MENGENAL MUHAMMAD ACHYAR

NAMA Muhammad Achyar belakangan ini menjadi terkenal. Terutama dalam konteks dinamika politik atau Pilkada Manggarai Barat atau Mabar akhir-akhir ini, namanya semakin dikenal dan diperbincangkan banyak orang. Bukan saja di Labuan Bajo tapi juga di Desa atau Kampung-kampung di Mabar. Bahkan di tanah rantauan pun nama ini menjadi objek perbincangan.  

Suami dari Agustine Davinta Rotua Sibrani (Vienta) dan Ayah dari Achta Shaquille Rahman (Acta) ini sendiri adalah tokoh muda asli Manggarai yang lahir di Ruteng pada 01 November 1981 dan kini berkarir sebagai pengacara dengan kantor pusat di ibukota Jakarta, di samping membangun unit usaha sebagai wujud ril bahwa dirinya adalah entrepreneur muda.  

Masa kecilnya ia habiskan di Reo dan Ruteng bersama Bapak, Mama dan keluarganya. Sementara masa remaja hingga dewasanya ia bergulat di ibukota Jakarta dan sekitarnya. Walau begitu, ia termasuk yang tetap bahkan sering pulang kampung halaman. Baik di Reo dan Ruteng, maupun di Labuan Bajo tempat keluarga besarnya berasal atau berdomisili. 

Dari sisi pendidikan formal, ia menempuh pendidikan Sekolah Dasar (SD) di SDI Cunca Lawir (lulus 1994), Sekolah Menengah Pertama di MTsN Reok (lulus 1997), Sekolah Menengah Atas di SMK Asisi Jakarta (lulus 2000) dan Perguruan Tinggi di STIH Jakarta (lulus 2004). 

Nana Achyar, demikian sapaan akrabnya di Reo, Ruteng dan Labuan Bajo, adalah anak dari seorang tokoh terkenal Manggarai yang ketika itu masih belum mekar seperti saat ini. Bapaknya dulu adalah pejabat di Departemen Agama Kabupaten Manggarai. Namanya H. Abdurrahman Daeng Mantamu. Akrab disapa Haji Abdurahman.  

Siapa yang tak mengenal sosok Haji Abdurrahman era itu? Semua pejabat dan tokoh Manggarai, termasuk setelah mekar pada 2003 dan 2007 menjadi 3 kabupaten yaitu Manggarai, Manggarai Barat dan Manggarai Timur, pasti kenal nama ini. Para tokoh agama pun mengenal beliau. Bukan saja para Haji tapi juga Pastor, Pendeta dan sebagainya. 

Beliau salah satu tokoh yang membesarkan Departemen Agama Manggarai kala itu. Beliau juga yang turut serta membesarkan KUA se-Manggarai Raya dan menginisiasi berbagai program untuk menjaga kerukunan dan toleransi antar umat beragama. 

Kini Nana Achyar hendak mewujudkan lanjutan dari mimpi dan peran sang Bapak. Tentu disesuaikan dengan konteks dan situasi kekiniannya. Terutama dalam konteks Mabar yang kini menjadi kabupaten baru sejak 23 Januari 2003 silam. 

Latar keluarganya beragam. Selain beragam profesi juga latar sosial. Ada yang menjadi pengacara dan pengusaha, ada juga yang jadi politisi dan pegawai di berbagai perkantoran. Kondisi dan latar belakang semacam ini membuat Nana Achyar mendapatkan pengalaman hidup yang kompleks. 

Pengalaman hidup yang kompleks semacam itu, terutama juga karena berpengalaman hidup di beberapa kota seperti Reo, Ruteng, Labuan Bajo, Semarang, Bogor dan Jakarta, membuat tokoh muda yang akrab dan pandai bergaul dengan semua kalangan ini semakin memiliki modal besar dalam berkarir. 

Saya mengenalnya sejak lama, walau tak bertemu langsung. Namun akrab bersahutan di berbagai group media sosial. Walaupun awalnya hanya lewat media sosial, saya cukup mengenal dia secara lebih dekat. Belakangan, tepatnya pada November 2018, ia bersama keluarganya punya hajatan keluarga di Cirebon, tepatnya di Hotel Aston. Pada kesempatan ini ia pun mengajak saya dan keluarga saya ke tempat ini. 

