Anies Baswedan Memang Bikin Kecewa!


BUKAN Anies Baswedan namanya kalau setiap  hari dicaci maki, dihina dan dimarah. Sebab sosok ini hari-harinya mendapatkan hal semacam itu. Sudah menjadi potret yang menempel pada dirinya. Tapi jangan salah paham dulu, nanti pahamnya malah salah. Sebab sosok yang murah senyum ini mendapatkan itu semua justru karena dia berprestasi dan kinerjanya baik. Bukan saja di level nasional ia memperoleh penghargaan tapi juga dari masyarakat internasional.

Sekadar menyebut sebagian prestasinya selama menjadi Gubernur DKI Jakarta. DKI Jakarta masuk dalam peringkat ke-47 Smart City Government pada 18 Januari 2019. Peringkat DKI setingkat dengan kota Paris di posisi ke-46. Dari 10 indikator penilaian, DKI Jakarta meraih 3 nilai tertinggi pada indikator, yaitu visi Pemerintah Propinsi DKI Jakarta, Kepemimpinan Gubernur Propinsi DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai Kepala Pemerintahan, dan Alokasi Anggaran atau APBD Propinsi DKI Jakarta.

Tak hanya itu, bahkan DKI Jakarta juga menerima penghargaan sebagai PTSP Propinsi terbaik se-Indonesia dari Kemenpan RB dan PTSP dengan tingkat inovasi terbaik dari Lembaga Administrasi Negara (LAN). Pada 10 Desember 2018, DKI Jakarta menerima penghargaan Reksa Bahasa dari Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Lalu dari Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Pemprop DKI menerima penghargaan terkait laporan hasil kekayaan pejabat negara (LHKPN), gratifikasi, serta aplikasi pelayanan publik. 

Bahkan yang teranyar adalah Anies Baswedan sukses mengadakan event formula E yang mendapatkan apresiasi sekaligus decak kagum masyarakat dunia pada Jakarta juga Indonesia. Bukan itu saja, Anies Baswedan juga mampu menghadirkan lapangan sepak kebanggan warga ibukota bahkan pecinta sepak bola di seluruh Indonesia Jakarta Internasional Studium (JIS). Bukan saja pemain Persija dan Hak Mania yang bangga, tapi juga seluruh masyarakat di seluruh penjuru Indonesia. 

Hal lain yang tak kalah menariknya adalah ketika Jakarta disamakan seperti kota mewah lainnya di dunia. Ya, saat ini Jakarta sudah selevel Paris, setidaknya dari 140 Kota di dunia Jakarta berada di peringkat ke-47 Smart City Government. Penghargaan dari Eden Strategy Institute dilakukan melalui riset dengan menyaring 140 kontestan. Mereka menilai kota-kota tersebut berdasarkan komitmen kota untuk membangun Smart City dengan 10 indikator yang digunakan untuk menentukan peringkat Smart City Government.

Penghargaan-penghargaan tersebut menggambarkan bahwa Anies Baswedan yang kini mendapatkan dukungan dari berbagai elemen masyarakat lintas latar belakang: suku, ras, agama dan profesi ini memang hebat. Ia lincah alias jago dalam kepemimpinan dan visi, bahkan literasi politik. Jadi, bila ada suara sumbang yang menepikan prestasi Anies Baswedan, kemungkinan mereka bagian dari proyek besar reklamasi yang dulu sudah dibatalkan oleh alumni Universitas Gadjah Mada (UGM) Jogjakarta ini. Bahkan bisa jadi mereka adalah budak-budak koruptor dan oligarki yang selama ini sulit menembus tembok moral Anies Baswedan untuk bermain anggaran di APBD DKI Jakarta. 

Sebagai warga Jakarta atau warga daerah mana pun di negeri ini mestinya kita bangga punya sosok yang cerdas, jujur dan santun semacam ini. Ia memimpin dengan kebijakan yang terukur, bukan dengan marah-marah. Ia tidak mencaci lawan politik, bahkan mengajak mereka untuk berkolaborasi membangun dan memajukan Jakarta. Sebab bagaimana pun, ia sangat memahami betapa potensi kebaikan dan niat baik tentu mesti diberi ruang. Kecuali bagi mereka yang benar-benar berniat buruk bagi DKI Jakarta bahkan Indonesia, mereka perlu disadarkan akan pentingnya politik gagasan sekaligus politik kebangsaan yang selama ini menjadi label yang melekat pada Anies Baswedan. 

Jakarta dan Indonesia sangat bangga karena memiliki Gubernur yang tidak suka pamer marah-marah, sebab fokusnya adalah menjalankan tugas dengan kinerja yang apik. Kita tentu layak bersyukur karena sosok ini tidak ditopang oleh media massa namun masyarakat menyaksikan sendiri kualitas kinerjanya selama memimpin ibukota. Bahkan pada saat musim mudik lalu ia sukses memberangkatkan rakyatnya mudik secara gratis ke berbagai penjuru Indonesia terutama Jawa. Termasuk sukses dalam penanggulangan atau menangani bencana non alam: Covid-19 yang telah merenggut begitu banyak nyawa manusia di muka bumi ini. 

Namun demikian, ia bukan sosok yang jumawa atau angkuh. Pada berbagai kesempatan Anies, begitu nama akrabnya, selalu mengingatkan betapa pentingnya menjaga keharmonisan dan persatuan bangsa. Ia sangat konsen pada isu itu, sehingga tidak mau terjebak pada hal-hal remeh dan receh. "Dicaci tak tumbang, dipuji tak melayang", ungkapnya. Baginya, pejabat publik di ranah publik harus siap dicaci bukan hanya dipuji. Ia hormati pandangan itu, ia sadar tidak mungkin mampu menyenangkan semua orang, apalagi mereka yang masih menyimpan dendam, dengki dan marah. Bagi mereka, Anies Baswedan mengecewakan, tentu saja dengan dalil fanatisme kelompok dan kebencian yang melekat dalam dada mereka pada sosok yang berjiwa Pancasila ini. 

Memimpin DKI Jakarta memang bukan pekerjaan ringan. Hanya pemimpin yang berjiwa negarawan saja yang mampu memimpin ibukota dengan jutaan permasalahannya ini. Dan, Anies Baswedan sedang dan sudah melakukan itu. Ia tidak saja pandai berteori dan bernarasi tapi juga jago pada tataran aksi dan aplikasi. Buktinya, ia berprestasi dan mendapat berbagai penghargaan. Banjir dan kemiskinan di ibukota pun semakin terkendali. Sehingga bila ia didukung oleh berbagai elemen untuk maju pada Pilpres 2024 mendatang, itu sangat wajar.  Sebab Anies Baswedan telah mengecewakan para koruptor dan mafia, atau mungkin budak-budak para koruptor dan mafia itu yang gagal merampok anggaran di DKI Jakarta. Ya, Anies Baswedan memang bikin kecewa! (*)


* Oleh: Syamsudin Kadir, Penulis Buku "Membaca Politik Dari Titik" 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

5 Alasan Memilih Muhamad Salahudin Pada Pileg 2024

Mengenang Mama Tua, Ine Jebia

Jadilah Relawan Politik Tanpa Mahar!