RAHASIA MENULIS BEBAS

DALAM acara GOTRASAWALA yang diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Propinsi Jawa Barat, yang dihadiri oleh berbagai delegasi internasional seperti Belanda, Australia, Spanyol dan beberapa negara lainnya di Cirebon-Jawa Barat 3-6 Desember 2014 silam, saya sempat berbincang dengan Dr. Margaret Bradley, seorang delegasi Australia sekaligus menjadi pembicara dengan materi Contemporary Music pada acara ini. 

Salah satu ungkapan Margaret yang cukup mengundang simpatik saya adalah ketika dia mengatakan, Menulis itu tak ada rahasianya, sebab rahasianya ya menulis itu sendiri. Dia sendiri bukan penulis, tapi pecinta musik. Termasuk musik khas Indonesia. Walau begitu, seperti dalam pengakuannya, ia termasuk yang suka membaca berbagai karya tulis dalam berbagai tema. Bahkan ia mengaku pernah membaca beberapa tulisan saya seputar sosial-politik Indonesia di blog  kesayangan saya : https://akarsejarah.wordpess.com/.

Ya, sebenarnya sebagaimana yang disinggung Margaret, rahasia menulis itu adalah menulis itu sendiri. Siapapun dapat menemukan tips dan langkah-langkahnya di berbagai referensi atau media penunjang. Apalagi sebentar lagi saya akan berbagi kepada Anda, jadi semakin tidak rahasia lagi deh. (Maksudnya apa nih?)

Sederhananya, apa yang saya lakukan selama ini, akan segera menjadi milik Anda juga. Seharusnya memang, Anda pun bisa menulis seperti yang saya lakukan, karena saya sampaikan semua rahasia itu tanpa ditutup-tutupi atau disembunyikan .

Tentu saya bukan sumber inspirasi yang wah, tapi minimal Anda bisa menambah referensi atau inspirasi dengan mengambil inspirasi pengalaman sederhana saya.

INILAH RAHASIANYA

PERTAMA, TENTUKAN TUJUAN. Jadi, apa tujuan Anda menulis? Jawab dulu pertanyaan ini. Tujuan ini akan menjadi bahan bakar dan pendorong kuat bagi Anda ketika mulai menulis. Kalau tujuannya hanya iseng-iseng saja, wajar jika tulisan Anda tidak pernah selesai. Jika tujuannya untuk mengisi waktu luang, pantas saja ketika kesibukan mendera tulisan Anda tidak jadi.

Untuk saya sendiri, tujuan saya menulis pada awalnya lebih condong karena urusan kesejahteraan (ekonomi). Saya menulis maka saya dapat menghidupi keluarga besarku. Saya tidak menulis, maka sekeluarga saya tidak bisa hidup sejahtera.

Walaupun pada akhirnya saya menulis bukan selalu untuk uang, tapi belajar mengambil peran dalam mecerahkan dan membangun negeri tercinta Indonesia, termasuk untuk memperpanjang umur saya dan mewariskan karya tulis untuk istri dan anak-cucu saya kelak. Sebab uang nyatanya menjadi ikutan dengan sendirinya.

Buktinya, honor artikel dan essay saya yang dimuat di koran luar kota tak saya ambil. Ya, tak mengapa, yang penting dimuat dan bermanfaat. Itu saja. Ini bahan bakar yang amat kuat mendorong saya untuk terus menulis. Saya anggap bahan bakar ini bagaikan pertamax plus. Sebab saya dipaksa secara masif untuk menulis dan menulis. Bahkan kadang sampai pada tahap gila. Ya, sampai ada beberapa teman saya selama di kuliah di Bandung dulu yang menganggap saya sudah sampai gila. 

Tapi tidak di situ saja. Anda pun akan memahami bahwa saya memiliki tujuan lain yang tak kalah membakarnya. Kelasnya sedikit di bawah pertamax plus. Misal, buku sebagai penunjang bisnis (marketing tools). Dengan buku, usaha atau bisnis akan meningkat pesat, tanpa buku maka usaha dan bisnis jalan di tempat. Wah, besar juga tuh bahan bakarnya.

