Moderasi dan Toleransi Garis Lurus


Alhamdulillah di tengah berbagai kesibukan yang menyita banyak waktu dan tenaga, saya menyempatkan menulis artikel untuk berbagai surat kabar dan media online, di samping makalah materi untuk berbagai forum diskusi, seminar dan serupanya. Salah satu isu dari beragam isi yang saya garap adalah isu moderasi sekaligus toleransi beragama. Selama beberapa tahun terakhir isu ini menjadi salah satu isu yang diperbincangkan di berbagai forum lokal dan nasional bahkan internasional. 

Antologi atau bunga rampai tulisan tersebut saya elaborasi dan rapihkan sehingga menjadi naskah buku yang layak terbit. Saya tentu tidak sendirian, sebab salah satu sahabat saya Pak Arif Husni Mubarak juga mengambil peran atau berkontribusi dalam menghadirkan buku yang berjudul "Moderasi dan Toleransi Beragama" ini. Pak Arif adalah sosok santri sejati yang aktif di lembaga pendidikan dan berbagai kegiatan sosial. Sehingga buku ini bukan saja berisi teori tapi juga bagaimana aksi praktis ajaran Islam termasuk moderasi dan toleransi dalam kehidupan ril dan sosial. 

Moderasi yang saya maksud tentu bukan moderasi yang ngasal. Sebab Islam memiliki cara pandang yang khas tentang kehidupan umatnya, termasuk dalam mengekspresikan inti ajaran Islam, terutama aspek sosial yang terkandung di dalamnya. Pada saat yang sama, Islam juga memiliki cara pandang yang khas tentang toleransi beragama. Sehingga Islam pun bukan saja agama yang mengandung dimensi spiritual tapi juga dimensi sosial yang khas. 

Dengan demikian, moderasi yang dikupas dalam buku ini bukan moderasi yang berimplikasi pada aksi gugatan atas sumber ajaran Islam. Tapi moderasi yang menempatkan sesuatu sesuai martabat dan konteksnya. Arti moderasi sendiri yaitu tengahan. Yaitu bersikap yang adil, pantas dan sepatutnya. Sumber nilainya adalah Islam yang sejak lama sudah akrab dengan ajaran "wasathiyah", tengahan. Tapi tengahan yang dimaksud bukan pertengahan dari dua ujung yang berbeda. Sebab tengahan yang autentik adalah adil dalam segala hal. Begitu juga toleransi, sikap menghormati dan menghargai kelompok yang berbeda agama atau keyakinan. 

Ya, buku setebal 212 halaman yang diterbitkan pada Juni 2022 lalu ini berisi tentang konsep Islam dari berbagai aspeknya, termasuk seputar moderasi dan toleransi dalam Islam, baik konsep maupun aplikasinya. Seperti yang sudah saya sampaikan di awal, tulisan pada buku ini merupakan makalah saya pada saat menjadi narasumber di berbagai forum. Di samping tulisan lepas sekaligus artikel yang pernah dimuat di berbagai surat kabar dan media online beberapa tahun terakhir. Semoga buku ini menjadi buku moderasi dan toleransi yang benar-benar lurus, ya garis lurus! (*)  


* Oleh: Syamsudin Kadir, Penulis Buku "Moderasi dan Toleransi Beragama" 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

5 Alasan Memilih Muhamad Salahudin Pada Pileg 2024

Mengenang Mama Tua, Ine Jebia

Jadilah Relawan Politik Tanpa Mahar!