INSPIRASI SANTRI TAHFIZ AL-BAHJAH

Alhamdulillah hari ini Ahad 23 Februari 2020 saya kembali beraktivitas sebagaimana biasanya: mengajar. Kali ini saya mengampu pelajaran yang akrab dengan bacaan saya selama ini yaitu PKn dan IPS, juga Bahasa Indonesia dan materi tambahan: Kepenulisan. 

Seperti biasa di saat istirahat, saya berbincang dengan para santri. Kali ini secara khusus saya berkesempatan untuk berbincang santai dengan Azahran Yodika Akbar santri PPS Wushto-Banin Pondok Pesantren Al-Bahjah asal Banyuasin, Sumatra Selatan.

Zahran, demikian ia kerap dipanggil oleh teman-temannya, merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Kini ia telah menghafal 2 juz al-Quran. "Cita-cita saya jadi ulama", demikian jawabnya di saat saya bertanya sembari santai dengannya. 

Baginya suasana di al-Bahjah adalah suasana yang sangat ia nantikan. Persaudaraan dan persahabatan dengan teman-temannya menambah rasa nyaman pertemuan dan aktivitas di al-Bahjah. "Pokoknya saya ingin terus belajar di sini sampai berlama-lama", ungkapnya meyakinkan. 

Ia sangat optimis dan percaya bahwa suasana seperti di al-Bahjah ini membuatnya semakin percaya dengan al-Bahkah dan semakin semangat dalam belajar. Baik untuk menghafal al-Quran maupun untuk mendalami pelajaran yang diampuh para pengajar. 

Setelah menuntaskan hafalan al-Quran ia berencana melanjutkan pendidikannya di luar negari. Intinya terus belajar mendalami berbagai ilmu termasuk mendalami ilmu yang berkaitan dengan al-Quran seperti ilmu tafsir dan sebagainya. "Saya ingin melanjutkan pendidikan keluar negeri", ungkapnya. 

Cita-cita, motivasi, keikhlasan, kesungguhan, kerja keras dan disiplin waktu merupakan modal penting dalam meraih berbagai kesuksesan. Itu yang saya pahami dari obrolan beberapa menit dengan pelajar muda atau santri milenial yang murah senyum ini.

Terima kasih banyak kepada Zahran yang telah berbagi cerita dan pengalaman yang sangat luar biasa. Saya menyaksikan bahwa Zahran adalah sosok santri yang memiliki semangat yang tinggi dalam belajar. Komunikasinya juga lumayan bagus. Dia sepertinya punya bakat jadi diplomat. 

Di atas segalanya, saya sejatinya sedang belajar kepada Zahran tentang banyak hal seperti yang saya sebutkan di atas. Satu momentum yang bukan saja penting tapi juga layak dikenang. Bukan sekadar dalam skala jangka pendek hari ini, besok dan lusa tapi juga berskala jangka panjang. Abadi, selamanya. Inspirasi unik dari santri al-Bahjah. Ya, mari belajar maju kepada Zahran! (*)


Al-Bahjah-Cirebon; 
Ahad 23 Februari 2020


* Judul tulisan: 
INSPIRASI SANTRI TAHFIZ AL-BAHJAH
"Belajar Maju Kepada Zahran" 

Oleh: Syamsudin Kadir
Penulis buku "Saatnya Menjemput Jodoh" 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

5 Alasan Memilih Muhamad Salahudin Pada Pileg 2024

Mengenang Mama Tua, Ine Jebia

Jadilah Relawan Politik Tanpa Mahar!