Contoh buku sebagai marketing tools bisa dilihat pada para pembicara publik. Seorang pembicara tanpa buku, ibarat penyanyi tanpa album. Makanya saya menulis buku The Power of Motivation, kemudian buku Spirit to Your Success dan buku Merawat Mimpi Meraih Sukses, sebagai pemicu diri untuk menghadirkan karya tulis yang lebih baik dan bermanfaat banyak bagi diri saya juga Anda, para pembaca. 

Nah, kalau sudah tahu tujuan menulis, maka Anda akan tahu seperti apa kelanjutan proses pembuatannya. Jangan sampai bahan bakar menulis Anda hanya premium abal-abal atau campuran. Wajar jika mogok di awal, di tengah atau mungkin menjelang ujung jalan.

Makanya, sekali lagi, tetapkan tujuan Anda menulis sebagai pemicu Anda untuk selalu menulis dan menulis. Baik menulis buku, novel, artikel, essay, cerpen, puisi atau serupanya sesuai minat dan bakat Anda.

KEDUA, TENTUKAN PRIORITAS. Setelah tahu tujuan, Anda mau tidak mau harus membuat skala prioritas. Bagi saya, menulis adalah prioritas nomor satu, hal lainnya belakangan. Wajar jika tulisan yang saya rancang dan tulis 99% jadi alias tuntas.

Tentu di samping itu, saya juga punya bisnis sendiri yang itu juga bisa menunjang mimpi besar saya bisa terwujud. Misalnya, saya belajar mendirikan penerbitan buku dan sebagainya. Intinya memang bukan di apa dan berapa yang saya dapatkan, tapi saya belajar mencari pengalaman agar kelak saya lebih matang dan siap melakukan hal-hal yang lebih besar.

Nah, sekarang untuk Anda, aktivitas menulis ada pada prioritas yang ke berapa? Kalau masih nomor dua atau nomor tiga, ada peluang tulisannya bakal jadi. Artinya, menulis berada di bawah pekerjaan utama sekarang dan urusan keluarga. Namun kalau tidak masuk prioritas, jangan ‘kambinghitamkan’ siapa dan apapun untuk kegagalan kamu menyelesaikan hasrat menulis. 

KETIGA, TARGET BUKU. Kalau sudah prioritas maka masuk akal bagi Anda untuk menetapkan target waktu. Tidak masuk akal dan tak bakal terwujud jika Anda menetapkan target tanpa point nomor satu dan dua di atas.

Sekarang, silakan tetapkan target Anda. Misalnya, dalam sehari Anda mesti menulis berapa essay atau artikel, dalam sepekan berapa makalah atau cerpen, dalam sebulan berapa naskah buku, dalam tiga bulan berapa puisi dan begitu seterusnya.

Semakin Anda terbiasa menjadwalkan aktivitas Anda, maka Anda akan terbiasa dalam memanfaatkan waktu yang Anda miliki. Sehingga Anda pun mampu menghadirkan tulisan yang terbaik yang Anda miliki. Jadi, sekali lagi, tentukan dan jadwalkan sekarang juga! 

KEEMPAT, UMUMKAN KE SEBANYAK MUNGKIN ORANG. Ini cara gila yang Anda kerap lakukan selama ini. Ke mana-mana dan di mana-mana saya selalu bilang bahwa saya akan menulis buku ini, lagi menulis buku berjudul bla-bla, menulis artikel atau essay tentang ini, membuat cerpen seputar itu dan begitu seterusnya.

Intinya, saya memaksa alam bawa sadar saya untuk selalu melangkah dalam jalur impian saya. Saya sangat yakin bahwa dengan banyak bercerita kepada banyak orang, maka akan banyak orang yang akan menagih karya tulis saya. Kalau sudah diumumkan ke khalayak, malu dong kalau saya tidak menulis.

