Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2020

MANGGARAI BARAT BUTUH ENTREPRENEUR

Gambar
SALAH satu yang dibutuhkan oleh warga Manggarai Barat atau Mabar saat ini dan ke depan adalah penguatan pada aspek entrepreneurship warga Mabar. Hal ini menjadi penting, terutama bagi kalangan muda Mabar yang kini jumlahnya makin banyak. Bukan saja di pusat kota tapi juga di Desa-desa atau kampung. Pemerintah, baik di level Daerah maupun Desa, sepertinya perlu memperhatikan aspek ini. Selain menata secara produktif potensi sumber daya manusia, hal ini juga dapat memicu mental maju warga. Dengan adanya pelatihan perihal materi dan keterampilan yang menunjang yang dilaksanakan oleh pemerintah, misalnya, maka akan lahir banyak entrepreneur baru di Mabar. Terutama di Desa dan kampung. Semoga ada di antara bakal calon Bupati dan Wakil Bupati Mabar yang ikut Pilkada Serentak 23 September 2020 mendatang yang fokus pada program ini. (*) * Oleh: Syamsudin Kadir Penulis buku "Merawat Mimpi, Meraih Sukses" dan warga Cereng, Desa Golo Sengang, Sano Nggoang-Maba

MUHAMMAD ACHYAR MEMBANGUN MABAR DENGAN PROGRAM NYATA

Gambar
Dari semua bakal calon Bupati dan Wakil Bupati Manggarai Barat atau Mabar yang semakin menggeliat dan memiliki rencana program yang aplikatif bagi kemajuan Mabar adalah Bung Muhammad Achyar. Selain cerdas, muda, dan tentu paham Mabar, ia juga sosok pengusaha yang cukup sukses. Ia membangun karir dari nol. Profesinya bukan warisan orangtuanya. Ia menjadi pengacara di Jakarta dan Manggarai Raya termasuk Mabar, di samping membangun usaha. Bagi yang tak mengenalnya semakin penasaran dengan sosok 38 tahun ini. Bagaimana tidak, baru kali ini ada generasi muda di Mabar yang berani tampil dalam panggung Pilkada. Tampil bukan sekadar tampil. Tapi membawa ide cerdas dan semangat membangun. Berbagai kalangan mengenalnya sebagai sosok yang peduli dan empati kepada sesama. Ia juga tergolong tokoh muda yang toleran dengan keragaman. Baginya, perbedaan adalah kekayaan, dan menjadi ciri khas Mabar.. Apakah sosok ini kelak menang Pilkada Mabar? Kita tunggu saja, apa dan seperti apa debut su

MUHAMMAD ACHYAR MEMBELA MANGGARAI BARAT DAN WARGANYA

Gambar
Muhammad Achyar adalah anak dari seorang tokoh terkenal Manggarai Raya yang ketika itu masih Manggarai. Bapaknya dulu adalah pejabat di Departemen Agama Kabupaten Manggarai. Namanya H. Abdurrahman Daeng Mantamu. Siapa yang tak mengenal sosok H. Abdurrahman? Semua pejabat dan tokoh Manggarai Raya pasti kenal nama ini. Para tokoh agama pun mengenal beliau. Bukan saja para Haji tapi juga Pastor, Pendeta dan sebagainya. Beliau salah satu tokoh yang membesarkan Departemen Agama Manggarai. Beliau yang turut serta membesarkan KUA se-Manggarai Raya dan menginisiasi berbagai program untuk menjaga kerukunan dan toleransi antar umat beragama. Kini Muhammad Achyar hendak mewujudkan lanjutan dari mimpi dan peran sang Bapak. Tentu disesuaikan dengan konteks dan situasi kekiniannya. Terutama dalam konteks Mabar yang kini menjadi kabupaten baru sejak 2003 silam. Lanjutkan peran terbaikmu Kesa Achyar. Siapapun yang menganggapmu bukan siapa-siapa, biarkan saja. Mungkin mereka belum tahu dan at

