ENERGI BESAR PERTEMUAN JOGJAKARTA

Jogjakarta, itulah tempat kami berkumpul. Semuanya adalah muslim Mabar perantauan. Semuanya berasal dari berbagai kota di seluruh Indonesia, terutama Propinsi di Pulau Jawa. Dari Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Jogjakarta sendiri. Bahkan ada juga yang langsung datang dari Manggarai Barat atau Mabar. 

Sabtu dan Ahad, 8-9 Februari 2020 adalah momentum sejarah. Bukan soal politik semata. Tapi soal kebersamaan dan kekeluargaan. Soal kekompakan dan kolektivisme. Bahwa politik itu penting. Tapi politik yang dibangun di atas nyawa yang sama itu jauh lebih penting.

Suasana semacam itu bakal membuat semua elemen yang beragam selera bakal berpikir lebih jauh ke depan. Tidak sekadar kursi kekuasaan dan praktik politik sebagai media perebutannya, tapi nilai-nilai agung dalam  berpolitik juga mesti dijaga. Itulah yang membuat politik termasuk Pilkada jauh lebih bernilai.

Semua tokoh beragam latar belakang pun hadir. Perbedaan latar politik, sosial, dan selera tak membuat suasana kekeluargaan lenyap. Sebab perbedaan adalah keniscayaan. Itu sudah menjadi energi kehidupan. Perbedaan indah karena dirayakan dengan kegembiraan. Saling menerima perbedaaan, menghormati dan merawatnya secara tulus.

Walau begitu, di saat perbedaan dipadukan untuk sebuah mimpi bersama yang lebih indah, besar dan berjangka panjang, maka perbedaan pun terlebur. Itu tak berarti hancur, tapi saling menguatkan dalam mimpi indah yang sama dengan bingkai nyawa yang juga sama: cinta.

Pilkada Mabar 2020 aman, nyaman, dan damai adalah mimpi yang terus menerus disuarakan. Karena itu yang membuat sebuah kontestasi semakin indah untuk dilihat dan dirayakan. Untuk bukan sekadar hasil, tapi juga proses. Semua elemen mesti terlibat dan mengambil peran. Agar Pilkada benar-benar menjadi pemersatu. Bukan pemecah belah.

Pilkada sendiri adalah ikhtiar untuk melayani publik secara tulus. Melayani publik bukan kerja satu elemen, tapi mesti menjadi kerja semua elemen. Sukses di Pilkada tak bisa diraih oleh perorangan. Sehebat apapun dia. Sebab bersama pun belum tentu sukses.

Tapi ini benar-benar ikhtiar yang dilakukan secara tulus dan kesungguhan tak berbilang. Poinnya tegas: umat Islam Mabar mesti terlibat dan berperan. Tak boleh berpangku tangan. Karena mesti turun tangan dalam Pilkada. Ini keputusan yang diraih dari berbagai pembicaraan yang cukup alot. Namun semuanya dalam bingkai kekeluargaan. 

Akhirnya, benar-benar menghasilkan keputusan yang sangat luar biasa. Ya, umat Islam mesti terlibat dan berperan aktif dalam Pilkada Mabar 2020. Selama ia dilakukan di atas musyawarah dan rasa cinta, maka insyaa Allah hasilnya lebih maksimal.

Lagi-lagi, ini bukan semata soal politiknya, tapi tujuan keterlibatan dan berperannya. Ini bukan siapa untuk apa, tapi soal kita bisa terlibat dan berperan seperti apa. Karena itu, bekerja sama dan saling menguatkan adalah niscaya dan mesti dijaga.

Perbedaan yang kadang menjadi riak tak adanya titik temu, tak boleh dibiarkan terus terbuka lebar. Karena lagi-lagi, kita masih punya mimpi yang sama. Kita pun masih punya senyawa yang sama. Kalau kita sama dan mampu bekerja sama maka apapun impian kita akan sangat mungkin kita raih.

Saya sangat optimis bahwa hasil musyawarah di Jogjakarta akan menjadi energi pemersatu yang mengokohkan. Bukan saja bagi perantau di tanah rantauan, tapi juga di kampung halaman: Mabar. Bukan saja bagi mereka yang selama ini terlibat di ranah politik, tapi juga bagi siapapun yang terlibat di ranah lain.

Kalau kita sudah bersatu, lalu punya mimpi yang sama, serta konsisten untuk terlibat dan berperan aktif dalam meraihnya, terutama di momentum Pilkada Mabar 2020, maka kita pun akan semakin kokoh dan solid, sehingga kita pun bisa meraih mimpi terbaik. Semoga Allah memperkenankan! (*)


* Judul Asli:
ENERGI BESAR PERTEMUAN JOGJAKARTA
"Sebuah Catatan Kecil"

* Oleh: Syamsudin Kadir
Delegasi Jawa Barat




Komentar

  1. Tulisan yg menyejukan tanpa kehilangan makna. Terutama pentingnya kebersamaan utk mencapai apa yg dicitakan: ikut berpartisipasi di pilkada mabar 2020. Rajut terus persatuan di tengah petarungan yg membutuhkan kohesi tivitas tinggi. Muslim mabar butuh pencerahan ttg pentingnya arti persatuan, terutama dlm konteks pilkada. Tanpa persatuan dan saling mendorong utk tujuan yg baik, tanpa hrs semua tampil, adalah pekerjaan yg ekstra berat buat kita semua. Karena orang tua kita blm terlalu akrab ttg pentingnya kebersamaan dalam menghadapi pilkada. Semua ingin maju. Pertemuan Jogya, seperti ditulis oleh mas Kadir di atas, adalah pencerahan yg utk kita membangun serius ukhwa islamiyah di kampung kita: mabar

    BalasHapus
  2. Tulisan di atas dari tigaraksa tangerang, asal rekad kempo

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

5 Alasan Memilih Muhamad Salahudin Pada Pileg 2024

Mengenang Mama Tua, Ine Jebia

Jadilah Relawan Politik Tanpa Mahar!