NANA ACHYAR, PEMIMPIN DAMBAAN WARGA MANGGARAI BARAT

Mohammad Achyar atau yang kerap disapa Bung Achyar atau Nana Achyar adalah nama baru yang saya kenal belakangan ini. Walau begitu, kini namanya familiar di gelanggang politik Manggarai Barat atau Mabar.

Bahkan namanya sudah mulai akrab di perbincangan warga Mabar. Dari ibukota Labuan Bajo hingga di kampung-kampung di Mabar. Mereka seakan-akan merasa bahwa nama ini benar-benar layak diperbincangkan.

Hal itu sangat wajar. Sebab sosok yang Muda, Cerdas, Nasionalis, Moralis dan Romantis ini pernah blusukan alias silaturahim ke berbagai kampung di Mabar. Baik di pelosok Komodo, Boleng, Macang Pacar, Sano Nggoang, Lembor, Lembor Selatan, Kuwus, Welak, Ndoso maupun kecamatan lainnya hingga ke kampung-kampung. 

Dalam kontestasi Pilkada Mabar 2020, ia tergolong pendatang baru. Benar-benar baru. Walau begitu, pengacara muda ini punya pengalaman dan punya potensi unggulan. Selain punya jaringan di tingkat Mabar dan propinsi NTT, ia juga punya jaringan nasional.

Bukan saja mengenal banyak politisi, ia juga mengenal banyak pengusaha di berbagai level. Bahkan ia juga aktif di berbagai organisasi jaringan pengusaha dan pengacara di Jakarta. Di samping itu ia juga akrab dengan awak media massa atau wartawan alias jurnalis. Bahkan ia kerap hadir di acara ILC TV One. 

Dalam menjalankan profesinya sebagai pengacara, ia pernah mengadvokasi berbagai kasus hukum yang menimpa warga Mabar. Termasuk berbagai kalangan di Jakarta dan beberapa kota yang membutuhkan advokasi hukum. Hal ini bisa ditemukan di berbagai pemberitaan media massa termasuk berita online.

Sosok entrepreneur yang sukses membangun karir ini mendapat dukungan dari berbagai kalangan untuk maju di Pilkada Mabar 2020. Bukan saja dari satu latar politik tapi juga dari beragam warna politik. Termasuk dari komunitas berbasis kaum muda dan kaum wanita. Sehingga, karena restu semacam itu, ia pun menyatakan kesiapannya untuk bertarung secara terbuka dan demokratis di panggung Pilkada yang segera menjelang. 

Dalam konteks politik baik Pileg atau Pilkada, ia bukan orang yang pernah ingkar janji. Karena memang belum pernah ikut sebagai peserta Pilkada dan Pileg. Ia bukan politisi yang pernah berjanji menjadi anggota DPRD Mabar tapi ingkar janji. Ia juga adalah sosok yang benar-benar tak punya kasus hukum alias belum pernah dipenjara. Dan tentu saja ia bukan pemain proyek APBN dan APBD.

Ia datang karena keinginan yang tulus dan kuat untuk membangun dan memajukan tanah tercinta, Mabar. Ia datang membangun kesadaran dan kolektivitas sesama dalam memajukan Mabar dengan prioritas membangun Desa. Tentu tanpa menepikan penataan kota dan sekitarnya secara porposional.

Baginya, Desa adalah ujung tombak pembangunan yang sesungguhnya. Bila Dana Desa dikelola dengan baik, maka Desa benar-benar menjadi modal dan model pembangunan yang sesungguhnya. Tapi bila Dana Desa dikelola dengan cara "ngasal" maka pembangunan Desa bakal berjalan mundur.

Bahkan bila saja berbagai anggaran yang selama ini belum menyentuh Desa dikelola dengan baik, maka Desa pun akan semakin maju. Orang pun bangga menjadi warga Desa. Bukan saja karena Desanya tapi oleh suatu kesadaran penuh bahwa memang Desa adalah kunci kemajuan. 

Indikator majunya Desa bukan saja tersedianya infrastruktur yang layak tapi juga kualitas manusianya. Warganya diberi kesempatan untuk memajukan Desanya dengan berbagai potensi unggulannya. Berbagai hasil Desa dijadikan sebagai projek yang produktif dan diperdayakan secara produktif pula.

Anak-anak muda yang butuh inspirasi dan keterampilan khusus mendapatkan penanganan khusus sehingga mereka benar-benar menjadi elemen potensial Mabar yang terjaga dengan baik. Kalau anak-anak mudanya jadi entrepreneur hebat, misalnya, maka Desanya bahkan Mabar-nya bakal menjadi hebat.

Kaum Ibu atau wanitanya diberi keterampilan yang meneguhkan potensi khasnya dalam berbagai bidang keterampilan. Bukan saja tenun menenun, tapi menjadi sosok wanita entrepreneur. Sebab sosok semacam ini tergolong sangat langka di Mabar. Seingat saya, yang cukup terkenal hanya Ibu Nur Hayati Alwi, Owner Rumah Makan Khas Daerah, namanya Pondok Flores.

Nana Achyar adalah sosok yang sangat pas untuk memimpin Mabar periode 2019-2024. Ia sudah menyatakan kesiapannya untuk itu. Kaum muda dan tua bakal secara totalitas memilih dan memenangkan tokoh ini. Ibu-ibu dan wanita muda Mabar pun sudah mendukungnya. 

Aura kemenangannya sangat terasa. Asal pendampingnya pada Pilkada nanti layak jual. Bukan mendahului takdir, tapi ini perhitunggan politis dari berbagai sisi yang sangat rasional dan bisa dipertanggungjawabkan secara rasional pula.

Warga Mabar sangat sadar bahwa mereka butuh tokoh yang energik, yang sudah selesai dengan urusan dirinya terutama dalam hal ekonomi. Warga Mabar butuh sosok yang tak pernah dipenjara karena tersangkut kasus hukum. Mereka juga tak butuh sosok yang tak pernah menebar janji di Pileg 2019 lalu. Sebab itu pulalah dia semakin terpanggil dan ingin fokus memimpin Mabar secara serius dan profesional. 

Semua itu dia lakukan dan ikhtiarkan sebagai upaya agar Mabar semakin maju. Bukan saja Kotanya tapi juga Desanya. Bukan saja daerahnya tapi juga manusianya. Semua itu dilakukan dalam bingkai cinta. Sebab baginya politik bukan melulu soal kekuasaan, tapi soal pelayanan publik dengan tulus. Kuncinya lagi-lagi adalah cinta. Melakukan semuanya tanpa pamrih. (*)


* Oleh: Syamsudin Kadir
Warga Sano Nggoang, Manggarai Barat dan penulis buku "Selamat Datang Di Manggarai Barat".
Nomor WhatsApp 085797644300. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

5 Alasan Memilih Muhamad Salahudin Pada Pileg 2024

Mengenang Mama Tua, Ine Jebia

Jadilah Relawan Politik Tanpa Mahar!