ICI NAI DISE PUA AGU INE

Gambar
"Nana, co'ona diun lako, neka hemong beo." Itu ca nasehat dise Pua agu Ine gaku danong laing mo antar sekolah Tsanawiyah agu Aliyah gaku lau Lombok Barat, tahun 1996. Kebetulan aku lulus SD tahun 1990. Sambil retang, Pua agu Ine sao mole one tilu gaku jaong hitu. Wokok ge na jaong hitu, tapi mese agu lewen maksud agu maknana. Pokona ome ala jaong data zaman ho'o ga, nasehat pamungkas ngasangna.  Te bae laku maksud aslina nasehat zaman hitu.  Sangge tau ho'o toe bae maksud aslina. Ata lise Pua agu Ine get ge ata bae tu'u agu maksud aslira nasehat hitu. Ae toe ngance deko agu ikut taung nasehat dise ata tu'a situ laku. Tamba kole holes weki ca te manga hanu agu losa jaong ca te manga isi.  Tapi ome pande kelakar le ru gaku lorong tu kelakar ca toe manga icin, intina, co'ona diun lako, te pehe hemong beo. Beo cikot Cereng. Ca beo paling cikotna sale Manggarai Barat. Tana dading dise Empo-Tae agu dise Pua agu Ine. Beo maksudna toe hanang ngasang

BUKU BARU TENTANG KEINDAHAN MANGGARAI BARAT

Gambar
Siapa yang tak kenal Taman Nasional Komodo alias TNK. Ia merupakan salah satu objek wisata Indonesia yang berkelas dunia. Ia berada di Manggarai Barat atau Mabar, ujung paling barat propinsi NTT. Selain binatang komodonya yang khas dan langka, tempat ini juga punya daya tarik lautan dan pantai yang indah. Bahkan di sekitaran Labuan Bajo ibukota Mabar terdapat beberapa pantai yang oke punya. Misalnya Pantai Pede, Pantai Pink dan sebagainya. Selain itu, di kabupaten baru hasil pemekaran Kabupaten Manggarai pada 2003 silam ini, juga terdapat Gua Batu Cermin, Gua Liang Ndara, Gua Rangko Boleng, Air Terjun Cunca Wulang, Cunca Rami, Pulau Kanawa, Pulau Padar, dan masih banyak destinasi wisata yang oke punya. Bukan itu saja. Di Mabar juga terdapat Hutan Mbeliling, Hutan Manting dan Hutan Sengang yang kaya berbagai jenis burung langka di dunia. Lalu, di Mabar juga ada Danau Sano Nggoang. Danau ini merupakan salah satu danau terbesar di NTT bahkan Indonesia. Berkunjung sekali ke tempat

NANA ACHYAR, PEMIMPIN DAMBAAN WARGA MANGGARAI BARAT

Gambar
Mohammad Achyar atau yang kerap disapa Bung Achyar atau Nana Achyar adalah nama baru yang saya kenal belakangan ini. Walau begitu, kini namanya familiar di gelanggang politik Manggarai Barat atau Mabar. Bahkan namanya sudah mulai akrab di perbincangan warga Mabar. Dari ibukota Labuan Bajo hingga di kampung-kampung di Mabar. Mereka seakan-akan merasa bahwa nama ini benar-benar layak diperbincangkan. Hal itu sangat wajar. Sebab sosok yang Muda, Cerdas, Nasionalis, Moralis dan Romantis ini pernah blusukan alias silaturahim ke berbagai kampung di Mabar. Baik di pelosok Komodo, Boleng, Macang Pacar, Sano Nggoang, Lembor, Lembor Selatan, Kuwus, Welak, Ndoso maupun kecamatan lainnya hingga ke kampung-kampung.  Dalam kontestasi Pilkada Mabar 2020, ia tergolong pendatang baru. Benar-benar baru. Walau begitu, pengacara muda ini punya pengalaman dan punya potensi unggulan. Selain punya jaringan di tingkat Mabar dan propinsi NTT, ia juga punya jaringan nasional. Bukan saja mengenal banya

TERIMA KASIH SDK CERENG

Gambar
Saya mesti mulai dari mana ya? Karena ini bukan tentang teori pendidikan. Atau apalah-apalah di dunia kampus yang butuh banyak buku bacaan yang berisi sejuta teori. Ini soal sederhana tapi punya dampak jangka panjang. Tentang kenangan indah pada sebuah sekolah yang layak saya kenang. Bukan untuk satu episode, tapi lintas juga banyak episode. Langsung saja deh. Begini. SDK Cereng itu berjasa besar bagi kehidupan saya. Dari mengenal abjad, kata dan kalimat. Nilai dan prinsip juga pola hidup. Pokoknya ada banyak hal yang saya dapatkan selama di SDK Cereng. Saya seperti saat ini karena para guru di SDK Cereng dulu. Di saat saya bersekolah SD. Bahkan saya menjadi agak gila membaca dan menulis buku itu karena para guru saya di saat SD. Gila bicara juga gegara para guru itu. Mereka begitu telaten dalam mengajar dan mendidik saya dan teman-teman. Mereka hidup sederhana, tak banyak gaya, tidak berharap uang dan balas jasa dari para orangtua murid. Bagaimana mungkin mereka berharap u

