Produktif Menulis Di Saat Sibuk


TRADISI menulis merupakan salah satu tradisi penting dalam mendukung terciptanya masyarakat bangsa maju. Jangankan bagi penulis kawakan, bagi penulis pemula pun, aktif menulis adalah pekerjaan berat dan penuh tantangan. Kadang bila semangat menulis tiba, berbagai hambatan datang juga. Selain itu, rasa malas pun kerap menjadi penghalang, sehingga aktivitas menulis tak kunjung jadi karya yang terbaca atau terpublikasi. 

Bagi penulis pemula, salah satu alasan yang paling sering muncul hingga enggan menulis adalah sibuk. Misalnya, banyak aktivitas lain yang lebih penting. Belum ada jadwal khusus untuk menulis, waktu dihabiskan untuk pekerjaan sehari-hari, tidak memiliki referensi yang perlu dibaca, dan masih banyak lagi alasan lainnya. Sederhananya, semangat menulis ada atau tersedia, namun selalu dihambat oleh berbagai kesibukan ini itu. Kesibukan pun benar-benar menjadi alasan utama, bahkan sering jadi pembenaran. 

Lalu, bagaimana dan apa saja tips agar dalam kondisi sibuk masih bisa menulis hingga menghasilkan karya tulis? Saya belum punya teori, tapi saya punya pengalaman. Karena itu, saya jawab dengan pengalaman selama ini. Pertama, motivasi dari dalam diri. Menulis butuh motivasi terutama dari dalam diri sang penulis. Bila seseorang ingin memiliki karya tulis sendiri, hingga berbentuk buku, maka ia mesti memiliki semangat dari dalam diri untuk menulis hingga jadi karya tulis. Motivasi dari orang lain itu perlu, tapi motivasi dari dalam diri jauh lebih penting. 

Kedua, miliki dan fokus pada target. Memiliki target juga penting bagi penulis pemula. Bagi seseorang yang memiliki target biasanya akan terdorong untuk menuntaskan tulisannya hingga selesai dalam waktu tertentu. Katakanlah punya target menulis 10 menit dalam sehari dan minimal menulis 2 halaman, fokuslah dengan target tersebut. Bila seseorang tertarik untuk menulis artikel maka fokuslah untuk menulis artikel. Agar idenya berkembang, silahkan baca buku atau tulisan lain yang membahas seputar tema yang sedang ditulis. Lalu fokuslah dengan target yang sudah direncakan. 

Ketiga, langsung praktik. Menulis adalah kata kerja yang meniscayakan adanya tindakan ril yaitu praktik menulis langsung. Sesemangat apapun seseorang untuk menghasilkan karya tulis, hanya akan menghasilkan tulisan bila langsung menulis. Gagasan besar atau kecil hanya akan dikenal dan dipahami bahkan diterima oleh pembaca manakala sang pemilik gagasan mampu mengungkapkannya kepada pembaca, termasuk dalam bentuk tulisan. Kemauan yang kuat dan ide yang baik saja tak cukup, sebab ia perlu ditulis agar bisa dipahami oleh pembaca.

Keempat, cicil tulisan. Tak ada tulisan yang langsung jadi, sebab menulis satu huruf pun membutuhkan proses. Begitu juga menulis satu kata, satu kalimat dan satu paragraf, pasti membutuhkan proses yang panjang. Apalah lagi menulis artikel dan buku, tentu saja membutuhkan waktu yang cukup. Di sini juga membutuhkan tenaga dan konsentrasi sang penulis. Untuk meringankan beban berat saat menulis maka penulis perlu mencicil tulisannya, sedikit demi sedikit. Seluruh artikel dan buku yang saya tulis dilahirkan dari proses mencicil tulisan dalam waktu yang lama.  

Kelima, latihan setiap hari. Penulis yang baik adalah penulis yang terus menerus belajar. Ia berupaya agar setiap hari memiliki kesempatan untuk belajar, termasuk untuk melatih dirinya agar menulis setiap hari. Misalnya, seseorang sudah punya target menulis artikel minimal 10 menit perhari, maka ia membutuhkan proses latihan yang rutin. Setiap hari ia sudah memaksakan diri agar bisa melahirkan tulisan baru, apapun jenis dan temanya. Melatih diri untuk menulis sangat ditentukan oleh kenyamanan penulis. Ada yang nyaman menulis pagi atau siang hari, ada juga yang nyaman menulis pada tengah malam. 

Setiap kita terutama penulis pemula pasti memiliki pengalaman dan motivasi menulis  masing-masing. Kalau diceritakan atau dibagi kepada pembaca tentu berdampak baik bagi tradisi literasi bangsa kita. Setiap kita pasti memiliki alasan tertentu sehingga enggan menulis, padahal kita sudah menetapkan untuk menulis setiap hari. Kesibukan selalu menjadi alasan pembenar sehingga tak sedikit yang punya semangat dan gagasan namun belum juga menulis. Saya percaya, dengan membaca secara utuh penjelasan di atas dapat membantu siapapun di luar sana untuk tetap menulis hingga jadi karya tulis walaupun dalam kondisi sibuk. (*)


Oleh: Syamsudin Kadir, Penulis Buku "Aku, Dia & Cinta" 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

5 Alasan Memilih Muhamad Salahudin Pada Pileg 2024

Mengenang Mama Tua, Ine Jebia

Jadilah Relawan Politik Tanpa Mahar!