MENULIS BUKU "POLITIK CINTA" SEBAGAI WUJUD CINTA UNTUK MANGGARAI BARAT
SEJAK Oktober 2019 hingga Oktober 2020 lalu saya secara sengaja menyempatkan diri untuk menelisik dinamika sosial politik di Manggarai Barat secara rutin. Hampir setiap hari saya memaksa diri untuk mengikuti berbagai hal yang bernyawa politik di kabupaten paling barat propinsi NTT yang akrab disebut Mabar ini. Hal ini saya lakukan karena memang saya lahir di Mabar dan sempat hidup di sini selama 13 tahun, sejak 1983 hingga 1996. Dan sejak 1996 hingga kini saya menempuh pendidikan dan masih berkarir di tanah rantauan. Sejak di Lombok Barat dan Surabaya hingga Bandung, Jakarta dan Cirebon. Isu-isu lokal Mabar pun benar-benar saya geluti. Bukan satu tema isu tapi hampir semua tema. Terutama yang berkaitan dengan hajat hidup orang banyak. Misalnya, kebijakan pemerintah daerah atau Bupati, dinamika di DPRD Mabar, pengelolaan pariwisata, pelayanan publik, pembangunan infrastruktur, dinamika menjelang Pilkada Mabar, koalisi partai politik, SK partai politik, kepemimpinan baru, pemilih cerdas