TERIMA KASIH BUYA YAHYA

Gambar
Alhamdulillah hari ini Ahad 26 Januari 2020 ba'da shalat Ashar saya dan 3 orang tim yang merupakan sahabat saya bisa silaturahim ke Buya Yahya di rumah beliau di lingkungan Pondok Pesantren al-Bahjah, Cirebon-Jawa Barat. Buya Yahya merupakan ulama muda Indonesia yang beberapa tahun terakhir ini semakin familiar karena ceramah dakwahnya. Beliau dengan dukungan berbagai kalangan sudah mengembangkan dakwah Islam ke berbagai penjuru, baik dalam maupun luar negeri. Berbagai kalangan pun mengapresiasi dan mendukung dakwah beliau dalam berbagai bentuknya. Kalangan tua dan muda, bahkan kalangan lintas latar belakang pun kerap mengikuti berbagai pengajiannya yang bisa disaksikan melalui berbagai media TV, live stearming media sosial, mendengar di atau melalui radio dan sebagainya. Pesantren tahfiz al-Quran yang menjadi salah satu fokus pendidikan al-Bahjah kini berkembang sangat pesat. Bahkan pesantren tahfiz al-Quran sudah terbangun 30 cabang. Bukan saja di Cirebon, tapi juga di lu

SAATNYA MENJEMPUT JODOH

Gambar
Menanti itu memang melelahkan. Apalagi menanti jodoh datang, benar-benar lelah. Lelah di pikiran juga hati. Dan tentu saja lelah ditunggu. Tambah lelah lagi kalau ada teman yang tiap hari bertanya: kapan nikah? Ini bukan cerita bohong. Ini benar-benar pengalaman banyak orang. Ada yang menunggu jodoh seperti menanti kreta lewat. Ngakunya sudah bayar tiket, tinggal siap naik saja. Lalu duduk sesuai nomor tiket alias gerbong yang dipesan. Berangkat sih berangkat. Tapi kalau pakai pola begitu terus bakal nambah lelah. Lagian jodoh kamu itu bukan kreta yang sudah kamu beli tiketnya,  yang punya kursi empuk yang siap kamu dudukin kapan pun kan? Dia itu anak dari dua pasangan halal yang dulunya juga pernah menikah. Mereka pernah muda seperti kamu. Hanya saja mereka kini sudah punya anak yang bisa jadi menanti kamu datang juga. Mereka juga butuh dihormati oleh calon menantunya. Calon pasangan aloas jodoh anaknya. Makanya jodoh engga usah dinanti, mendingan dijemput. Ya datangin tanpa

CATATAN PENDEK: BERSUA OM GORIES MERE DAN OM SURYA

Gambar
Membangun jejaring dan komunikasi yang baik dengan siapapun adalah salah satu kunci kesuksesan. Mendengar cerita dan pengalaman orang yang berbeda selera sekalipun dapat menjadi pemantik untuk terus meningkatkan kualitas diri. Selain itu, dengan memperbanyak silaturahim kita bisa mengambil hikmah dan pelajaran dari orang lain. Mungkin latar kisah dan pengalamannya berbeda, namun nilai dan pesannya sama. Semuanya bisa kita kelola secara disiplin untuk menggapai berbagai impian.  Komitmen waktu, disiplin, kerja keras, jujur, kokoh, semangat, telaten dan bertanggungjawab, termasuk rajin membaca teks sekaligus konteks adalah modal diri dalam membangun dan memajukan karir dalam bidang apapun.  Alhamdulillah kali ini saya dan Bung Muhammad Achyar (Bung Achyar) bisa bersua dengan Komjen Pol (Purnawirawan) Drs. Gregorius "Gories" Mere. Om Gories adalah ahli dalam bidang yang cukup menantang di dunia yaitu Intelijen, Terorisme, dan Narkotika. Om Gories merupakan purnawiraw

