Why Not The Best, Anies Baswedan?


SENIN 3 Oktober 2022, sekitar pukul 10.00 WIB tetiba seluruh mata menatap breaking news di hampir seluruh layar kaca berbagai stasiun TV. Setelah bangsa ini dikagetkan oleh bencana kemanusiaan pasca pertandingan Persebaya dan Arema di Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, yang menyebabkan hilangnya nyawa ratusan anak bangsa; kini kita mendapatkan kabar menggembirakan dari dinamika politik kebangsaan. Sebuah tontonan menarik dan mencerahkan kita semua sebagai bangsa besar. Sebab kali ini Partai NasDem mengumumkan bakal Capres untuk Pilpres 2024. Kali ini Partai NasDem mengumumkan Prof. Dr. Anies  Rasyid Baswedan atau akrab disapa Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden untuk Pilpres 2024. 

Pada sambutannya, Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh, menyampaikan beberapa poin penting. Pertama, perlunya menjaga politik kebangsaan dalam bingkai kolektivisme. Bahwa bangsa ini dihuni oleh beragam manusia dengan keragaman latar belakangnya. Keragaman itu sejatinya bukan musuh kita, tapi justru anugerah bagi kita. Dengan demikian, kini dan ke depan, kita hanya punya tugas besar untuk menjaga keharmonisan antar berbagai elemen bangsa yang beragam itu. Perbedaan pandangan politik sejatinya potensi yang membuat kita beralasan untuk konsisten menjaga kebersamaan. "Jaga persatuan bangsa, itu agenda kita bersama!", tegasnya. 

Kedua, politik mesti menjaga budaya toleransi. Para pendiri bangsa ini adalah para tokoh yang memiliki karakter mulia. Mereka dibentuk oleh sejarah panjang, sehingga mereka dewasa dalam menyikapi berbagai hal. Mereka biasa berdebat untuk isu-isu bangsa, namun mereka tetap menjaga keakraban. Untuk itu, menurut Surya Paloh, kita mesti dewasa dengan perbedaan. "Kita mesti toleran kepada siapapun yang berbeda pandangan politik. Kita toleran kepada yang toleran, tapi jangan membiarkan kepentingan intoleran memanipulasi toleransi demi kepentingan sesaat. Kita tidak boleh toleran pada setiap intoleran", ungkapnya. 

Ketiga, membangun Indonesia mesti dijalankan secara komprehensif. Bila selama ini pembangunan kita selalu dinisbatkan pada pembangunan infrastruktur, maka kita perlu membangun semangat pembangunan yang lebih komprehensif. Selain membangun infrastruktur sebagai penunjang distribusi untuk menggapai kesejahteraan, kita juga mesti mengambil peranan pada upaya penguatan karakter bangsa. "Kita juga perlu memperhatikan pengembangan karakter bangsa", tegas Surya Paloh. Sungguh, bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai manusia dan mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). 

Surya Paloh pun menegaskan bahwa dukungan Partai NasDem kepada Anies Baswedan adalah pilihan politik yang menyatukan antar berbagai keragaman pandangan politik selama ini. Anies Baswedan, menurutnya, merupakan sosok negarawan yang tidak tergoda pada politik jangka pendek. Bahkan lebih dari itu, bila ada yang bertanya, "Mengapa mesti mengusung Bung Anies Baswedan untuk menjadi Presiden Indonesia?", menurutnya, karena sosok kelahiran Kuningan, Jawa Barat, 7 Mei 1969 ini adalah sosok yang mengutamakan kepentingan bangsa, bukan partai atau kelompok tertentu. Dan, tentu saja, ungkap Surya Paloh, "Why not the best?", mengapa bukan dengan yang terbaik, Anies Baswedan? 

Setelah itu, pada sambutannya Anies Baswedan yang mendapatkan dukungan Partai NasDem untuk maju di Pilpres 2024,  menyampaikan beberapa poin penting, pertama, Partai NasDem masih konsisten dengan politik kebangsaan, yaitu politik yang mampu mengakrabkan semua kelompok yang berbeda. Surya Paloh, menurut Anies Baswedan, adalah tokoh yang konsisten dengan politik kebangsaan. "Partai NasDem dan Bang Surya Paloh ini konsisten antara kata dan perbuatan. Konsistensi membutuhkan keberanian, keberanian memerlukan konsistensi", tegas alumnus Universitas Gadjah Mada (UGM) Jogjakarta ini. Laku politik yang mampu menyesuaikan pikiran dan tindakan secara seimbang adalah teladan yang baik bagi seluruh anak bangsa. 

