Pesan Penting Haji Anwar Yasin


PADA Jumat 7 April 2023 saya dan istri (Eni Suhaeni) beserta anak kami: Azka Syakira, Bukhari Muhtadin dan Aisyah Humaira berkunjung ke rumah Pak Haji Anwar Yasin di kompleks perumahan sebuah perumahan di Kabupaten Cirebon-Jawa Barat. Letaknya sekitar 2 km, yang tak terlalu jauh, dari tempat saya berdomisili. Sebuah pertemuan yang bukan saja mengeratkan hubungan baik tapi juga memiliki nilai edukasi dan inspirasi yang sangat berkelas.  

Sebetulnya pertemuan kali ini adalah pertemuan ke sekian saya dengan sosok yang kerap saya sapa Pak Ustadz ini. Sejak saya menjadi warga baru Kota Cirebon pada 7 Oktober 2010 silam, saya sudah mengenal beliau. Pak Ustad Yasin kerap memberi nasehat dan berbagi pengalaman seputar banyak hal. Dari pengalaman hidup, berkarir baik politik maupun usaha, dan masih banyak lagi. Beliau juga kerap mengajak bertemu dan menghadiri beberapa acara yang tentu saja bermanfaat dan inspiratif. 

Beberapa waktu lalu pun saya mendapat kesempatan untuk menulis buku tentang sosok yang murah senyum ini. Judulnya "Kiprah Politik Drs. H. Anwar Yasin". Sebagai penulis pemula, restu dan dukungan beliau merupakan energi bagi saya untuk terus menulis. Kala itu saya menulis seputar perjalanan beliau di jalur politik, tepatnya sepak terjang dalam menjalankan amanah sebagai anggota DPRD Jawa Barat. Basisnya adalah berita media dan kegiatan beliau selama bertugas. Termasuk ketika beliau berkunjung ke berbagai daerah di Jawa Barat. 

Pada pertemuan sekitar 2 jam kali ini saya mendapat banyak nasehat dan masukan, terutama berkaitan dengan ketertarikan saya pada dunia kepenulisan selama ini. Ada beberapa poin penting yang disampaikan oleh politisi yang pernah lama beraktivitas di Jakarta ini. Pertama, urgensi media massa. Menurutnya, media massa adalah elemen penting sekaligus menjadi kekuatan penyeimbang dalam perjalanan sebuah bangsa. Bila media massa kokoh maka publik akan mendapatkan informasi yang berimbang dan lebih jernih. 

Kunci kokohnya media massa adalah kemandirian ekonomi. Karena itu, media massa mesti memiliki basis ekonomi yang kuat, sehingga tetap berdiri tegak di hadapan kepentingan apapun. Bahkan menurutnya, media massa perlu melakukan ekspansi unit usaha. Bila selama ini cenderung pasif pada sisi pengembangan ekonomi maka ke depan perlu menginisiasi pengelolaan media massa yang menguatkan sisi ekonomi. Kolaborasi dengan elemen yang ada adalah salah satu jalan yang bisa ditempuh. 

Kedua, konten sebagai kunci. Pada era menjamurnya media sosial maka media massa  dengan segala tantangannya akan berhadapan dengan informasi palsu atau bohong alias hoax. Bila terjebak pada konten tak bermutu maka media massa akan kehilangan jejak bahkan dilupakan masyarakat. Dampaknya bukan saja media massa ditinggal masyarakat, bahkan informasi hoax bakal mendominasi kehidupan masyarakat. Bila itu dibiarkan berlarut-larut maka masyarakat tidak memperoleh informasi yang mencerahkan.

Di sinilah pentingnya konten media massa. Konten media massa tidak saja berisi berita tapi juga nilai-nilai yang hidup di masyarakat. Sederhananya, berita media mesti mencerminkan kebutuhan masyarakat secara ril. Media massa-lah yang diharapkan menjadi pembela sekaligus pemberi kabar berimbang bagi masyarakat. Konten yang berkualitas sangat ditentukan oleh kejujuran informasi dan pembelaan atas hak-hak masyarakat yang layak dibela. 

Ketiga, media sebagai warisan. Media massa tidak hanya dilihat dari sisi fungsi dan peranannya sebagai media sekaligus sumber informasi, ia juga merupakan satu kekuatan yang menjadi sumber kekayaan. Apalah lagi di era digital ini, media massa sejatinya bisa dijadikan sebagai sumber ekonomi yang bisa diwariskan. Karena itu, menurutnya, perlu pengelolaan media massa yang lebih adaptif dengan tantangan zamannya. Media massa mesti naik kelas dan ekspansi, sehingga menjadi pusat sekaligus sumber informasi yang akurat dan dipercaya. 

Sekadar contoh, penulis media, wartawan dan redaksi media massa perlu melek digital. Digitalisasi berita sekaligus karya jurnalistik sejatinya dapat menjadi sumber kekayaan. Karya tulis para penulis juga mesti go digital.  Berbagai berita yang sudah dipublikasi selama sekian waktu memang terlihat sudah menjadi sampah, namun bila dikelola dengan baik dan produktif maka itu menjadi sumber ekonomi baru. Misalnya, hari ini menjadi berita, tahun depan bisa dijadikan buku, minimal dokumen berita seputar ekonomi, pendidikan, kesehatan, kebijakan publik dan politik. 

Anggota DPRD Jawa Barat daerah pemilihan atau Dapil XII Jawa Barat yang mencakup Kota dan Kabupaten Cirebon serta Kabupaten Indramayu ini pun mengajak para penulis termasuk para wartawan untuk mulai menginisiasi atau memanfaatkan teknologi sebagai media publikasi tulisan dan beritanya. Go digital merupakan salah satu jalan yang layak ditempuh agar konten sekaligus idealisme tetap terjaga, dengan catatan ekonomi tetap terjaga pula. Sebab idealisme itu penting, tapi ia mesti ditopang oleh ekonomi yang kuat, bahkan bisa diwariskan ke anak cucu atau generasi berikutnya. 

Sebetulnya ada banyak nasehat dan inspirasi dari politisi senior Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang saya peroleh pada pertemuan kali ini. Bila saja tidak ada kegiatan lain yang sudah dijadwalkan sebelumnya, bisa jadi saya terus membincang banyak hal, sehingga memperoleh begitu banyak hal pada pertemuan ini. Pertemuan 2 jam saja sudah menghadirkan optimisme pada diri saya, apakah lagi bila lebih dari itu, tentu saya bakal mendapatkan nasehat dan inspirasi baru. Saya percaya bahwa apa-apa yang beliau sampaikan pada pertemuan ini adalah hal-hal penting, karena itu ke depan perlu saya tindaklanjuti. Terima kasih banyak Pak Haji Anwar Yasin, semoga Allah selalu menguatkan dan memberkahi seluruh perjalanan hidup kita! (*)


* Oleh: Syamsudin Kadir, Penulis Buku "Anies Baswedan, Merawat Persatuan Wujudkan Keadilan Sosial" 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

5 Alasan Memilih Muhamad Salahudin Pada Pileg 2024

Mengenang Mama Tua, Ine Jebia

Jadilah Relawan Politik Tanpa Mahar!