Merawat Indonesia dengan Buku


Alhamdulillah saya masih mendapat kesempatan untuk beramal baik. Masih diberi kesempatan untuk berbenah diri agar semakin giat menghadirkan karya yang bermanfaat bagi diri, keluarga dan kemanusiaan. Ingin sekali untuk melakoni peran terbaik, sehingga saya benar-benar bermanfaat bagi banyak orang, bagi bangsa dan negeri tercinta Indonesia. Rindu sekali bisa melakukan hal-hal yang bisa dikenang dan bernilai di hadapan Allah. 

Saya bersyukur kepada Allah karena bertepatan dengan awal tahun Hijriyah 1444 Hijriyah ini, tepatnya pada 8 Agustus 2022 nanti usia saya genap 39 tahun. Ya, saya lahir pada 8 Agustus 1983 di Cereng, Manggarai Barat-NTT. Saya merupakan anak ke-4 dari 9 bersaudara dari pasangan manusia paling berjasa dalam hidup saya: Bapak Abdul Tahami dan Ibu Siti Jemami. Saudara saya sekandung adalah (1) Ahmad Kahir, (2) Siti Marwia, (3) Siti Marwia, (5) Siti Murti, (6) Siti Nurdi Isya, (7) Siti Nurfa Jamila, (8) Rafiq Jumalik, dan (9) Siti Harmiyati. 

Saya sendiri kini masih ditemani oleh istri saya Eni Suhaeni dan ketiga anak kami yang masih berusia belia. Mereka adalah Azka Syakira kini berusia 12 tahun dan masih di bangku kelas 5 Sekolah Dasar, Bukhari Muhtadin, kini berusia 8 tahun dan masih di bangku kelas 2 Sekolah Dasar, dan si bungsu Aisyah Humaira kini berusia 2 tahun 3 bukan lebih. Adapun istri saya aktif sebagai Guru di sebuah Sekolah Dasar tempat kedua anak kami menempuh pendidikan formal. Merekalah yang menjadi inspirator dan motivator saya selama ini. 

Adapun kedua orangtua saya, ada banyak pengalaman dan nasehat berharga yang saya peroleh dari kedua orangtua saya. Walau saya hidup bersama mereka hanya sekitar 12 tahun lebih, karena saya merantau sejak 1996 hingga saat ini, namun saya mendapatkan banyak hal yang benar-benar bermanfaat bagi perjalanan kehidupan saya kini dan ke depan. Bapak dan Ibu saya adalah pembelajar sejati. Keduanya juga pendidikan hebat yang selalu menasehati dan mencontohkan secara langsung bagaimana seharusnya melakoni kehidupan. 

Walau keduanya kini sudah meninggal dunia, saya masih terngiang dengan dengan wasiat atau nasehat terbaiknya. Kata dan perbuatan mesti terjaga, tidak boleh merusak hubungan baik dengan siapapun. Intinya mesti bermanfaat bagi siapapun, termasuk bagi bangsa dan negara tercinta Indonesia. Saya pun terngiang dengan ungkapan sederhana namun kaya makna juga pesan: merawat Indonesia. Ya, itulah salah satu pesan penting keduanya, yaitu merawat Indonesia. Caranya adalah jadi pembelajar kehidupan, berkarya dan bermanfaat bagi siapapun. 

Alhamdulillah saya mengamini kehendak keduanya dengan menulis buku. Salah satunya buku baru saya yang berjudul "Merawat Indonesia". Walau tak seberapa, minimal buku ini menjadi dokumen berharga betapa sebagian pesan kedua orangtua saya kini bisa saya wujudkan. Buku setebal 200 halaman ini merupakan antologi tulisan saya dan senior saya Pak H. Abdul Halim Falatehan, seorang tokoh di Cirebon Raya yang pernah menjadi anggota DPRD Kabupaten Cirebon beberapa periode silam dan aktif di dunia pendidikan dan aktivitas sosial-kemasyarakatan. 

Melalui buku yang merupakan antologi tulisan yang pernah dimuat di berbagai media massa dan media online ini saya berupaya untuk berbagi ide dan inspirasi. Saya menulis dalam beragam tema yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat luas, bangsa dan negara. Dari politik, pendidikan, kepemudaan, dan sebagainya, termasuk sosial-keagamaan. Saya sangat percaya bahwa ide adalah kekuatan yang sangat besar pengaruhnya bagi kemajuan diri, bangsa dan negara. Termasuk yang kini diformulasikan menjadi buku sederhana yang ditentukan oleh Penerbit Zahir Publishing, Jogjakarta ini. Semoga bukunya bermanfaat bagi siapapun dan saya semakin bersemangat untuk merawat Indonesia sesuai kemampuan dan potensi yang saya miliki! (*)


* Oleh: Syamsudin Kadir, Penulis Buku "Merawat Indonesia" 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

5 Alasan Memilih Muhamad Salahudin Pada Pileg 2024

Mengenang Mama Tua, Ine Jebia

Jadilah Relawan Politik Tanpa Mahar!