Kedua, kita memiliki tugas dan tanggungjawab untuk melanjutkan apa yang sudah dilakoni oleh para pendiri bangsa dan pemimpin negara ini dari waktu ke waktu. Secara tegas Anies Baswedan menegaskan, bila lima tahun lalu dirinya mendapatkan amanah untuk memimpin Jakarta dan selesai dalam waktu dekat (16 Oktober 2022), maka dirinya berharap bisa berkontribusi pada kepentingan yang lebih besar yaitu negeri ini. Panggilan untuk turun tangan memajukan Indonesia merupakan panggilan sejarah yang tidak boleh ditolak. "Dengan mengharapkan ridho Allah, insyaa Allah perjalanan panjang ini menjadi ringan. Kami menerima amanah dan tantangan ini. Bismillah, kami terima dan kami siap jalan bersama," ungkap Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 ini. 

Perihal koalisi partai politik pengusung Anies Baswedan untuk Pilpres 2024, Surya Paloh menegaskan tetap menjaga komunikasi dan hubungan baik dengan semua partai politik. Terutama kepada partai politik yang selama ini kerap dilekatkan sebagai teman koalisi Partai NasDem. Menurutnya, selama politik yang dijalankan berbasis pada kepentingan bersama dan negara maka semua kemungkinan akan terjadi. Perihal siapa yang akan diusung sebagai pendamping Anies Baswedan, itu diserahkan kepada Anies Baswedan. "Perihal Calon Wakil Presiden pendampingnya kita serahkan kepada Bung Anies Baswedan", ungkap sosok tokoh yang berkarir lama di bisnis media massa ini. 

Surya Paloh dengan Partai NasDem-nya sejatinya sedang memberi keteladanan bagi kita semua bahwa keragaman bangsa ini adalah energi dan modal besar untuk maju bersama. Bagaimana pun, kehadiran atau pemunculan Anies Baswedan di panggung pencapresan untuk Pilpres 2024 merupakan jalan terbaik dalam mengokohkan politik kebangsaan kita. Residu Pilpres 2014 dan 2019 yang masih saja terasa tidak boleh dipelihara, sebab kita punya kepentingan untuk menghadirkan politik baru: politik damai. Pilpres 2024 adalah momentum terbaik untuk berkolaborasi dalam kerangka keragaman. Kita cukup punya alasan untuk saling mendukung dan menopang untuk kemajuan negeri yang kita cinta: Indonesia! 

"Bila kelak Anies Baswedan terpilih menjadi presiden negeri ini, kita titip pesan agar pimpinan dengan baik dan jaga kebersamaan!", ungkap Surya Paloh. Ya, semangat kita sama yaitu bagaimana negera besar ini semakin maju: bahagia warganya, maju negerinya. "Kita tak sempurna, namun bila kita berkerjasama dan saling menopang maka kita bisa melakukan perubahan besar bagi Indonesia", ucap Anies Baswedan. Kita, dengan keragaman yang kita miliki merupakan modal besar untuk maju bersama. Ragamnya suku, ras, budaya dan warna kulit juga pandangan politik adalah kekayaan. 

Pilpres 2024 segera menjelang. Kita bersepakat, tak boleh ada lagi caci maki dan saling merendahkan antar sesama anak bangsa. Kita punya mimpi bersama: memajukan atau menjayakan Indonesia. Salah satu kuncinya adalah kepemimpinan nasional. Memilih pemimpin negeri ini adalah ikhtiar manusiawi yang bisa kita lakukan. Betul tak ada yang sempurna, begitu juga Anies Baswedan, ia tak sempurna. Namun di balik itu, ia memiliki kelebihan di atas rata-rata. Kecerdasan, ketegasan, komunikasi, pengalaman, jaringan, kompetensi dan moralnya di atas rata-rata sebagian besar kita. Sosok inilah yang dibutuhkan Indonesia, yaitu sosok yang jujur termasuk dengan dirinya sendiri. Kita semua tentu menyaksikan betapa ia adalah sosok pemimpin yang baik: berjiwa besar dan berkarakter negarawan. Bila ia sukses memimpin Jakarta, maka saatnya ia diberi kesempatan untuk memimpin Indonesia. Ya, why not the best? (*)


* Oleh: Syamsudin Kadir, Penulis Buku "Membaca Politik Dari Titik Nol" 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

5 Alasan Memilih Muhamad Salahudin Pada Pileg 2024

Mengenang Mama Tua, Ine Jebia

Jadilah Relawan Politik Tanpa Mahar!