MENGENANG MEREKA YANG BERJASA

Gambar
Kalau ditelisik, ada begitu banyak yang berjasa dalam kehidupanku dari dulu hingga kini.  Terutama dalam aktivitasku di dunia literasi khususnya kepenulisan. Diantara yang bisa aku sebutkan dalam tulisan sederhana ini adalah sebagai berikut: PERTAMA, Kedua orangtuaku. Ayah dan Bundaku. Merekalah yang mengasuh, mendidik, membimbing dan mengarahkanku untuk menjadi pembelajar. Mereka jugalah yang membuatku termotivasi untuk rajin membaca dan menulis. Walau dihadapkan dengan berbagai keterbatasan dalam banyak aspeknya, keduanya selalu memotivasiku untuk rajin membaca buku. Bukan saja di saat masuk jam belajar di sekolah, mereka juga kerap menyuruhku agar rajin membaca buku di saat di rumah, utamanya setelah jam 6 sore atau malam. Bahkan Ayahku kerap menemaniku belajar. Beliau begitu telaten mendampingku di saat membaca beberapa buku. Bukan saja buku yang memang dipelajari di sekolah tapi juga buku-buku bacaan yang dimiliki oleh Ayahku yang memang di lemarinya terdapat beberapa buku

POLITIK JUGA ADA SENINYA

Gambar
SEBUAH ungkapan bijak selalu terngiang dalam benak kita dan selalu mengingatkan kita, "Majulah tanpa menyingkirkan orang lain. Naiklah tinggi tanpa menjatuhkan orang lain. Berbahagialah tanpa menyakiti orang lain." Ungkapan tersebut sangat relevan kita baca dan renungi berulang-ulang di era ini, era Pilkada Manggarai Barat atau Mabar yang tak lama lagi, 23 September 2020. Terutama lagi, biasanya pada momentum Pilkada, perbedaan pendapat dan selera politik kerap dijadikan biang untuk saling menegasikan bahkan saling menjatuhkan antar sesama warga Mabar. Praktik dan perspektif politik yang sempit memang kerap menjadi penyakit yang mewabah banyak orang. Saling menyingkirkan dan menjatuhkan bagai obat penyakit yang menyembuhkan : diminum berkali-kali, padahal itu adalah racun berbahaya dan mematikan. Saya sendiri memahami dan sangat percaya bahwa politik itu seni sekaligus ada seninya. Ada pola yang mesti dielaborasi secara apik sehingga aksi politik terlihat cantik dan a

NETIZEN DAN MEDIA ARUS UTAMA BARU

Gambar
Wah saya mesti menulis tentang apa yang hari ini? Agak bingung juga. Soalnya di luar sana lagi mendung. Sepertinya mau hujan lagi. Bagus aja sih, tapi semoga aja tak banjir air lagi. Kalau banjir duit ya bolehlah. Tapi tenang, walau mendung, pikiran dan hati saya masih ada untuk kamu. Ya kamu. Kamu yang membaca tulisan ini. Biar berbeda pendapat dan pendapatan, suasana mendung justru menjadi latar untuk berbagi inspirasi. Termasuk untuk kamu. Kamu pasti mau dan tuntas membacanya kan? Langsung aja ya. Begini. Beberapa tahun terakhir publik kerap mengkritik media massa dan awaknya yang dinilai pro kekuasaan. Kekuasaan tak melulu Presiden, Menteri, DPR, DPRD, Gubernur, Bupati atau Walikota dan sebagainya. Tapi juga pengendali ekonomi. Atau bahkan elite media massa itu sendiri. Atau paling tidak media massa hanya sibuk menebar berita dan iklan para politisi yang berhasrat untuk ikut pesta politik semacam Pilkada. Advokasi publiknya pun minim, bahkan terkesan enggan. Tapi membela el

PEMBANGUNAN KITA JANGAN SAMPAI MELUPAKAN PETANI

Gambar
TAHUN 2019 baru saja berlalu. Kita kini sudah menapaki tahun baru. Memasuki tahun 2020 kita tentu berharap agar ada perubahan signifikan dalam sejumlah hal, terutama terkait perbaikan nasib petani, nelayan, dan peternak kita. Bagaimanapun sepertiga penduduk kita masih bekerja dan hidup dari sektor pertanian. Sayangnya, meski jumlah petani kita lebih dari 35 juta, sepanjang 2019 yang dikedepankan pemerintah justru bukanlah isu-isu petani dan pertanian, melainkan malah ekonomi kreatif, "Unicorn", "Decacorn", Industri 4.0, dan sejenisnya. Kelihatan sekali petani dan pertanian masih terpinggirkan, bahkan di level isu sekalipun. Ironisnya, meski di satu sisi pemerintah gemar menggembar-gemborkan isu "ekonomi kreatif", pada 2019 kita membaca dua orang petani di Aceh yang secara kreatif telah mengembangkan benih sendiri bagi komunitasnya, alih-alih mendapatkan perlindungan dan penghargaan, malah telah dikriminalisasi. Keduanya, Tengku Munirwan dan Gumarni

