Menumbuhkan Semangat dan Produktifitas Penulis


SALAH satu pertanyaan yang sering muncul pada benak penulis pemula atau mereka yang hendak belajar menulis adalah "menulis mulai dari mana?" Bila ditelisik maka kita bisa menulis dari beberapa sisi, pertama, dari sisi konten atau isi. Di sini kita bisa menulis dari sesuatu yang kita sukai, alami, dengar, lihat, rasakan dan sebagainya. Kedua, dari sisi kesempatan. Di sini kita bisa menulis pada saat nyamannya kita. Setiap kita punya rasa nyaman pada waktu tertentu. Ketiga, dari sisi cara dan pola. Di sini kita bisa menggunakan rumusan sarang laba-laba dan rumusan magnet titik. Teknisnya, silahkan tuliskan sebuah kata yang menarik lalu kembangkan dengan menggunakan ide yang muncul pada saat kita menulis kata itu. 

Kuncinya adalah skill atau keterampilan menulis. Cara mengetahui dan mengembangkan skill menulis adalah dengan cara terus melatih. Terus melatih adalah kunci penting. Melatih bukan saja menulis, tapi juga menulis yang lebih berkualitas. Kalau kita sudah terbiasa menulis maka keterampilan kita dalam menulis bakal teruji. Hal lain, bacalah sesuatu yang kita sukai. Semakin banyak referensi atau tulisan yang kita baca maka nanti bakal ketahuan kita cenderungnya menulis tentang apa dan tulisan jenis apa. Cerpen, artikel, puisi, novel, buku atau apa? 

Bila terus melatih, maka kita bakal menjadi penulis produktif. Menjadi penulis yang produktif adalah dambaan setiap orang yang menekuni dunia kepenulisan. Untuk sampai pada level ini tentu butuh proses belajar. Paling tidak ada beberapa hal yang mesti dijaga bila kita hendak sampai pada level ini, yaitu: 1). biasa dan bangga membaca karya tulis orang lain. Apapun jenis dan kontennya, karya orang lain adalah sumber inspirasi dan ide. Tujuannya tentu untuk menambah wawasan dan pengetahuan, menemukan pola atau cara kepenulisan, dan menemukan diksi unik atau baru. Intinya, menambah stok kosa kata dan stok isi otak kita. 

Lalu, 2). menemukan ide utama. Ide utama kita apa dan kira-kira apa yang hendak kita bahas untuk mengembangkan ide utama kita. Di sini kita bisa bikin kerangka tulisan sesuai kemauan kita dan senyamannya kita. 3). biasakan diri untuk menulis. Hal ini dilakukan dengan cara melatih setiap hari. Tak boleh ada hari tanpa tulisan baru, apapun bentuknya dan sependek apapun tulisannya. Hasil tulisan kita mesti kita hargai dan tidak boleh dianggap remeh. Sebab ide yang ada pada tulisan kita sependek apapun tulisannya itu adalah ide dan itu adalah karya kita. 

Berikutnya, 4). berani publikasi. Kalau kita ingin tergerak untuk menulis dan menjaga rasa percaya diri terhadap aktivitas kepenulisan maka publikasi tulisan adalah kuncinya. Sehebat apapun penulis dan sebagus apapun idenya bila tak dipublikasi itu tidak berarti apa-apa. Maka publikasi tulisan perlu digiatkan, terutama untuk mendapatkan saran dan masukan bahkan kritik dari pembaca. Dengan begitu, kita bisa mengevaluasi diri termasuk meningkatkan kualitas tulisan kita. 

Hal lain, 5). aktif di komunitas sekaligus sekolah atau kelas menulis. Saat ini sudah banyak komunitas yang fokus di dunia kepenulisan. Komunitas semacam ini biasanya sering mengadakan kelas menulis yang bisa diikuti secara gratis. Cereng Menulis, sebuah komunitas dunia maya asal Manggarai Barat-NTT dan masih banyak lagi komunitas lainnya adalah komunitas kreatif yang bisa kita ikuti. Di sini kita bisa belajar dan berbagi pengalaman dengan mereka yang berbeda pengalaman dan ide kepenulisan dengan kita. Ide gila alias kreatif biasanya lahir dari komunitas semacam ini. 

Menulis adalah momentum berbagi inspirasi. Kelak bila tulisan atau karya kita terutama buku kita dibaca oleh banyak orang bahkan menjadi inspirasi bagi mereka dalam melakukan kebaikan maka itu adalah sebuah kejadian istimewa yang sangat kita banggakan. Suksesnya karya tulis justru pada titik ini, pada manfaatnya bagi banyak pembaca. Manfaat semacam ini bakal berbalik kepada kita. Sebab setiap kebaikan pasti beranak pinak dan mendatangkan kebaikan yang berlipat ganda.  

Bersyukur kepada Allah adalah kunci penting lainnya yang perlu kita jaga dalam menekuni aktivitas kepenulisan. Sebab karena bimbingan dan anugerah-Nya-lah yang membuat kita bisa berkarya, bahkan hingga karya kita dibaca dan bermanfaat bagi banyak orang. Semoga dengan begitu, semangat dan keterampilan menulis kita semakin terasah dan produktif dalam menghasilkan karya tulis yang lebih monumental, serta tentu saja kebaikannya berlipat ganda, baik pada sisi duniawi maupun ukhrowi. Itulah yang disebut dengan efek berkah karya tulis. Jadi, mari menulis! (*)


* Oleh: Syamsudin Kadir, Penulis 50 Judul Buku dan Owner "Cereng Menulis" 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

5 Alasan Memilih Muhamad Salahudin Pada Pileg 2024

Mengenang Mama Tua, Ine Jebia

Jadilah Relawan Politik Tanpa Mahar!