KAPAN MEMENUHI JANJI POLITIK?


VIDEO pada lampiran tulisan ini hanyalah sebagian potret perjuangan para Panitia Pemungut Suara (PPS) di Desa Golo Sengang, Kecamatan Sano Nggoang, Kabupaten Manggarai Barat-NTT dalam menyelenggarakan Pilkada Serentak 9 Desember 2020. Terutama dalam membawa kotak suara dari Desa Golo Sengang ke tingkat kecamatam, tepatnya Werang, ibukota kecamatan Sano Nggoang pasca perhitungan di tingkat desa.  

Apa yang mereka lakukan kali ini sebetulnya dilakukan juga oleh PPS pada momentum pesta politik sebelumnya. Baik pilpres dan pileg maupun pilkada. Sudah puluhan tahun suasana semacam ini terjadi. Sejak Orde Lama dan Orde Baru hingga saat ini, tak ada dampak pembangunan infrastruktur yang lebih maju. Ya mungkin ada perubahan pada beberapa fasilitas umum, namun tidak signifikan. Atau sudah ada perubahan dan pembenahan?  

Saya tentu bukan sedang membela para warga desa dan para PPS yang sudah menjadi panitia dan mengikuti pesta politik berkali-kali, tapi saya mengingatkan siapapun pemenang pemilu, dari pilpres, pileg hingga pilkada, mohon ingat janji politik pada saat kampanye bila sudah dilantik. Silahkan tepati atau tunaikan dengan baik dan amanah. Dari presiden, gubernur hingga bupati, termasuk para anggota DPRD di NTT dan Mabar. 

Setahu saya, Desa Golo Sengang belum tersentuh oleh listrik PLN dan air PDAM. Untuk jalan raya, baru 1 kampung dari 3 kampung dari desa ini yang tersentuh aspal. Kampung Ceremba sudah ada jalan raya beraspal, itu pun masih perlu perbaikan sana-sini. Sementara kampung Cereng dan Leheng masih belum tersentuh jalan raya beraspal. Atau sudah ada perkembangan terbaru? 

Saya tak begitu paham siapa atau pemerintah pada level apa yang berwenang untuk membangun infrastruktur semacam itu. Saya juga tak begitu mengerti apakah dana reses anggota DPRD Mabar untuk daerah pemilihan (dapil) ini bisa digunakan untuk membenahi infrastruktur semacam ini. Kalau ada yang paham dan mengerti, silahkan berbagi atau minimal memberi komentar atas tulisan ini. 

Bahkan perihal sumber anggaran atau dana pembangunan infrastruktur juga saya tidak tahu. Para pejabat daerah lebih paham dan mengerti perihal semacam itu. Karena saban hari mestinya mereka menelisik hal-hal semacam itu. Karena itu, sebagai warga biasa saya hanya menagih janji politik siapapun yang terpilih pada momentum pesta politik, untuk memperhatikan kawasan ini. 

Setahu saya sudah banyak dan seringkali para pejabat daerah dan politisi di Manggarai Barat atau Mabar berkunjung ke desa ini. Selain untuk sosialisasi program tertentu, juga untuk pendampingan beberapa program. Bahkan pejabat dari propinsi juga hadir berapa kali di tempat ini. Saya sangat percaya bahwa mereka sangat merasakan seperti apa dan bagaimana kondisi infrastruktur desa ini. 

Sepaham saya, substansi pesta politik adalah seleksi para pemimpin yang menjalankan setiap mandat dan harapan pemilih atau warga Mabar. Praktisnya adalah pembenahan infrastruktur yang memang menjadi kebutuhan ril masyarakat. Tak muluk-muluk, utamakan jalan raya, lalu kelak diikuti oleh listrik PLN dan air PDAM. Atau silahkan sesuaikan dengan rencana pembangunan, apa yang diprioritaskan. 

Sekali lagi, saya tidak sedang membela warga masyarakat di desa ini. Saya juga tidak sedang cengeng atau nangis bombai dengan realitas semacam ini. Sebab warga desa ini sangat sabar dan menikmati keterbatasan infrastruktur selama puluhan tahun. Untuk itu saya hanya mengingatkan siapapun yang mendapatkan mandat untuk memimpin, baik di eksekutif maupun legislatif, untuk ingat janji politik pada saat kampanye dulu. 

Ingat, substansi dari kepemimpinan adalah taat mandat yang diwujudkan dalam bentuk pelayanan publik yang lebih ril dan lebih baik. Termasuk membenahi infrastruktur yang masih belum merata di berbagai sudut desa di Mabar. Sederhananya, penuhi janji politik dan adil dalam pembangunan. Tak muluk-muluk, hanya itu. Walaupun bukan basis massa pemilihnya, tetap saja adil dalam menghadirkan pembangunan. (*)


* Oleh: Syamsudin Kadir,  Penulis buku "Politik Cinta". 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

5 Alasan Memilih Muhamad Salahudin Pada Pileg 2024

Mengenang Mama Tua, Ine Jebia

Jadilah Relawan Politik Tanpa Mahar!