Kebiasaan Positif Penulis Pemula


MENULIS merupakan salah satu aktivitas yang menarik dan bermanfaat. Menarik, sebab dengannya seseorang bisa mengungkapkan isi pikiran dan hati serta gagasannya melalui media tulisan. Keinginan untuk mengungkapkan pendapat tentang sesuatu juga bisa diwujudkan dengan cara menulis. Bermanfaat, sebab tulisan yang mengandung ide, inspirasi dan motivasi bakal bermanfaat bagi siapapun yang membacanya terutama pada penulis sendiri. Kuncinya adalah publikasi. Sebab tulisan sebagus apapun ide dan sistematikanya, hanya akan dibaca oleh pembaca dan bermanfaat bila dipublikasi. Di sinilah sedekah abjad atau tulisan itu menjadi penting.  

Pada era perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang belakangan ini semakin menggeliat, aktivitas menulis menjadi salah satu aktivitas yang ditekuni oleh banyak orang. Berita baiknya, mereka yang menekuni aktivitas menulis bukan saja penulis atau yang berprofesi sebagai penulis, tapi juga mereka yang berprofesi atau berlatar belakang selainnya. Bahkan media massa terutama koran, lalu media online pun dipenuhi oleh begitu banyak tulisan dari berbagai latar belakang. Selebihnya, media sosial juga menjadi media yang sangat subur dijadikan sebagai media publikasi tulisan. 

Bila ditelisik pada dasarnya ada banyak kebiasaan positif para penulis pemula yang bisa menjadi modal penting dalam menekuni dunia kepenulisan. Misalnya, berdiskusi dengan teman, menghadiri acara bedah buku, aktif berbincang terkait tema literasi, mengikuti berbagai audisi atau perlombaan, rajin publikasi, dan masih banyak lagi yang lainnya. Pada tulisan ini saya hanya mencatat tiga hal pokok yang bisa menjadi prioritas, yang biasa dilakukan oleh para penulis, apapun latar belakangnya. 

Pertama, Membaca buku minimal 10 menit sebelum tidur. Membaca buku sebelum tidur malam adalah kebiasaan yang baik. Sebab biasanya setiap yang dibaca pada waktu tersebut akan selalu teringat, minimal besok setelah bangun pagi. Buku yang dibaca tentu beragama tema, disesuaikan dengan selera pembaca saja. Bagi yang tak biasa, hal ini tentu saja berat. Namun bagi mereka yang ingin melahirkan karya tulis yang layak publikasi maka semangat membaca sebelum tidur, terutama tidur malam, adalah pilihan jenial. 

Kedua, Mencatat hal penting dari apa yang dibaca. Bila seseorang telah membaca, maka diupayakan untuk mencatat hal-hal penting dari apa yang dibaca. Bisa jadi setiap membaca, ada saja ide atau informasi baru yang diperoleh. Untuk menjaganya, maka caranya adalah mencatatnya. Bagi yang tak biasa, tentu melakukan hal ini cukup berat. Namun bila dicoba dan diturunkan, kelak bakal terbiasa. Bahkan ada semacam kerinduan untuk menulis sebelum tidur. Tapi ya itu bagi yang mau dan benar-benar ingin memiliki karya tulis. Cara seperti ini merupakan latihan paling sederhana untuk melatih jari-jari kita dan keterampilan kita dalam menulis pun semakin terasah. 

Ketiga, Membaca ulang. Bila kita membaca dalam teori belajar, diantara hal yang menyebabkan materi pelajaran itu teringat dan dipahami yaitu dengan membacanya berulang-ulang. Memang ada orang yang dengan membaca sekali atau dua kali saja, ia sudah paham maksud dari apa yang ia baca, bahkan bisa mengelaborasinya menjadi ide yang beranak pinak. Namun ada juga yang bisa memahami maksud dari apa yang dibaca bila membacanya berkali-kali. Poin pentingnya sederhana saja yaitu kita membaca ulang. Membaca tak hanya sekali tapi berkali-kali. Bila malas' menggoda, silahkan dipaksa! 

Membaca adalah pintu gerbang bagi seseorang untuk menambah saldo ide, perspektif dan diksinya. Bila selama ini kita seakan-akan tersandera gegara tidak bisa merampungkan satu tulisan tertentu, maka diantara penyebab utamanya adalah kita jarang bahkan enggan membaca. Membaca itu ibarat makan dan minum, bila kita enggan maka kita bakal lapar dan haus. Biar tidak lapar dan haus maka bacalah. Bila pada tengah malam terbangun, upayakan membaca ulang materi yang dibaca, lalu baca ulang apa yang dicatat. Hal ini berdampak pada daya serap ingatan, sehingga kita semakin ingat. Kata teman saya sih, semakin nempel tuh bacaannya. Selamat mencoba! (*) 


* Oleh: Syamsudin Kadir, Penulis Buku "Merawat Indonesia" 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

5 Alasan Memilih Muhamad Salahudin Pada Pileg 2024

Mengenang Mama Tua, Ine Jebia

Jadilah Relawan Politik Tanpa Mahar!