KAUM MUDA CERENG GOLO SENGANG SEGERA MENDIRIKAN  PERPUSTAKAAN BERISI 100.000 EKSAMPLAR BUKU DI CERENG 

PADA Kamis 12 September 2019 lalu, dalam sebuah blog khas Kampung Cereng-Golo Molas (https://golomolas.blogspot.com/) dan di status akun facebook saya (Syamsudin Kadir), termasuk di group facebook DEMOKRASI MABAR, saya mempublikasi sebuah tulisan yang berjudul "Cereng; Kampung Terpencil Penuh Inspirasi".

Selain di situ, saya juga men-share link tulisan tersebut ke berbagai nomor dan group facebook juga WhatsApp (WA) lainnya. Baik akun dan group yang dimiliki oleh warga Cereng khususnya dan warga Mabar umumnya maupun warga di luar Mabar, termasuk beberapa teman Jurnalis dan Akademisi di beberapa kampus di Cirebon (Universitas Muhammadiyah Cirebon, IAIN Syeikh Nurjati Cirebon), Bandung (ITB, UPI, Unpad, UIN Bandung), Depok (UI), Jogjakarta (UGM, UII), Surabaya (STAI Lukmanul Hakim), Makasar (UMI, UIN Makasar) dan sebagainya.

Sepengetahuan saya, sampai tulisan ini selesai dibuat ( Ahad, 22 September 2019, pukul 08.30 WIB), tulisan sepanjang kurang-lebih sebanyak 9 paragraf tersebut, di-like sebanyak 161 kali, dibagikan sebanyak 2 kali dan terdapat 82 komentar. Orang yang berkomentar untuk tulisan tersebut memang tergolong banyak. Semuanya bernada positif dan optimis. Termasuk kesan dan kenangan baik masing-masing pemberi komentar. Salah satu pemberi komentar adalah Camat Sano Nggoang, Pak Syprianus Silfris.

Sekadar mengingatkan, agar tak lupa, pada tulisan tersebut saya menyampaikan beberapa poin penting.

Pertama, Kampung Cereng sangat terpencil karena memang jauh dari hiruk pikuk Kota. Sehingga Kampung Cereng, tentu saja Desa Golo Sengang, belum ada listrik, belum tersentuh jalan raya beraspal, belum ada air PDAM, belum ada sekolah negeri, belum ada Puskesmas dan sebagainya.

Kedua, Desa Golo Sengang kerap didatangi para politisi lintas partai politik (Parpol) untuk berkampanye. Hal ini terutama pada momentum pemilihan umum (Pemilu), baik Pilpres dan Pileg maupun Pilkada. Tema kampanye juga begitu banyak. Apakah nanti terwujud, itu urusan nanti. Untuk tidak dikatakan sekadar berbagi janji lalu diingkari.

Ketiga, walau para politisi kerap ingkar janji, warga Kampung Cereng khususnya dan warga Desa Golo Sengang umumnya tetap menghormati para politisi tersebut dengan cara yang santun dan beradab. Bahkan kalau para politisi itu datang menebar janji, mereka bakal mendapatkan suguhan makan dan minum gratis dari warga.  Sederhananya, kalau para politisi itu kembali dari salah satu Desa terbaru di Mabar ini, mereka bakal kenyang dan tak akan lapar dan haus.

Keempat, Desa Golo Sengang yang terdiri dari beberapa Kampung utama seperti Ceremba dan Leheng termasuk Kampung Cereng, adalah Desa penuh inspirasi dan motivasi. Semua itu terwariskan dengan baik dari para tetua kepada anak-cucu mereka, generasi pelanjut yang jumlah ratusan orang. Sehingga tak heran bila Desa yang beribukota Cereng ini merupakan salah satu Desa di Kecamatan Sano Nggoang yang memiliki banyak warga berpendidikan sarjana. Baik bergelar S1 dan S2 maupun S3.

Kelima, Desa Golo Sengang telah melahirkan ratusan sarjana, baik yang sudah pulang Kampung dan bekerja di berbagai instansi atau lembaga di Mabar, maupun yang masih di tanah rantauan. Ada yang sudah berkeluarga dan bekerja dalam beragam profesi, ada juga yang masih melanjutkan pendidikan. Mereka tersebar di berbagai kota seperti: Labuan Bajo, Ruteng, Bima, Mataram, Denpasar, Makasar, Palopo, Surabaya, Semarang, Cirebon, Bandung, Tangerang, Jakarta dan sebagainya.

