Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2020

PILKADA SERENTAK 2020 DAN ASA KEPEMIMPINAN TRANSFORMATIF 

Gambar
BENCANA Non Alam: Covid-19 telah berdampak pada berbagai aspek kehidupan kita, tak terkecuali dalam aspek politik. Pilkada Serentak 2020, misalnya, yang semula mesti diselenggarakan pada 23 September 2020, akhirnya diundur pada 9 Desember 2020 nanti. Ada 270 daerah (propinsi, kota dan kabupaten) di seluruh Indonesia yang turut melaksanakan Pilkada Serentak tahun ini.  Secara umum, pemilihan umum adalah momentum bagi para pemilih untuk memilih atau menentukan siapa yang akan memimpinnya kelak. Dalam konteks Pilkada Serentak, secara khusus akan dijadikan oleh para pemilih untuk memilih atau menentukan siapa yang akan memimpin daerahnya kelak. Dipahami bahwa leader is a dealer in hope. Seorang pemimpin adalah penjual sekaligus pembeli harapan, demikian petuah Napoleon Bonaparte.  Pemimpin ideal pastilah seseorang yang memiliki karakter yang kuat, punya visi yang mengakar pada kehendak publik, menjadi inspirator dalam setiap situasi, dan mesti mampu memberi harapan meyakinkan di

DEMOKRASI TAHI AYAM! 

Gambar
DALAM berbagai literatur kita bisa memahami bahwa demokrasi adalah medan terbuka bagi setiap elemen untuk menentukan kepemimpinan dan tujuan bersama. Oleh, dari dan untuk rakyat kerap menjadi ungkapan yang mewakili penyederhanaan atas makna dan substansi demokrasi.  Dalam skala praktis, demokrasi mewujud dalam bentuk partai politik, proses kandidasi, pesta politik, dan merawat sekaligus memenuhi janji-janji politik dalam bentuk kebijakan atau program kerja yang sesuai dengan kebutuhan publik. Tersedia ruang kritik dari elemen publik pun merupakan bagian dari praktik demokrasi itu sendiri.  Bila praktiknya menepikan hal semacam itu terutama mengingkari janji-janji politik, maka kredo demokrasi oleh, dari dan untuk rakyat justru tidak menemukan konteksnya. Apalah lagi bila dampak kepemimpinan menyebabkan kegaduhan yang tak produktif dan menghadirkan instabilitas, di sini demokrasi menjadi ilutif.  Pertanyaan mendasarnya adalah, demokrasi apa yang Anda bela dan agungkan, se

TEMUKAN IDE TULISAN DALAM SARANG LABA-LABA! 

Gambar
TAK disangka akhirnya saya bertemu juga dengan sosok yang menjadi mentor saya dalam dunia jurnalistik, tepatnya dunia kepenulisan. Sebetulnya saya sudah mengenal dunia kepenulisan ini sejak SMP atau MTs pada 1996-1999 di Pondok Pesantren Nurul Hakim, Kediri, Lombok Barat-NTB.  Tapi mulai mengenal lebih mendalam di saat saya kuliah di Bandung. Maka di awal tulisan ini saya perlu menyampaikan terima kasih banyak kepada salah satu senior saya Kang Kelik Nursetiyo Widiyanto (Kang Kelik) yang telah mengenalkan kepada saya sebuah dunia yang tergolong baru bagi saya yaitu dunia jurnalistik, pada 2004 silam.  Ketika itu saya menghadiri acara Pelatihan Jurnalistik yang diadakan oleh sebuah organisasi mahasiswa yang bertempat di halaman atau taman kampus UIN Sunan Gunung Djati Bandung yang saat itu masih berstatus Institut atau IAIN.  Salah satu rumusan ide menulis yang saya selalu saya ingat hingga kini dari pelatihan tersebut adalah menggali ide melalui rumusan sarang laba-laba.

