TERIMA KASIH BUYA YAHYA

Alhamdulillah hari ini Ahad 26 Januari 2020 ba'da shalat Ashar saya dan 3 orang tim yang merupakan sahabat saya bisa silaturahim ke Buya Yahya di rumah beliau di lingkungan Pondok Pesantren al-Bahjah, Cirebon-Jawa Barat.

Buya Yahya merupakan ulama muda Indonesia yang beberapa tahun terakhir ini semakin familiar karena ceramah dakwahnya. Beliau dengan dukungan berbagai kalangan sudah mengembangkan dakwah Islam ke berbagai penjuru, baik dalam maupun luar negeri.

Berbagai kalangan pun mengapresiasi dan mendukung dakwah beliau dalam berbagai bentuknya. Kalangan tua dan muda, bahkan kalangan lintas latar belakang pun kerap mengikuti berbagai pengajiannya yang bisa disaksikan melalui berbagai media TV, live stearming media sosial, mendengar di atau melalui radio dan sebagainya.

Pesantren tahfiz al-Quran yang menjadi salah satu fokus pendidikan al-Bahjah kini berkembang sangat pesat. Bahkan pesantren tahfiz al-Quran sudah terbangun 30 cabang. Bukan saja di Cirebon, tapi juga di luar Cirebon seperti di Bandung, Bogor, Cianjur, dan beberapa daerah di Kalimantan, Batam dan sebagainya.

Saya berkunjung ke Buya, selain untuk memperkuat silaturahim dengan beliau, kali ini saya berkunjung untuk memohon beliau berkenan memberi kata pengantar untuk buku saya yang terbaru yang berjudul "Saatnya Menjemput Jodoh".

Buku ini merupakan karya keroyokan saya dengan 3 anggota tim lainnya. Sengaja saya tak menyebut nama mereka di tulisan ini. Nanti saja sekalian ketika buku ini dilaunching dan dibedah. Insyaa Allah dalam waktu yang tak lama lagi. Semoga saja niat mereka tetap terjaga!

Alhamdulillah beliau berkenan memberi kata pengantar, di samping memberi beberapa masukan dan saran agar buku saya yang ke 23 ini lebih berkualitas dan bermanfaat bagi penulis juga pembaca.

Pada kesempatan ini Buya juga menyampaikan secara singkat pentingnya pembahasan seputar psikologi laki-laki dan wanita, pola komunikasi serta psikologi keluarga, termasuk seksiologi.

Mungkin pembahasan mengenai tema-tema ini akan saya bahasa pada buku berikutnya. Karena memang buku ini masih perlu ditindaklanjuti. Sehingga pembahasan terkait tema cinta dan nikah yang menjadi konsen buku ini ke depan mesti dilanjutkan dengan buku baru dengan tema-tema yang lebih bermutu.

Alhamdulillah masukan dan saran Buya bakal menjadi masukan bermanfaat sekaligus menjadi pertimbangan bermutu yang membuat naskah buku ini dan buku-buku berikutnya semakin berkualitas. Nasehat semacam ini tentu sangat saya tunggu. Bukan saja dari Buya tapi juga dari tokoh lain. Termasuk pembaca di luar sana.

Terima kasih banyak kepada 3 anggota tim yang turut menulis buku ini. Masa-masa meramu berbagai sub tema adalah masa-masa yang tak terlupakan. Ditambah lagi perubahan fokus naskah yang tentu saja butuh kesabaran tak sedikit. Lelah dan letih bercampur aduk dengan cemas dan keluh. Bukan karena ragu, tapi hanya karena ingin agar karya ini bermutu.

Terima kasih juga kepada editor, yang saya tak sebut namanya di tulisan ini, yang turut membaca dan melengkapi naskah buku ini sehingga semakin kaya pesan dan layak dipublikasi. Sungguh, memberi makna baru pada sebuah karya juga merupakan pekerjaan berat dan layak diapresiasi.

Sungguh, ini adalah titik awal bagi karya terbaik di masa yang akan datang. Artinya, ini adalah media kita belajar sekaligus momentum untuk memantik potensi diri dalam dunia literasi terutama dalam menghadirkan karya tulis atau buku yang layak dibaca.

Terima kasih banyak kepada Buya yang berkenan meneriman saya dan berkenan juga untuk memberi kata pengantar atas buku setebal 150 halaman ini. Semoga pertemuan kali ini berkah dan kontribusi atau kata pengantar Buya atas buku ini membuat buku ini semakin berkualitas!

Saya menyadari bahwa buku yang ditulis dari hati bakal sampai ke hati. Bila pembaca merasa ada yang didapat dari buku ini, maka itu pertanda buku ini dihasilkan dari ketulusan hati. Bila tidak, ini adalah momentum bagi saya dan tim untuk banyak menata diri terutama menata hati dalam beramal baik.

Akhirnya, untuk siapapun yang berkontribusi dalam menghadirkan buku ini, saya mendoakan semoga kontribusinya dan ikhtiar ini mendapat bimbingan dari Allah, sehingga kita tetap menjaga niat yang tulus karena Allah. Karena niat yang Lillah membuat lelah sebesar apapun jadi berkah. Ya semoga kita semuanya mendapat keberkahan dari Allah dalam ikhtiar ini dan ikhtiar lain berikutnya. Allahumma aamiin! (*) 


* Oleh: Syamsudin Kadir
Penulis buku "Saatnya Menjemput Jodoh"; nomor WhatsApp 085797644300.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

5 Alasan Memilih Muhamad Salahudin Pada Pileg 2024

Mengenang Mama Tua, Ine Jebia

Jadilah Relawan Politik Tanpa Mahar!