Oh iya, kebetulan saya sedang mendata warga Desa Golo Sengang yang sudah meraih gelar sarjana dari berbagai jurusan atau program studi dan masih calon sarjana alias masih kuliah. Dalam data saya semuanya berjumlah hampir 100 orang. Itu belum ditambah dengan sarjana tua (generasi tua) yang kini anak bahkan cucu mereka sudah bergelar sarjana juga. Dan, tentu belum terdata semuanya, karena memang masih dalam proses pendataan.  Lebih jelasnya, dalam beberapa waktu yang akan datang akan saya publikasikan di blog Kampung Cereng-Golo Molas (https://golomolas.blogspot.com/).

Selanjutnya, pada tulisan ini saya perlu mengutip dua komentar Pak Camat Sano Nggoang untuk tulisan saya tersebut di group facebook DEMOKRASI MABAR seperti yang saya singgung sebelumnya.

"Pelan tapi pasti Pak, Desa Golo Sengang sudah mulai berubah. Kantor Desa-nya sudah bagus, partisipasi masyarakatnya juga kelihatan. Untuk jalan, tahun depan akan dilanjutkan dari Paku. Untuk listrik, cepat atau lambat, sampai sekarang sudah mulai survey."

"Tahun ini, Desa Golo Sengang ditetapkan sebagai Desa Model. Dan yang membanggakan, kader Posyandu sudah berangkat ke Jakarta utusan NTT."

Bagi saya, dari berbagai respon dan komentar atas tulisan saya tersebut, termasuk dari apa yang disampaikan oleh Pak Camat Sano Nggoang mengandung beberapa pesan penting.

Pertama, media sosial dapat menjadi salah satu media informasi dan komunikasi yang paling cepat antar elemen yang ada di Mabar. Bukan saja antara sesama warga biasa yang terbiasa menggunakan media sosial, tapi juga antar warga dan para aparatur sipil negara (ASN) yang mendapat tugas melayani kepentingan publik, seperti Pak Camat Sano Nggoang.

Kedua, Kampung Cereng sekaligus Desa Golo Sengang dikenal oleh sebagian besar pengguna media sosial yang juga warga Mabar itu sendiri. Hal ini dapat dipahami dari komentar mereka atas tulisan tersebut. Bahkan, sebagaimana yang saya ungkap sebelumnya, diantara mereka memiliki kesan dan kenangan tersendiri dengan Kampung Cereng dan Desa Golo Sengang.

Ketiga, Desa Golo Sengang adalah salah satu Desa terbaik di Kecamatan Sano Nggoang bahkan di Mabar. Hal ini sangat jelas dengan adanya berbagai kemajuan di Desa yang kini masih dipimpin oleh Bapak Hubertus Halu (Kae Huber) ini. Termasuk didelegasikannya kader Posyandu asal Desa Golo Sengang ke Jakarta sebagai delegasi atau utusan NTT.

Termasuk banyaknya warga yang sudah dan sedang melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi seperti, sekadar menyebut sebagiannya, UIN Bandung, UMI Makasar, Universitas Muhammadiyah Mataram, Universitas Nahdatul Wathon, Universitas Muhammadiyah Kupang, dan sebagainya.

Keempat, Pak Camat Sano Nggoang telah "menggaransi" bahwa infrastruktur Desa dan infrastruktur menuju Desa Golo Sengang diupayakan akan dihadirkan pada tahun 2020. Tahun ini, 2019, telah ada upaya ril sebagai pemantik awal untuk itu. Intinya, tinggal menanti momentum yang tepat. Untuk itu, warga Sano Nggoang, terutama warga Desa dengan Kepala Desa pertama Bapak Abdul Tahami (yang memimpin dua periode) ini mesti solid, kompak dan menjaga kerjasama. Selebihnya, kita nantikan saja wujudnya.

