SAATNYA MENJEMPUT JODOH

Menanti itu memang melelahkan. Apalagi menanti jodoh datang, benar-benar lelah. Lelah di pikiran juga hati. Dan tentu saja lelah ditunggu. Tambah lelah lagi kalau ada teman yang tiap hari bertanya: kapan nikah?

Ini bukan cerita bohong. Ini benar-benar pengalaman banyak orang. Ada yang menunggu jodoh seperti menanti kreta lewat. Ngakunya sudah bayar tiket, tinggal siap naik saja. Lalu duduk sesuai nomor tiket alias gerbong yang dipesan.

Berangkat sih berangkat. Tapi kalau pakai pola begitu terus bakal nambah lelah. Lagian jodoh kamu itu bukan kreta yang sudah kamu beli tiketnya,  yang punya kursi empuk yang siap kamu dudukin kapan pun kan?

Dia itu anak dari dua pasangan halal yang dulunya juga pernah menikah. Mereka pernah muda seperti kamu. Hanya saja mereka kini sudah punya anak yang bisa jadi menanti kamu datang juga. Mereka juga butuh dihormati oleh calon menantunya. Calon pasangan aloas jodoh anaknya.

Makanya jodoh engga usah dinanti, mendingan dijemput. Ya datangin tanpa basa-basi. Lah namanya nikah itu amal baik, ya sudah datangin aja. Masa begal yang mau merampas nyawa orang langsung datang ke calon korbannya, sementara kamu enggan merampas hati dia lewat ridha orangtuanya?

Tanya sama dia, mau nikah sama aku? Kalau jawabannya belum jelas, itu berarti dia orang baik. Hanya saja dia ingin kamu bukan sekadar menunggu. Tapi butuh tindakan nyata dari kamu. Dia engga butuh kata kamu, dia butuh langkah nyata kamu. Ya yang kamu lakukan sekarang, datang ke orangtuanya langsung.

Biarkan nanti dia sendiri yang malu klepek-klepek. Ya biarkan dia  tersenyum sendiri di kamar tidur sembari mendengar apa saja isi obrolan kamu dan orangtua atau keluarga kamu dengan orangtuanya. Ya biarin dia takluk sendiri.

Mau tau mengapa begitu?
Karena kamu nyentuh hati dan pikiran orangtuanya. Akrabin orangtuanya. Tanya ini itu kepada orangtuanya. Kalau orangtuanya sudah oke, itu pertanda dia yang pura-pura diam itu segera menjadi milikmu.

Ingat, jangan bawa pelet. Apalagi santet, jangan! Nanti malah kamu kesurupan sendiri. Atau malah kamu dikirain setan kiriman. Nanti disiram air garam, baru tau rasa. Intimya jangan banyak gaya deh.

Kamu cukup bawa hati kamu yang tulus. Bahwa kamu benar-benar ingin melamar dia dan menjadikannya sebagai pasangan hidup kamu. Bukan objek candaan atau mainan. Kan dia bukan bola futsal yang hati dan perasannya bisa kamu tendang bebas ke mana-mana.

Ya, di situ kamu jangan pura-pura hebat dan petantang petenteng biar dikira sosok yang wah dalam segala hal. Cukup bawa diri kamu yang apa adanya. Yang benar-benar punya niat baik. Hanya itu. Sederhana. Simpel. Engga pakai ribet dan ribut. 

Jadi, kapan kamu menjemput dia tuk jadiin jodoh? Atau masih mikir syarat dan kriteria ini itu yang bikin kamu tambah lelah bahkan stress? Atau masih terjebak pada bakal calon yang daftar namanya selemari?

Sudah, jngan ragu, bingung dan bengong. Langsung saja ketemu orangtuanya. Datang dengan baik dan tujuan baik pula. Mungkin ini momentum yang pas bagi kamu. Mungkin begitu cara agar kamu tak berlama-lama menanti hingga kelelahan.

Ingat, ajak orangtua kamu. Jangan nyelonong sendiri. Nanti dikirain penagih bayaran listrik PLN atau air PDAM bulanan lagi. Ya, saatnya kamu menjemput jodoh kamu. Sekarang. Bukan nanti! (*)


* Oleh: Syamsudin Kadir
Penulis buku "Saatnya Menjemput Jodoh"; nomor HP 085797644300.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

5 Alasan Memilih Muhamad Salahudin Pada Pileg 2024

Mengenang Mama Tua, Ine Jebia

Jadilah Relawan Politik Tanpa Mahar!