Pada kesempatan ini, banyak hal yang dibincangkan. Dari urusan serius hingga urusan yang santai. Dari cerita soal pengalaman hidup dan karir hingga soal rumah tangga juga keluarga. Suasana pertemuan kala itu begitu akrab dan menyenangkan. Benar-benar menambah keakraban yang selama ini hanya terjadi di laman media sosial.  

Pada kesempatan menjelang berpisah, ia pun sempat menyampaikan kesukaannya pada dunia literasi, terutama membaca dan tulis-menulis. Walaupun ketika itu ia belum punya satu pun karya buku, ia sejatinya sering menulis di catatan hariannya, termasuk di laman akun media sosialnya. Di samping memang ia suka menulis pembelaan untuk banyak kliennya di saat berperkara. 

Bak gayung bersambut, akhirnya pada November 2019 lalu terbitlah buku kami yang ditulis secara keroyokan yang berjudul SELAMAT DATANG DI MANGGARAI BARAT (Menikmati Destinasi Pariwisata Komodo dan Panorama Alam Manggarai Barat Nusa Tenggara Timur). 

Buku ini dilaunching dan dibedah perdana di Hotel Pelangi, Labuan Bajo, pada Sabtu 2 November 2019. Acara ini dihadiri oleh Bupati Mabar 2 periode Bapak Drs. Agustinus Ch. Dula, di samping berbagai unsur seperti TNI-Polri, Pemda, Camat, Kepala Desa, Politisi, Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, Tokoh Muda, Tokoh Pendidikan, OKP, Pelajar, Mahasiswa, Jurnalis dan umum. 

Pada acara yang diselenggarakan oleh Pemuda Muhammadiyah Mabar ini menghadirkan dua tokoh Mabar sebagai pembanding yaitu Pastor Marsel Agot dan Bapak Usman D. Ganggang. Sementara politisi sekaligus tokoh muda Mabar Harun al-Rasyid didaulat sebagai moderator. 

Sebagai putra daerah Mabar saya turut haru dan bangga karena tokoh yang suka baca dan cukup disiplin waktu ini mau terjun di ranah politik praktis, tepatnya pada kontestasi Pilkada Mabar 2020 ini. Ini satu motivasi tersendiri bagi kalangan muda di Mabar untuk percaya diri juga berani terlibat atau terjun dalam kompetisi politik di Mabar. 

Dari beberapa tokoh yang muncul dan mendeklarasikan diri untuk ikut dalam kontestasi Pilkada Mabar, Nana Achyar ini bisa dibilang satu-satunya bakal calon yang muda. Ia adalah representasi kaum muda atau milenial Mabar. Usianya sendiri, baru genap 39 tahun nanti pada 01 November 2020. 

Sebagai seorang sahabat, saya berpesan, lanjutkan peran terbaikmu Kesa Achyar. Siapapun yang menganggapmu bukan siapa-siapa, biarkan saja. Mungkin mereka belum tahu dan atau tak mau tahu. Toh sejarah selalu punya caranya sendiri untuk bercerita tentang dirimu dan mimpi besar yang hendak diwujudkan untuk Mabar. 

Kini, teruslah berkarir dan berperan aktif dalam mengadvokasi kepentingan masyarakat Mabar. Termasuk upaya untuk turut berkompetisi di pesta demokrasi lima tahunan atau Pilkada Mabar 2020 ini. Jadilah yang terbaik untuk zaman yang mestinya lebih baik. Kini, esok dan selamanya. 

Saya percaya dengan sangat bahwa warga Mabar atau Mabar itu sendiri butuh Kesa Achyar. Butuh sosok pemimpin yang entrepreneur, muda atau milenial, energik, cerdas, kalkukatif, pandai bergaul, punya jaringan luas, berintegritas dan ini yang penting: punya cinta untuk siapapun, termasuk kepada kompetitor di ranah politik. Spirit to your success my friend! (*)


* Tulisan asli: 
MENGENAL MUHAMMAD ACHYAR 
"Entrepreneur dan Tokoh Milenial Mabar" 

Oleh: Syamsudin Kadir
Penulis 23 Buku dan Ratusan Artikel di Berbagai Media Massa

Komentar

Postingan populer dari blog ini

5 Alasan Memilih Muhamad Salahudin Pada Pileg 2024

Mengenang Mama Tua, Ine Jebia

Jadilah Relawan Politik Tanpa Mahar!