Golo Sengang Muda dan Masa Depan Manggarai Barat


PADA Jumat 20 Januari 2023 sekitar pukul 20.00 WIB hingga selesai saya didaulat menjadi pemantik diskusi pada forum "Diskusi Santai" yang diadakan oleh Pemuda Muslim Golo Senggang (PMGS) rantauan atau diaspora muda di berbagai kota di seluruh Indonesia. Pada acara yang dilangsungkan secara online (Google Meetting) dan dihadiri sekitar 50-an lebih peserta ini saya ditemani oleh adik saya Pak Muhamad Salahudin sebagai narasumber atau tepatnya pemantik diskusi. Bila saya petualang jalanan, maka sosok yang satu ini adalah aktivis sekaligus intelektual muda yang saat ini masih aktif sebagai Staf Ahli Pak Ahmad Johan, senior kami yang kini aktif sebagai anggota DPR RI Fraksi PAN periode 2019-2024. 

Saya perlu menginformasikan bahwa Golo Sengang merupakan salah satu desa di kecamatan Sano Nggoang yang berada di kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur atau NTT. Desa ini terdiri tiga dusun yaitu Cereng, Ceremba dan Leheng. Desa termasuk desa yang jauh dari hirup pikuk perkotaan. Selain belum sempurna dijamah jalan raya beraspal dan air PDAM, desa ini juga baru tersentuh listrik sejak 12 Oktober 2022 lalu. Walau demikian, warga desa ini dari generasi ke generasi tergolong terpandang terutama dari sisi pendidikan. Sebagai warga asli desa ini yang kini masih berdomisili dan berkarir di Cirebon-Jawa Barat, saya sangat haru dan bangga karena forum ini benar-benar mempertemukan kaum muda Golo Sengang lintas generasi.  

Pada sesi awal, karena memang menjadi pemantik awal, saya menyampaikan perlunya kaum muda untuk meningkatkan kapasitas dan kualitas dirinya. Hal ini menjadi relevan, sebab kebutuhan dan tantangan zaman ke depan meniscayakan generasi muda berkualitas dan siap berkompetisi. Selain perlu belajar berorganisasi, kaum muda juga mesti memiliki modal utama yaitu values (nilai-nilai) seperti cita-cita, perjuangan, visi dan nilai luhur seperti kejujuran, tanggungjawab dan sebagainya. Selain itu, kemampuan untuk bernarasi yang ditopang oleh pengetahuan dan wawasan luas, serta kemampuan berkomunikasi yang baik.  Kuncinya adalah banyak baca dan diskusi serta silaturahim sekaligus membangun jaringan. Dengan begitu, kelak punya kemampuan mengeksekusi atau menjalankan langkah konkret bagi terwujudnya cita-cita perubahan. 

Pada sesi selanjutnya, adik saya Pak Muhamad Salahudin, yang belakangan ini namanya kerap disebut sebagai calon kuat dari Partai Amanat Nasional (PAN) untuk Pileg di Manggarai Barat 14 Februari 2024 nanti, menyampaikan perlunya kaum muda untuk membangun semangat kolektivisme atau semangat bekerjasama. Bahkan ayah dua anak ini mengutip ungkapan Ali bin Abi Thalib yang sangat mashur, "Kebenaran yang tak teratur akan terkalahkan oleh kebatilan yang teratur". Sehingga ia pun berharap agar semangat kebersamaan mesti terus dipupuk dari hal kecil dan sejak dini. Pada saat yang sama, kaum muda juga perlu memperluas jaringannya. Baik jaringan personal maupun jaringan organisasi. 

Sahabat saya Pak Syafarudin Jemadil yang turut hadir pada forum ini juga menyampaikan pesan agar kaum muda merespon terhadap perkembangan dan kemajuan kampung halaman termasuk Manggarai Barat dari waktu ke waktu. Menurutnya, memang manfaatnya tidak bisa dinikmati saat ini, namun punya dampak positif di masa yang akan datang. Bukan satu generasi, tapi lintas generasi. Ia pun meminta agar kaum muda memiliki keterampilan khusus seperti kemampuan berbahasa asing, baik bahasa Inggris maupun bahasa Arab. Di samping itu, tentu saja fokus studi yang kelak berdampak bagi keberlanjutan karir profesi. 

Hal lain, menurut senior saya Pak Ahmad Jehudin, kaum muda tidak boleh banyak tidur. "Neka toko temo", jangan kelamaan tidur atau jangan tidur "ngasal" tidur. Sebab menurutnya, perkembangan dan kemajuan Manggarai Barat sudah mulai terasa. Memang belum merata, namun geliat perubahan sudah mulai terlihat di berbagai sudut tempat. Hanya saja, menurutnya, kita terutama kaum muda perlu memastikan bahwa kaum muda punya kontribusi ril bagi setiap perubahan yang sedang dan akan terjadi. Sekecil apapun peran dan kontribusinya, selama itu bermanfaat maka itu adalah lakon sejarah yang perlu ditunaikan.   

Hal yang tak kalah pentingnya, menjelang akhir acara, saya juga mengingatkan pentingnya kaum muda membangun semangat berusaha atau menumpuk jiwa entrepreneur sejak dini. Hal ini sangat penting dan mendesak agar ke depan semakin siap menghadapi berbagai tantangan perubahan. Kaum muda perlu menginisiasi unit usaha tertentu yang memungkinkan dirinya memiliki sumber penghasilan bahkan kelak menjadi aset berharga. Pada umumnya kaum muda itu idealis, namun idealisme tertampar dan terpinggirkan oleh kebutuhan terutama finansial. Maka di sinilah perlunya penguatan aspek ekonomi sejak dini. 

Berdiskusi dengan kaum muda memang butuh saldo optimisme yang cukup. Sebab mereka memiliki tabiat yang bisa saja membuat siapapun mengira mereka tidak melakukan apa-apa, padahal mereka sejatinya dan pada umumnya menyimpan harta karun yang banyak, sehingga bisa jadi sedang menyusun rencana besar. Mereka energik, potensial dan tidak punya beban masa lalu adalah fakta. Hanya saja kaum muda butuh motivasi dan bimbingan dari senior mereka. Bukan soal pengetahuannya terutama, sebab itu bisa dibaca di berbagai sumber bacaan, yang utama adalah rekam jejak dan pengalaman hidup yang perlu dibagi agar generasi muda semakin transformatif. 

Tak ada gading yang tak retak, begitu ungkapan bijak mengingatkan kita. Materi yang saya sampaikan tentu belum sempurna, ada saja celah yang layak dikoreksi dan diperbaiki. Saya sangat mendukung acara semacam ini, terutama bila ditunaikan oleh kaum muda yang berpendidikan. Sebab sejarah perubahan selalu merupakan akumulasi peranan generasi lintas zaman. Kerja satu generasi memiliki koneksi yang sangat kuat dengan generasi sebelum dan sesudahnya. Diaspora muslim muda Golo Sengang adalah kekuatan baru yang pada saatnya nanti mampu mewarnai dinamika di Manggarai Barat bahkan NTT dan Indonesia. Semoga optimisme semacam ini terus membiak hingga menjadi inspirasi bagi siapapun untuk menyusun langkah nyata perubahan yang tersejarahkan! (*)


* Oleh: Syamsudin Kadir, Penulis Buku "Merawat Indonesia" 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

5 Alasan Memilih Muhamad Salahudin Pada Pileg 2024

Mengenang Mama Tua, Ine Jebia

Jadilah Relawan Politik Tanpa Mahar!