Memaknai Diri dengan Menebar Manfaat


KITA kadang kesulitan untuk mendefinisikan diri kita saban hari. Termasuk perjalanan hidup kita dari waktu ke waktu, kadang kerap kita anggap biasa-biasa saja. Padahal setiap detik yang kita lalui selalu dibarengi oleh aktivitas yang tak berhenti. Diamnya kita pun bahkan termasuk aktivitas juga. Ini bermakna, selama kita bernyawa, masih ada peluang bagi kita untuk menjadi manusia yang lebih bermakna. Untuk itu, kita sepertinya perlu sebuah pemaknaan yang lebih memudahkan kita dalam memaknai diri kita juga berbagai hal yang kita lalui sehari-hari. 

Agama, dalam hal ini Islam, sebetulnya sudah menyediakan standar dasar bagaimana seharusnya kita memaknai diri dan kehidupan kita. Salah satunya adalah berikhtiar menjadi lebih baik. Ya, berupaya dengan sungguh-sungguh agar kita semakin bermakna. Menjadi manusia yang lebih baik dari waktu ke waktu adalah standar paling sederhana dalam memaknai diri dan kehidupan kita. Hal ini perlu dipertegas agar kita semakin menyadari betapa Allah sangat mencintai dan memperhatikan kita, sehingga kita bisa memahami apa yang mesti kita lakoni dalam kehidupan ini. Agar kita semakin terpantik untuk membentuk tapak kebaikan sekaligus manfaat pada sesama. 

Menjadi orang baik memang tidak sederhana, sebab hadangan menjadi baik tentu tak ringan. Ia selalu dihadapkan dengan hambatan yang cukup bahkan sangat berat. Bahkan tak sedikit orang yang bisa jadi belum menerima kebaikan kita. Begitulah tabiat lingkungan sosial, tak semua kebaikan dinilai kebaikan. Berat, bukan? Tentu saja berat. Namun demikian, dengan kesungguhan, kerja keras dan niat baik insyaa Allah selalu ada jalan menuju ke sana. Berbagi motivasi kebaikan pada sesama adalah salah satu kebaikan. Baik lewat ucapan maupun tulisan kita. 

Untuk itu, bolehlah kita mengatakan bahwa salah satu yang bisa kita lakukan adalah menghadirkan informasi yang inspiratif sekaligus memantik siapapun untuk semakin baik dan terus menerus melakukan kebaikan. Sungguh, sebuah hadits Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menegaskan kepada kita, "Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia lainnya". (Al-Hadits). Ini bermakna kita mesti selalu berupaya untuk berbuat baik pada sesama. Kita mesti berusaha seoptimal mungkin agar bisa bermanfaat bagi sesama, kapan dan di mana pun kita berada. 

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang begitu geliat akhir-akhir ini sejatinya menjadi peluang gratis bagi kita untuk menebar sebanyak-banyaknya manfaat bagi sesama. Sederhana saja, sejak lama kita sudah akrab dengan tulis menulis. Artinya kita sudah punya modal untuk menekuni dunia kepenulisan secara gratis. Mengapa? Sebab kita sudah mengenalnya sejak lama. Hadirnya media sosial sejatinya menambah kemudahan bagi kita untuk menebar manfaat melalui tulisan. 

Kita bisa menulis tentang apa saja yang menginspirasi pembaca untuk selalu dalam kebaikan dan lebih baik lagi. Kita bisa menebar motivasi kepada siapapun agar selalu tergerak untuk berbagi manfaat pada sesama. Bayangkan, tak sedikit orang yang tersadarkan dari rasa rendah diri dan merasa bersalah lalu kembali optimis dan percaya diri dalam menjalani kehidupannya gegara membaca tulisan di berbagai buku atau media online atau media sosial. Setiap kita pasti memiliki akun media sosial yang saban hari bisa diisi dengan tulisan pendek, bukan? Itu adalah media gratis untuk menebar kebaikan dan menginspirasi banyak orang untuk menjadi lebih baik. 

Ya, dengan menulis sesuatu yang inspiratif sejatinya menjadi salah satu jalan bagi kita dalam memaknai kehidupan kita yang sesungguhnya. Sebab setiap kebaikan pasti memantik hadirnya kebaikan berikutnya. Kebaikan itu beranak pinak. Ia bagai magnet yang menarik kebaikan lainnya. Coba bayangkan saja, bila kita di setiap paginya menulis tulisan pendek, satu paragraf atau lebih, maka itu berarti setiap pagi kita sedang menarik begitu banyak kebaikan lainnya. Kalau, bagaimana kalau kita menulis artikel atau menulis buku, betapa banyak manfaat yang bisa kita tebar, lalu kebaikan itu menginspirasi orang untuk menjadi lebih baik dan bermanfaat. 

Sederhana saja, silahkan tulis tulisan yang membuat pembaca bangkit dari keterpurukan, semakin kreatif, dan terus terpantik untuk menjadi lebih baik pada sesama, itu bakal menjadi kebaikan tersendiri bagi kita bahkan bagi siapapun yang terinspirasi dari tulisan kita. Saya yakin setiap kita pasti mengikuti berbagai group media sosial. Di situ ada begitu banyak orang dengan beragam latar belakang dan seleranya. Nah, ini adalah kesempatan bagi kita untuk belajar menebar kebaikan, minimal dengan tulisan pendek yang menyadarkan dan menyemangati. Tak perlu bertele-tele, sederhana saja. Asal satu: tidak menghina atau mencaci maki orang! 

Saya sangat percaya pembaca bakal membaca tulisan saya ini dari awal hingga akhir. Bahkan tak sedikit yang membacanya mengulang atau berkali-kali. Sebab pada saat menulis tulisan ini saya selalu terngiang dengan pembaca bakal membaca tulisan ini, bukan sekali tapi berkali-kali. Mengapa? Karena saya menulis bukan sekadar untuk memotivasi diri saya agar lebih baik, tapi juga agar pembaca lebih baik lagi. Saya termasuk yang percaya bahwa dengan menulis maka saya semakin tersadarkan untuk menjadi lebih baik, ya bermanfaat bagi sesama. Menjadi lebih baik atau bermanfaat pada sesama tak selalu dengan uang, bukan? Sebab kata-kata yang tertulis dan terpublikasi dengan baik bisa menjadi media kebaikan sekaligus kebaikan itu sendiri. Semoga Allah membimbing dan menguatkan langkah sekaligus ikhtiar kita, agar setiap detik selalu terisi dengan amal kebaikan! (*)


* Oleh: Syamsudin Kadir, Penulis Buku "Plan Your Success" 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

5 Alasan Memilih Muhamad Salahudin Pada Pileg 2024

Mengenang Mama Tua, Ine Jebia

Jadilah Relawan Politik Tanpa Mahar!