KEDAULATAN PRIBADI PENULIS 

SAYA mendalami Pemilu, baik Pilpres dan Pileg maupun Pilkada sejak 2008 hingga saat ini. Bukan sebagai politisi dan konsultan politik. Tapi sebagai warga biasa. Sebab saya bukan politisi dan bukan konsultan politik. 

Bila pun tulisan saya masih terkait dengan isu-isu politik, itu karena momentum saja. Di samping memang karena saya langganan membaca berbagai media online. Bahkan berlangganan koran. Sesederhana itu.

Selain tema politik, saya juga menulis tentang tema lain. Isu-isu terkini seputar pendidikan, penegakan hukum, korupsi, kebijakan publik, otonomi daerah, fenomena sosial dan berbagai hal yang saya telisik. Termasuk isu sosial dan praktik keagamaan. 

Selebihnya catatan atau coretan harian yang semuanya bisa dibaca oleh siapa saja di facebook dan blog saya. Setiap hari insyaa Allah ada. Walau untuk beberapa hari tertentu kadang terlewat. Tulisan saya bukan saja boleh dibaca, dicopy paste juga boleh. Harapannya, semoga bermanfaat!

Saya menulis bebas tanpa intervensi siapapun. Saya juga tak takut dan khawatir tulisan saya tidak dibaca pembaca. Sebab saya sangat percaya bahwa dari ratusan juta calon pembaca pasti ada yang membaca tulisan saya. Bagi saya itu sudah cukup. 

Saya juga menulis bukan untuk membuat orang jadi senang pada saya. Atau biar orang perhatian. Itu bukan tipe saya. Saya tak tergoda sama pujian dan tak terjebak pada gunjingan atas tulisan saya. Menulis ya lempeng saja. Saya berdiri tegak di atas kedaulatan pribadi saya. Dan bagi saya ini mahal, tak bisa dibandingkan dengan uang.

Makanya pada hampir semua tulisan saya jarang ada teori ini itu. Saya menulis sesuatu yang sederhana saja. Menggunakan bahasa yang ringan dan mudah dipahami oleh siapa saja. Bahkan menurut beberapa teman saya, saya menulis sesuka hati dan seseleranya saja serta tak mau diatur. 

Kadang tanda baca dan penempatan kata tak selalu sama dengan cara dan pola banyak orang. Saya termasuk yang tak mau terhambat dalam menulis karena banyak aturan ini itu. Saya paham betul bahwa penghambat paling nyata yang membuat seseorang tidak bisa menulis atau menghasilkan sebuah karya tulis adalah karena dibatasi oleh aturan ini itu. 

Saya tergolong orang yang belajar menulis dengan tanpa terjebak cara dan penulisan yang benar. Apalah lagi saya adalah orang kampung dan tidak berprofesi sebagai penulis, lengkap sudah alasan saya untuk menulis bebas dan merdeka tanpa takut salah dan khawatir. (*)


* Judul tulisan 
KEDAULATAN PRIBADI PENULIS 

Oleh: Syamsudin Kadir 
Penulis buku "Melahirkan Generasi Unggul" 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

5 Alasan Memilih Muhamad Salahudin Pada Pileg 2024

Mengenang Mama Tua, Ine Jebia

Jadilah Relawan Politik Tanpa Mahar!