Anies Baswedan dan Masa Depan Indonesia


KEMUNCULAN Anies Baswedan sebagai calon presiden untuk pemilu presiden (pilpres) 2024 mendapat apresiasi dari berbagai kalangan. Menariknya, sosok yang belakangan akrab disapa Abah Nasional ini, bukan saja diapresiasi oleh partai pengusung seperti Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Nasdem (Nasdem) tapi juga oleh partai pendukung seperti Partai Ummat. Selain itu, calon nomor urut 1 ini juga didukung oleh berbagai elemen masyarakat lintas latar belakang, baik dari latar suku dan ras maupun agama dan profesi. 

Hal ini menjadi warna tersendiri dalam dinamika politik nasional kita yang belakangan ini butuh kedewasaan yang berlipat-lipat. Bagaimana pun, Bang Anies, demikian sapaan akrab lainnya, hadir dengan gagasan yang membangun, sejumlah kritik konstruktif atas berbagai kebijakan yang dikeluarkan pemerintah dan dengan semangat menjaga persatuan bangsa. Bang Anies paham betul bahwa bangsa ini adalah bangsa yang beragam. Semua elemen, terutama para elite lintas sektor, mesti menjaga semangat kolektivitas dan kolaborasi, sehingga berbagai masalah yang muncul bahkan tantangan bangsa ke depan bisa diantisipasi sejak dini. 

Kemunculan Bang Anies pada kompetisi besar pertama dalam sejarah politik Indonesia (baca: pilpres 2024) menimbulkan dampak positif bagi kesadaran elemen bangsa untuk mencari titik temu dalam rangka mengambil bagian untuk menghadirkan perubahan bangsa ke arah yang lebih baik. Ia hadir dengan begitu banyak gagasan yang bila saja ia dan calon wakil presidennya Muhaimin Iskandar (Cak Imin) mendapatkan mandat sehingga terpilih pada pilpres 14 Februari 2024 nanti, maka besar kemungkinan gagasan jenialnya bisa dijalankan untuk kemajuan bangsa. Ini adalah pilihan politik yang bukan saja menggerakkan hati masyarakat, tapi juga menyadarkan memori kolektif masyarakat untuk berjuang bersama tanpa sekat apapun untuk menghadirkan perubahan. 

Dalam banyak momentum Bang Anies selalu mengingatkan para pendukung dan simpatisannya untuk mengedepankan etika. Bila etika dikesampingkan maka secara pelan-pelan berdampak pada rusaknya sendi-sendi kehidupan bangsa. Pelanggaran etik yang dilakukan oleh pejabat negara dan elit sektor lainnya bakal menambah kekhawatiran masyarakat akan masa depan bangsa yang bakal tercecer tanpa bentuk. Mungkin terlihat ada bentuknya namun tak punya semangat kebersamaan untuk menghadirkan perubahan. Padahal, substansi kompetisi seperti pilpres adalah ikhtiar paling formal dan normal untuk menghadirkan perubahan ke arah yang lebih baik. 

Hal lain, Bang Anies juga mengingatkan kita semua untuk menjadikan hukum sebagai panglima. Bila hukum dijadikan panglima maka keadilan bakal tercipta dengan sendirinya. Bahkan keadilan bukan saja adil bagi mereka yang berurusan dengan hukum tapi juga bagi semua elemen bangsa lainnya. Hal lain tentu saja hukum bukan saja mesti adil tapi memang mesti nampak adil. Bang Anies pun menegaskan bahwa hukum adalah panglima. Itu kesepakatan para pendiri bangsa. Bila kita mampu menempatkan hukum sebagai panglima maka tak ada celah bagi penguasa untuk menjadikan kekuasaan sebagai panglima.  

Dalam konteks global, Bang Anies juga sering menyampaikan pentingnya Indonesia hadir di tengah-tengah konsolidasi kepemimpinan global. Indonesia bukan saja hadir untuk menuliskan nama di daftar hadir peserta, tapi memastikan pemimpinnya, dalam hal ini presiden, mampu menjadi narasumber, rujukan gagasan dan sumber inspirasi bagi semangat kebersamaan global. Indonesia dengan pemimpin yang cekatan, sangat perlu muncul dalam berbagai konsolidasi global. Politik bebas aktif telah menjadi sumber energi Indonesia untuk berada pada posisi yang independen di tengah dinamika global yang tidak selalu positif bagi kepentingan kemanusiaan, termasuk Indonesia. Intinya, Indonesia mesti menjadi leader kepemimpinan global, bukan sekadar pelengkap. 

Hal lain, Bang Anies juga kerap menyampaikan perlunya Indonesia hadir dalam sebagai forum global dalam rangka mengambil peran untuk menghadirkan perdamaian global. Indonesia dengan bekal konstitusi yang telah menegaskan bahwa "penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan" maka Indonesia mesti hadir sebagai juru damai di tengah dinamika global yang mengarah pada konflik yang mengorbankan nyawa manusia dan kerusakan lingkungan. Indonesia mesti semakin giat dalam menemukan jalan keluar bagi semua konflik yang muncul di berbagai kawasan dunia.  

Kehadiran Bang Anies memang membuat kita semakin percaya diri dan optimis tentang dan pada masa depan Indonesia yang semakin cerah, maju dan membanggakan. Dari aspek komunikasi dan gagasan, Bang Anies bukan saja mumpuni tapi juga mempesona. Selain itu, dari sisi kepribadian dan emosional sosoknya tergolong kuat dan terjaga. Ia bukan sosok yang grasak-grusuk dan palsu, tapi sosok yang telaten dan autentik. Lalu, pada aspek jaringan nasional dan global, Bang Anies tergolong apik dan luas. Itulah yang membuatnya sukses menjalankan mandat warga DKI Jakarta saat memimpin ibukota ini pada periode 2017-2022 lalu. Itu jugalah diantara alasan bagi kita untuk mendukung dan memenangkannya pada pilpres 14 Februari 2024.  

Kita sangat bangga dan optimis bila sosok ini mendapat mandat sebagai presiden Indonesia untuk periode 2024-2029 maka masa depan Indonesia semakin cerah. Kita berharap agar partai pengusung dan pendukung serta elemen masyarakat lintas latar belakang yang selama ini berjuang untuk pemenangan Bang Anies terus bergerak dan tingkatkan kinerjanya. Tak ada jalan lain selain terus memastikan mayoritas pemilih mendukung dan memilih pasangan yang dikenal dengan pasangan AMIN (Anies-Muhaimin) ini. Jangan hiraukan fitnah dan celaan yang bisa saja sengaja diluncurkan oleh budak oligarki dan komplotan koruptor, cukup fokus pada agenda kampanye dengan cara-cara santun dan konstitusional. Semoga Allah kuatkan ikhtiar kita dan wujudkan harapan kita. Salam perubahan, salam satu untuk Indonesia! (*)


* Oleh: Syamsudin Kadir, Penulis Buku "Anies Baswedan; Pemimpin Ideal untuk Indonesia" 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

5 Alasan Memilih Muhamad Salahudin Pada Pileg 2024

Mengenang Mama Tua, Ine Jebia

Jadilah Relawan Politik Tanpa Mahar!