Tiga Motivasi Penting Menulis


SEMUA orang mengenal aktivitas menulis sejak kecil hingga tua, tapi tidak semua orang bisa menulis sesuatu yang menjadi karya tulis yang terpublikasi. Menulis memang membutuhkan keterampilan dan proses belajar yang panjang. Menulis adalah sebuah kegiatan menuangkan ide ke dalam tulisan. Meskipun terdengar mudah dan terkesan sepele, tidak semua orang bisa menulis dengan baik. Apalagi, jika harus menulis pemikiran yang berat dan panjang, menulis tentu butuh waktu dan proses panjang yang melelahkan. 

Namun demikian, seiring berkembangnya media sosial dalam berbagai platform, semua orang bisa menulis, walaupun hanya sebuah kalimat atau sebuah kata saja. Sehingga walau begitu pun berbagai kendala menghadang, tak sedikit yang bisa menulis artikel dan buku beragam tema. Aktivitas menulis yang menghasilkan karya tulis membutuhkan kemampuan tersendiri. Dan salah satu kunci pentingnya adalah tekad dan motivasi dari dalam diri. Tekad yang kuat akan mendorong seseorang untuk menulis hingga jadi karya tulis. 

Ada tiga hal yang membuat saya terus terdorong untuk menulis, pertama, berbagi inspirasi. Inspirasi adalah hal-hal bernilai dan positif. Ia bisa mengandung motivasi, gagasan, cerita, pengalaman dan pencerahan. Atau bisa juga hikmah dari realitas tertentu yang unik dan layak ditebar ke tengah masyarakat pembaca. Sehingga saya sering kali menulis seputar aktivitas tertentu, respon atas berbagai isu dan tindak-lanjut forum, pertemuan dan acara tertentu. Bahkan ketika berkunjung ke sebuah tempat pun saya jadikan sebagai inspirasi menulis. 

Kedua, menyampaikan pendapat. Saya termasuk yang suka membaca berita dan informasi di berbagai media massa. Saya juga aktif menikmati informasi laman media online dan media sosial yang belakangan dikendalikan oleh begitu banyak orang yang giat. Dari situ saya bisa mengetahui berbagai isu terkini yang sedang menjadi perbincangan masyarakat luas. Salah satu respon saya dengan hal semacam itu adalah menulis, minimal artikel pendek. Baik sebagai apresiasi maupun sebagai perlawanan atas berbagai isu yang menurut saya cenderung melenceng dari yang seharusnya. 

Ketiga, sebagai dokumen setiap hal-hal yang bermanfaat. Saya sendiri pada dasarnya tidak berprofesi sebagai penulis, namun saya terus terdorong untuk memastikan setiap hal-hal yang bermanfaat terdokumentasi dengan baik. Cara sederhana mendokumentasinya adalah dengan menuliskannya, di samping dokumen dalam bentuk foto dan video. Hal ini tentu cukup berat, namun saya percaya bahwa memaksa diri untuk menulis adalah kekuatan yang memungkinkan saya punya karya tulis. Itulah mengapa saya bersama dan karena didukung oleh pera penulis lain akhirnya beberapa waktu lalu sukses menulis buku "Aku, Dia & Cinta". 

Penulis di luar sana tentu memiliki cerita, pengalaman dan motivasi tersendiri sehingga mereka bisa menghasilkan karya tulis yang bermutu. Saya belajar kepada mereka, baik langsung maupun tidak langsung. Selain bertemu dengan penulis lain, saya juga membaca karya mereka dalam bentuk buku dan artikel, termasuk membaca tulisan mereka di blog dan akun media sosial. Apalah lagi di era teknologi informasi dan komunikasi yang semakin canggih ini, saya pun semakin mendapatkan kemudahan untuk menikmati karya mereka secara gratis. Sehingga semangat saya untuk berkarya pun semakin tak terbendung lagi. Semoga menjadi inspirasi dan menambah semangat bagi siapapun yang hendak mencoba! (*)


Oleh: Syamsudin Kadir, Penulis Buku "Aku, Dia & Cinta" 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

5 Alasan Memilih Muhamad Salahudin Pada Pileg 2024

Mengenang Mama Tua, Ine Jebia

Jadilah Relawan Politik Tanpa Mahar!