BUKU TERBARU; MELAHIRKAN GENERASI UNGGUL

Gambar
Alhamdulillah akhirnya buku saya dan istri setebal 200 halaman terbit juga. Buku ini merupakan antologi atau kumpulan tulisan atau artikel saya dan istri yang pernah dimuat di berbagai surat kabar dan media online, terutama yang dipublikasi pada Januari hingga Juni 2020 lalu. Terima kasih banyak kepada para tokoh dan sahabat yang turut memberi koreksi dan bimbingan sehingga buku ini semakin bergizi dan gurih untuk dinikmati. Sungguh, koreksi dan bimbingan semacam itu benar-benar saya butuhkan. Terima kasih banyak pula kepada para pembaca yang berkenan membaca seluruh tulisan atau artikel yang saya dan istri yang bertema seputar pendidikan dari berbagai aspeknya, yang belakangan memang menjadi fokus penulisan. Kiritik, saran dan masukannya sangat bermanfaat. Koreksi, bimbingan, kritik, saran dan masukannya adalah energi sekaligus modal penting dalam menghasilkan karya tulis. Terutama karya tulis dalam bentuk artikel yang kelak menjadi buku. Karena itu pula saya dan istri

MARI BANGUN TRADISI BACA DI LINGKUNGAN KELUARGA KITA! 

Gambar
PENDIDIKAN keluarga adalah salah satu institusi atau lembaga pendidikan tertua dalam sejarah umat manusia. Ia adalah aspek penting dalam membangunan sebuah bangsa dan negara yang berkemajuan. Bila hendak memajukan Indonesia maka majukan pendidikan keluarganya.  Tradisi membaca adalah salah satu tradisi yang perlu dibangun dalam keluarga. Karena dengan membaca ada begitu banyak hal dan manfaat yang diperoleh. Bukan saja menambah ilmu pengetahuan tapi juga mencerahkan diri agar semakin berkualitas.  Dengan membaca, seseorang semakin memahami sesuatu yang dibahas dalam sumber bacaan tertentu. Ia pun terdorong untuk mendalami sebuah tema tertentu karena distimulus oleh tradisi membaca itu sendiri. Dengannya, pembaca punya pemahaman yang jauh lebih berkualitas daripada yang malas atau enggan membaca.   Membaca juga dapat mendorong seseorang untuk mengenal dirinya sendiri. Dengan begitu ia bakal terdorong untuk membenahi apa yang harus dibenahi dan apa saja yang mesti diperbai

SEMOGA ABADI DALAM CINTA!  

Gambar
AKHIRNYA menikah juga. Suatu kabar gembira yang menambah kebahagiaan keluarga besar juga para sahabatnya. Bagaimana pun menikah adalah ibadah suci yang menghalalkan hubungan seorang pria dan wanita atau antar suami-istri dalam bingkai rumah tangga. Ya barakallahu laka wa barakallahu 'alaika wa jama'a bainakuma fil khior tuk adik sepupu saya Muhamad Suman, S.Pd (Suman) asal Manggarai Barat- NTT dan istrinya Olyvia Anandita Pasaribu, S.Pd (Olyvia) yang melangsungkan Akad Nikah hari ini Sabtu 11 Juli 2020 di Padang-Sumatra Barat. Atas nama keluarga besar Cereng, Manggarai Barat-NTT dan Cirebon-Jawa Barat saya mendoakan semoga Allah memberkahi pernikahanya, membimbing pada jalan yang benar dan kelak menjadi keluarga yang sakinah, mawadah wa rahmah. Allahumma aamiin! Sekadar bercerita, saya bertemu terakhir kali dengan adik ini pada tahun 1996, ketika menjelang saya masuk SMP. Tepatnya MTs di Pondok Pesantren Nurul Hakim, Kediri, Lombok Barat-NTB. Ketika itu dia hadir

KEDAULATAN PRIBADI PENULIS 

Gambar
SAYA mendalami Pemilu, baik Pilpres dan Pileg maupun Pilkada sejak 2008 hingga saat ini. Bukan sebagai politisi dan konsultan politik. Tapi sebagai warga biasa. Sebab saya bukan politisi dan bukan konsultan politik.  Bila pun tulisan saya masih terkait dengan isu-isu politik, itu karena momentum saja. Di samping memang karena saya langganan membaca berbagai media online. Bahkan berlangganan koran. Sesederhana itu. Selain tema politik, saya juga menulis tentang tema lain. Isu-isu terkini seputar pendidikan, penegakan hukum, korupsi, kebijakan publik, otonomi daerah, fenomena sosial dan berbagai hal yang saya telisik. Termasuk isu sosial dan praktik keagamaan.  Selebihnya catatan atau coretan harian yang semuanya bisa dibaca oleh siapa saja di facebook dan blog saya. Setiap hari insyaa Allah ada. Walau untuk beberapa hari tertentu kadang terlewat. Tulisan saya bukan saja boleh dibaca, dicopy paste juga boleh. Harapannya, semoga bermanfaat! Saya menulis bebas tanpa inte