Kelima, Pak Camat Sano Nggoang telah melakukan hal besar dalam konteks komunikasi publik. Apa itu? Begini, walau responnya sederhana, Pak Camat telah membuka ruang dialog dan diskusi ringan bagi warga Kampung Cereng sekaligus Desa Golo Sengang, termasuk dengan saya yang memang terlahir dan warga asli Kampung Cereng. Dengan pola "ala milenial", Pak Camat yang baru saya kenal dua hari lalu ini, memberi hikmah berharga kepada siapapun yang sedang dan akan menjabat di instansi atau lembaga pemerintah bahwa respon sederhana dapat memantik diskusi yang konstuktif antar elemen dalam menghadirkan kemajuan bagi Mabar, termasuk pembangunan Desa.

"Jangan ragu menggunakan media sosial untuk berkomunikasi dan berdiskusi serta untuk membincang hal-hal yang bermanfaat bagi Desa atau Daerah kita.", begitu kira-kira substansi pesannya.

Saya layak menyampaikan terima kasih banyak kepada siapapun yang telah merespon tulisan tersebut di beberapa akun dan group media sosial. Termasuk terima kasih banyak kepada Camat Sano Nggoang Pak Syprianus Silfris yang sangat luar biasa. Saya benar-benar bangga dan terharu karena memiliki Camat seperti ini. Saya semakin bangga dan terharu karena pada Sabtu 21 September 2019 saya sempat berkomunikasi dengannya melalui facebook.

Saya berharap agar suatu saat saya bisa bertemu langsung dengan Camat yang akrab dengan warga ini untuk membincang banyak hal. Termasuk terkait rencana saya untuk mendirikan Perpustakaan Buku di Kampung Cereng Desa Golo Molas. Rencana saya, sebagaimana yang pernah saya bincangkan dengan beberapa kaum muda Cereng seperti adik sepupu saya, Muhamad Salahudin, yang masih melanjutkan S2 di Jakarta dan keponakan atau anak pertama dari kakak pertama saya, Andri Ilham, yang masih kuliah di Sekolah Tinggi Teknologi Bandung beberapa hari lalu, bahwa Perpustakaan ini nanti akan diisi sekitar 100.000 eksamplar buku.

Sebagai pemantik dan informasi, buku yang sudah tersedia sekitar 7.500 eksamplar buku yang berasal dari buku koleksi di perpustakaan pribadi saya, termasuk di dalamnya beberapa ratus eksamplar dari 21 judul buku karya saya sendiri. Sisanya, akan saya usahakan dari berbagai penerbit buku juga beberapa teman dari kalangan Dosen dan Mahasiswa di beberapa kampus dan kota di seluruh Indonesia.

Selain itu, Perpustakaan ini rencananya akan diisi juga dengan berbagai majalah dan koran lama yang berisi artikel atau essay saya dan istri saya yang pernah dimuat di berbagai surat kabar atau koran, termasuk karya sastra seperti novel, cerita pendek (cerpen) hingga puisi karya banyak penulis dan sebagainya.

Ala kulli hal, tulisan ini saya hadirkan sebagai pemantik semangat bagi siapapun bahwa menulis itu mudah dan asyik. Kapan dan di mana pun sejatinya setiap kita bisa menulis. Tema dan fokusnya pun terserah kita masing-masing. Saya memang tidak berprofesi sebagai penulis, tapi saya berupaya untuk terus belajar menulis alias berkarya. Karena bagi saya, menulis itu seperti minum kopi manis hangat, membuat penikmatnya fresh dan riang. Selebihnya, apapun kondisi dan situasinya, saya tetap fokus dengan rencana pendirian Perpustakaan Buku di Kampung Cereng Desa Golo Sengang. Semoga warga dan Kepala Desa Golo Sengang serta Pak Camat mendukung rencana baik ini. Saya yakin dan optimis bisa terwujud. If we will it, it's not dream. Kalau kita sudah berkehendak, maka itu bukan sekadar impian, sebab ia bakal terwujud. (*)


--SYAMSUDIN KADIR--
Penulis 21 Buku dalam beragam tema atau judul dan Anak ke-4 dari Bapak Abdul Tahami (Kepala Desa Pertama sekaligus Kepala Desa Dua Periode Desa Golo Sengang).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

5 Alasan Memilih Muhamad Salahudin Pada Pileg 2024

Mengenang Mama Tua, Ine Jebia

Jadilah Relawan Politik Tanpa Mahar!