Jurus Sederhana Melahirkan Tulisan Menarik


Menarik atau tidaknya tulisan itu pada dasarnya relatif. Biasanya tergantung standar narasi dan kualitas pengetahuan pembaca. Tulisan yang menarik menurut penulis, belum tentu menarik bagi pembaca. Begitu juga sebaliknya. 

Tulisan ilmiah seorang guru besar kadang tidak bisa dipahami secara langsung oleh pembaca, bukan karena tulisannya ribet, tapi kosa kata dan diksinya jarang didengar dan dibaca pembaca. Bagi kalangan akademisi tulisan semacam itu sesuatu yang biasa bahkan bagi mereka itu menarik. Bagi masyarakat umum tentu itu kurang menarik. 

Walau demikian, sebagai pemula kita tetap berupaya agar tulisannya menarik, walau sekadar menurut standar dirinya. Bila terus belajar dan melatih nanti bakal ada perubahan kualitas tulisan. Pada awalnya tak menarik, minimal menurut pembaca, akhirnya menarik juga. 

Lalu, bagaimana caranya agar tulisan bisa menarik dan disukai pembaca? 

Pertama, tulis sesuatu yang akrab dengan kehidupan kita. Misalnya, asyiknya bermain atau menemani anak-anak di rumah setelah bekerja di luar rumah. 

Atau bisa juga menulis hal-hal yang menarik seperti tentang berbagai nikmat yang Allah anugerahkan kepada kita. Biasanya, itu menarik bagi pembaca. 

Kedua, tulislah dari dalam hati. Ketika menulis sesuatu tulisan, lakukan dengan tenang, pastikan diri kita merasa terlibat dalam menyusun tulisan itu, dan upayakan agar menulis dalam kondisi hati kita nyaman. 

Ketiga, untuk kerangka penulisan itu bebas, tergantung selera saja. Setiap kita punya selera dan kecenderungan masing-masing. Hanya saja, itu bukan patokan utama. Sebab ada juga yang menulis bebas tanpa kerangka tapi tulisannya tuntas dan pembaca suka membacanya. 

Namun bila menelisik pengalaman selama ini, saya terbiasa untuk menulis sesuatu dengan menyusun outline atau kerangka kecil yang berisi ide-ide pokok tulisan. Dari situlah nanti sebuah tulisan dikembangkan. Sehingga lebih sistematis, berpola  dan bisa dinikmati pembaca. 

Keempat, banyak membaca buku atau tulisan orang lain. Sebab itu menjadi pintu masuk bagi hadirnya kosa kata dan perspektif baru dalam diri kita. Setiap penulis produktif adalah pembaca aktif, itu sudah jalan pastinya! 

Kelima, fokus dan disiplin menulis. Penulis yang baik adalah pembaca yang baik. Pembaca yang baik tentu memiliki semangat untuk terus belajar dan melatih. Ia selalu berupaya menulis setiap hari. Ia menyusun terget dan fokus dengan target yang ia tentukan. Dan disiplin menjalankan semuanya. 

Tulisan menarik yang membuat pembaca tertarik untuk membaca adalah kesenangan tersendiri bagi penulis. Apalah lagi bila tulisan bermanfaat, tentu bakal menambah semangatnya untuk berkarya. Ya, semoga apa yang saya ulas ini membuat pembaca terinspirasi untuk menulis dan memastikan tulisannya dibaca dan nyaman bagi pembaca! (*)


* Oleh: Syamsudin Kadir, Penulis Buku "Merawat Indonesia" 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

5 Alasan Memilih Muhamad Salahudin Pada Pileg 2024

Mengenang Mama Tua, Ine Jebia

Jadilah Relawan Politik Tanpa Mahar!