Efek lainnya adalah akan muncul orang-orang baik yang menanggapi rencana saya itu. Apakah tanggapannya baik atau buruk, bagi saya itu bukan soal, karena bisa dengan mudah saya ubah menjadi bahan bakar positif bagi impian atau aktivitas menulis yang saya geluti.

Untuk memperkaya ide kepenulisan biasanya saya ngobrol dengan banyak orang yang memungkinkan saya dapat inspirasi, ide atau gagasan. Termasuk melakukan wawancara kecil-kecilan dengan beberapa teman atau pembaca yang menurut saya dapat menambah motivasi, semangat bahkan gagasan saya seputar tulisan yang sedang saya garap.

Bagaimana, apakah saya terinspirasi dan bersedia melakukan aktivitas seperti yang saya lakukan?

KELIMA, SEDIAKAN WAKTU UNTUK MASSIVE ACTION. Point-point sebelumnya tentu tak akan ada artinya, jika saya tidak segera bertindak (menulis). Bukan tindakan biasa lho, tapi harus masif! Besar-besaran penuh gairah dan konsisten (terus menerus) sampai selesai.
Sekadar berbagi, dalam berbagai pertemuan, pelatihan, seminar dan workshop kepenulisan yang saya selenggarakan; saya kerap menyarankan agar teman-teman mewajibkan diri untuk menulis minimal sekitar 30 menit sampai 1 jam sehari.

Tanpa basa-basi, apa yang saya sampaikan kepada mereka akan saya buktikan pada diri saya sendiri. Terbukti dalam 3 bulan, buku setebal lebih dari 200 sampai 300, bahkan 350 halaman dapat saya selesaikan juga. Bahkan saya bisa menghadirkan 5 sampai 6 naskah per-tiga bulan, di samping puluhan essay atau artikel yang mesti saya selesaikan dan kirimkan ke redaksi berbagai media cetak seperti surat kabar, majalah dan sebagainya.

Untuk naskah buku sendiri walaupun sebagian besarnya masih dalam bentuk naskah (belum dicetak), saya tetap optimis bahwa impian saya untuk menulis akan terus terjaga, bahkan semakin menjadi-jadi. 

Oke, itu hanya sebagian rahasia yang membuat saya selalu berusaha menulis lalu menuntaskannya, baik dalam bentuk buku, artikel, essay hingga catatan lepas seperti yang dapat Anda baca di catatan twitter dan facebook saya : Syamsudin Kadir; blog kesayangan saya :
https://akarsejarah.wordpress.com/; https://kumpulanidependidikan.blogspot.co.id/; 
https://golomolas.blogspot.com/
atau juga blog salah satu penerbit buku pertama dan terbesar di Kota Cirebon-Jawa Barat yang saya dan teman-teman saya kelola (baca: Penerbit Mitra Pemuda): https://mitrapemuda.wordpress.com/.
Berita gembiranya, saya menulis bukan sekadar teori dan janji, tapi terbukti dan dapat saya nikmati. Kini giliran Anda, itu juga kalau Anda mau. Saya sih hanya berbagi, kali aja bermanfaat.

Ya, saya menyemangati diri sendiri, keluarga saya serta Anda semua untuk menulis buku (di samping novel, artikel, essay, tulisan lepas dan sebagainya), sambil membangun usaha sebagaimana yang saya singgung tadi, juga di sela-sela menemani istri (Eni Suhaeni) dan kedua anak saya (Azka Syakira dan Bukhari Muhtadin) ketika rebutan juga balapan membaca buku di perpusatakaan rumah. Sekali lagi, kini giliran Anda. [*]


* Oleh: Syamsudin Kadir
Penulis 22 buku diantaranya "PUBLISH OR PERISH",  "MERAWAT MIMPI MERAIH SUKSES" dan "SELAMAT DATANG DI MANGGARAI BARAT".

* Terinpirasi dari buku PUBLISH OR PERISH"

Komentar

Postingan populer dari blog ini

5 Alasan Memilih Muhamad Salahudin Pada Pileg 2024

Mengenang Mama Tua, Ine Jebia

Jadilah Relawan Politik Tanpa Mahar!