuas-puasnya. Kita marah juga boleh. Itu hak kita.  Kepada mereka yang tidak pernah kita pilih dan tidak pernah dilantik sebagai pemimpin kita, kita tidak punya hak menagih. Sebab mereka sama dengan kita. Posisi mereka saat ini sama dengan posisi kita. Mereka pemilih, bukan terpilih. Atau minimal mereka bakal calon pemilih, bukan calon terpilih. Sebagaimana juga kita. Kalau kita menagih janji kepada mereka, sama saja dengan mereka manakala menagih janji kepada kita. Memangnya kita pernah berjanji, dipilih dan dilantik jadi pemimpin? Kalau kita tidak dipilih atau tidak menjabat, kit tentu tidak mau ditagih, bukan? Mereka juga begitu. Mereka baru bakal calon. Calon aja belum, apalagi dilantik. Sama sekali belum.   Suatu kedangkalan akal manakala ki

KREATIF ITU HEBAT

Gambar
SALAH satu kosa kata yang melekat pada berbagai perbincangan dan obrolan banyak kalangan akhir-akhir ini adalah milenial. Milenial akrab dinisbatkan kepada anak-anak muda, bahkan anak-anak usia Taman Kanak-kanak (TK) dan Sekolah Dasar (SD).  Salah satu ciri sekaligus keunggulan anak milenial termasuk anak usia SD yang juga milenial itu adalah kreatifitas. Karena kreatifitas mereka membuat kita atau penikmat karya mereka merasa terhibur. Mereka memang unggul pada daya imajinasi untuk menghasilkan karya. Kadang, saking unggulnya, karya mereka melampaui karya orang dewasa.  Foto berikut adalah dokumentasi karya kreasi plastisin anak saya yang pertama Azka Syakira dan teman-temannya di SDIT Ibnu Abbas, Talun, Cirebon-Jawa Barat, hari ini Sabtu 15 Februari 2020. Ini merupakan salah satu kreatifitas pada mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya (SBP) pada kelas 2B sekolah ini.  Dengan bimbingan seorang Wali atau Guru Kelas bernama Ibu Zerlina Yusi Aulinisa (Bu Yusi) yang juga

INSPIRASI DARI ORASI KANG YUDI LATIF

Gambar
Acara MALAM LITERASI SANTRI yang diselenggarakan oleh Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor pada Jumat 1 Februari 2019 silam menghadirkan alumni Gontor yang juga lulusan Universitas Padjadjaran (Unpad) dan Australian National University (ANU) di Australia, Dr. Yudi Latif.  Kang Yudi Latif, demikian saya menyapanya, merupakan salah satu cendikiawan yang sangat produktif menulis era ini. Begitu banyak karya beliau yang bernas dan tentu saja layak kita baca dan kaji. Baik dalam bentuk buku dan jurnal, maupun dalam bentuk opini dan catatan lepas.  Diantara buku Kang Yudi Latif yang perlu dibaca dan dikaji adalah "NEGARA PARIPURNA; Historitas, Rasionalitas, dan Aktualitas Pancasila", "Genealogi Inteligensia Muslim Indonesia" dan sebagainya.  Alhamdulillah saya sudah memiliki dan membaca kedua buku yang sangat tebal ini; 600-an lebih dan 1.000-an lebih halaman. Saya menemukan banyak informasi dan pengetahuan baru dari kedua buku ini.  Bahkan boleh

AYO KE MANGGARAI BARAT!

Gambar
Manggarai Barat atau Mabar adalah kabupatem baru di propinsi Nusa Tenggara Timur atau NTT. Ia merupakan kabupaten hasil pemekaran Manggarai pada 2003. Mabar merupakan kabupaten ujung paling barat propinsi NTT. Ia termasuk salah satu kabupaten di pulau Flores. Tepatnya di ujung paling barat pulau Flores. Mabar merupakan daerah yang memiliki destinasi wisata yang begitu kaya. Panorama alamnya juga begitu indah. Tradisi dan adat istiadat daerahnya sangat khas dan kaya nilai. Selain itu, daerah di mana binatang langka, Komodo, ini menetap, juga memiliki kekayaan alam yang sangat luar biasa. Selain hutan dan pegunungan yang kaya sumber daya dan burung langka di dunia, di Mabar juga terdapat berbagai gua, pantai, dan sebagainya. Selain itu, di Mabar yang beribukota Labuan Bajo ini terdapat berbagai potensi unggulan dari bidang pertanian dan kehutanan juga kelautan. Dari persawahan dan perkebunan yang begitu luas, hingga laut yang kaya ikan dan serupanya. Danau Sano Nggoang juga t

CINTA atau DUSTA?

Gambar
Putus cinta? Tak usah terluka. Sebab itu pertanda kamu masih punya dia. Ya dia yang bukan dia. Bahkan lebih dari dia. Sebab kamu masih punya Dia. Dia yang menciptakan dia. Jadi, lupakan saja.  Lagian, cinta yang membuatmu luka itu bukan cinta. Tapi itu sejatinya dusta. Maka tak ada yang salah dengan cinta. Yang salah adalah dutsa yang kamu tampung karena sekadar suka. Walau kamu balut dengan kata cinta, itu tetaplah dusta. Sekali lagi, tetaplah dusta.  Cinta itu saling menumbuhkan rasa: mencintai tanpa melukai. Memberinya kesempatan untuk memperbaiki diri tanpa menebar benci yang membuat semua tersakiti. Menyediakan ruang baginya dan bagimu untuk menyadari bahwa setiap jejak pasti tak selalu terang tapi juga ada gelap yang menemani.  Cinta itu menyadar dan memberi asa pada kebaikan. Karena hati nurani dan Tuhan menyertainya. Nurani itu baik. Karena Tuhan menjaganya. Sementara dusta itu terlihat menumbuhkan, tapi sejatinya membuatmu buta. Cinta dan dusta tak bisa bersua.

ENERGI BESAR PERTEMUAN JOGJAKARTA

Gambar
Jogjakarta, itulah tempat kami berkumpul. Semuanya adalah muslim Mabar perantauan. Semuanya berasal dari berbagai kota di seluruh Indonesia, terutama Propinsi di Pulau Jawa. Dari Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Jogjakarta sendiri. Bahkan ada juga yang langsung datang dari Manggarai Barat atau Mabar.  Sabtu dan Ahad, 8-9 Februari 2020 adalah momentum sejarah. Bukan soal politik semata. Tapi soal kebersamaan dan kekeluargaan. Soal kekompakan dan kolektivisme. Bahwa politik itu penting. Tapi politik yang dibangun di atas nyawa yang sama itu jauh lebih penting. Suasana semacam itu bakal membuat semua elemen yang beragam selera bakal berpikir lebih jauh ke depan. Tidak sekadar kursi kekuasaan dan praktik politik sebagai media perebutannya, tapi nilai-nilai agung dalam  berpolitik juga mesti dijaga. Itulah yang membuat politik termasuk Pilkada jauh lebih bernilai. Semua tokoh beragam latar belakang pun hadir. Perbedaan latar politik, sosial, dan