SELAMAT DATANG DI MANGGARAI BARAT

Gambar
Disusun sejak lama, tepatnya sejak 2013, akhirnya (akhir 2019 lalu) buku saya yang ke 22 terbit juga. Selain bangga dan haru, saya merasa sedikit demi sedikit sudah mewujudkan apa yang menjadi impian saya selama ini: menulis buku tentang kampung halaman, Manggarai Barat alias Mabar.  Buku berjudul "Selamat Datang Di Manggarai Barat" dan setebal 200 halaman ini saya tulis secara "keroyokan" dengan sahabat saya Bung Muhammad Achyar. Saya dan Bapak satu anak ini memang sama-sama suka jalan-jalan ke tempat wisata. Sebab inspirasi banyak didapat di tempat semacam ini. Termasuk di Mabar. Buku yang sudah dilaunching dan dibedah pertama kali pada 2 November 2019 lalu di Hotel Pelangi, Labuan Bajo, Manggarai Barat-NTT, yang juga dihadiri berbagai kalangan di Mabar ini berisi tentang Destinasi Wisata, Panorama Alam dan Adat Istiadat serta segala macam seputar Manggarai Barat atau Mabar. Ya di buku ini dibahas secara singkat mengenai sejarah awal Mabar dan potret terki

MENELISIK DANA DESA DI MANGGARAI BARAT

Gambar
Bagaimana kabar Dana Desa di berbagai Desa di Kabupaten Manggarai Barat alias Mabar? Mari cek Desa kita masing-masing. Berapa nominal Dana Desa-nya, peruntukkannya apa saja dan siapa saja yang terlibat dalam pengelolaannya? Lalu, apakah informasi soal Dana Desa dan peruntukkannya tertutup atau terbuka bagi siapapun? Mengapa kita atau warga Desa mesti melakukan ini? Ini merupakan hak sekaligus kewajiban warga Desa. Dalam konteks pemerintahan Desa, ini adalah wujud ril partisipasi publik, dalam hal ini warga Desa. Selebihnya, hal ini dilakukan agar jangan sampai pembangunan Desa terbengkalai karena Dana Desa salah urus alias dikorupsi. Atau jangan sampai Desa-nya begitu-begitu saja, padahal Dana Desa yang diperoleh begitu besar. Sekadar sebagai pemantik diskusi, di beberapa daerah atau Kabupaten di Pulau Jawa sudah begitu banyak Kepala Desa yang terjerat hukum alias dipenjara karena korupsi Dana Desa. Kuncinya adalah partisipasi aktif warga Desa dalam mengawal Dana Desa

RAHASIA MENULIS BEBAS

Gambar
DALAM acara GOTRASAWALA yang diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Propinsi Jawa Barat, yang dihadiri oleh berbagai delegasi internasional seperti Belanda, Australia, Spanyol dan beberapa negara lainnya di Cirebon-Jawa Barat 3-6 Desember 2014 silam, saya sempat berbincang dengan Dr. Margaret Bradley, seorang delegasi Australia sekaligus menjadi pembicara dengan materi Contemporary Music pada acara ini.  Salah satu ungkapan Margaret yang cukup mengundang simpatik saya adalah ketika dia mengatakan, Menulis itu tak ada rahasianya, sebab rahasianya ya menulis itu sendiri. Dia sendiri bukan penulis, tapi pecinta musik. Termasuk musik khas Indonesia. Walau begitu, seperti dalam pengakuannya, ia termasuk yang suka membaca berbagai karya tulis dalam berbagai tema. Bahkan ia mengaku pernah membaca beberapa tulisan saya seputar sosial-politik Indonesia di blog  kesayangan saya : https://akarsejarah.wordpess.com/. Ya, sebenarnya sebagaimana yang disinggung Margaret, rahasia m