JEBAKAN PENDUKUNG DAN KENAIFAN BAKAL CALON PILKADA SERENTAK 

Gambar
SEPERTI biasa, saya tak hadir dengan setumpuk teori. Bukan karena malas menghadirkan teori, tapi kadang berteori panjang membuat pembaca jadi malas baca. Makanya saya langsung to the point saja. Itu lebih mantap dan menarik bagi pembaca.  Semua paham dan maklum bahwa karena dampak bencana non alam: Covid 19, Pilkada Serentak yang rencananya diselenggarakan pada 9 September 2020 diundur menjadi 9 Desember 2020. Pemerintah dan penyelenggara Pemilu sudah menetapkan demikian.   Seingat saya, yang mengikuti Pilkada Serentak pada 9 Desember 2020 nanti ada 270 daereh yang terdiri dari propinsi, kabupaten dan kota di seluruh Indonesia yang memang mengikuti Pilkada Serentak tahun ini.  Sebagai sebuah pesta, Pilkada Serentak pun meniscayakan begitu banyak kalangan mau terlibat bahkan ikut maju. Berbagai cara dan langkah pun sudah mulai diaksikan selama hampir setahun terakhir.  Termasuk melakukan komunikasi politik lintas jejaring, demi terkabulkannya hasrat maju di pesta poli

BIARKAN MEREKA JIJIK! 

Gambar
HIDUP di dunia memang penuh cerita. Ada suka juga duka. Kadang menangis, juga tersenyum. Ada yang senang diceritakan, ada pula yang tak nyaman dibagi. Semuanya datang silih berganti. Bahkan mungkin bertubi-tubi.  Pada saat kita berproses menuju kesuksesan, begitu banyak yang jijik dan tidak mengaku sebagai keluarga dan teman dekat kita. Bahkan mereka turut bertepuk tangan di saat kita menderita dan tertatih-tatih untuk menjemput kesuksesan.  Kita pun seperti sosok yang tak dirindukan. Mungkin bagi mereka, kita adalah beban hidup dan sosok yang tak pantas dilihat. Atau bahkan nama kita tak pernah mereka sebut. Atau mungkin mereka enggan mendoakan kita agar selalu terbimbing pada jalan yang benar dan sukses dalam menjalani kehidupan.  Tapi di saat kita meraih berbagai kesuksesan, mereka yang dulunya jijik dan tidak mengaku sebagai keluarga dan sahabat dekat kita itu, tiba-tiba menjadi baik dan begitu percaya diri menempatkan kita sebagai keluarga dan teman dekat mereka. Ki

BIARKAN SURAT KABAR JADI SAKSI! 

Gambar
KADANG ada yang bertanya, "Bung, tulisannya banyak tapi kalau ke mana-mana masih jalan kaki dan tidak pakai mobil mewah?". Ada juga yang bilang, "Banyak menulis tapi rumah begitu-begitu saja." Dan masih banyak lagi yang bertanya dan mengungkapkan berbagai macam pernyataan.  Ada lagi yang seru. Tak sedikit yang mengira saya berbadan besar dan tinggi lalu berwajah tampan. Ada juga yang mengira saya punya rumah berlantai sekian, punya mobil beragam jenis dan merek. Bahkan ada juga yang mengira saya punya fasilitas untuk menulis sangat lengkap dan serba mewah.  Padahal saya tidak seperti yang mereka kira. Jauh banget malah. Cuma memang kelihatannya begitu. Padahal ke mana-mana saya sering jalan kaki. Karena memang saya sudah biasa begitu. Apalagi saya terbiasa main futsal, jalan kaki pun jadi terbiasa dan nyaman saja.  Laptop dan Handphon atau HP saya yang biasa dipakai untuk menulis, termasuk untuk menulis tulisan ini pun tergolong jadul alias sudah tida