Assalamu'alaikum Labuan Bajo


LABUAN Bajo, merupakan salah satu kota kecil yang berada di ujung barat pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT). Labuan Bajo merupakan ibukota kabupaten Manggarai Barat atau Mabar yang belasan tahun silam terbentuk sebagai kabupaten baru. Selama puluhan tahun sebelumnya, Mabar merupakan bagian dari kabupaten Manggarai yang beribukota Ruteng. Kini, Manggarai terbagi menjadi tiga kabupaten. Selain Mabar dan Manggarai, juga Manggarai Timur yang beribukota Borong. 

Labuan Bajo dulunya masih gersang dan akrab dengan kampung-kampung yang dihuni begitu banyak warga lintas suku dan ras bahkan beragam agama. Kini, Labuan Bajo semakin berubah dalam banyak hal. Terutama dari sektor infrastruktur yang memungkin warga sekitar bisa berkunjung dan menikmati keindahan Labuan Bajo berkali-kali. Hal ini tentu sebuah kemajuan berarti yang layak diapresiasi oleh siapapun, terutama oleh warga Labuan Bajo khususnya dan warga Mabar umumnya. Saya kira adik ganteng Syafjc sudah merasakan dan menjadi saksi. 

Selain Bandar Udara Komodo, berbagai hotel, rumah makan, dan fasilitas pelayanan umum pun dibenahi, sehingga warga Mabar semakin mendapatkan pelayanan yang optimal. Mungkin ada saja kekurangan di sana sini, namun hal tersebut tidak mengurangi keharuan dan kebanggaan kita pada Mabar dari waktu ke waktu. Berbagai destinasi wisata di Mabar pun terus menerus dibenahi sehingga semakin menarik dan layak untuk dikunjungi berkali-kali oleh para pengunjung lokal, nasional dan negara asing. Bagaimana Om Syukur Abdulah? 

Salah satu destinasi wisata yang sangat menarik yang terdapat di Labuan Bajo dan layak untuk dikunjungi oleh wisatawan lokal dan mancanegara selain Taman Nasional Komodo (TNK) adalah Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Waterfront City atau Waterfront Labuan Bajo (WLB). Bahkan WLB merupakan salah satu destinasi wisata berbasis pantai yang berada di NTT. Kawasan ini merupakan objek wisata baru yang menjadi pemantik tumbuh dan berkembangnya ekonomi kreatif berbasis kawasan di Mabar. Bahkan juga pengembangan destinasi wisata dengan konsep integrasi lintas sektor. Semoga politisi muda asal Cereng-Sano Nggoang, Bro Din Salahudin bisa mengulas ini lebih naratif. 

Di tempat ini tentu pengunjung bukan saja disuguhkan keindahan pemandangan pantai dan laut lepas serta pulau kecil yang bisa dinikmati dari WLB, tapi juga menikmati berbagai karya produktif dalam beragam mata nilai. Nilai budaya, produk kreatif, makanan khas dan berbagai hal yang berkaitan dengan UMKM berbasis warga. Tentu saja hal lain yang tak kalah pentingnya adalah pengunjung bisa mendokumentasi lokasi ini dan lingkungan sekitarnya yang bukan saja indah tapi memang benar-benar indah. Di sini bisa disediakan studio rekaman untuk perfilman dan serupanya juga toh Om Boe Berkelana dan Bung Firman Syah? Atau bagaimana kalau diadakan festival literasi internasional saja Mba Ketut Efrata yang sudah menulis buku "Lejong Ke Labuan Bajo"?

Wajah Labuan Bajo kini benar-benar baru. Bila dulu gelap gulita masih meliputi berbagai perkampungan, kini warga dimanja oleh penerangan listrik yang hampir meliputi seluruh Labuan Bajo dan sekitarnya. Bila dulu tak sedikit yang khawatir berjalan santai di Labuan Bajo karena lubang jalan ada di mana-mana, kini berbagai jalan di Labuan Bajo sudah dibenahi. Mungkin ada satu atau dua titik yang kualitas jalannya perlu perbaikan dan masih terlihat gelap, namun secara umum sudah dibenahi dan nyaman untuk digunakan warga.  

Pada Idul Fitri 1443 H atau 2022 lalu, Umat Islam di Labuan Bajo melaksanakan Shalat Idul Fitri perdana di Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Waterfront City Labuan Bajo. Itu informasi yang saya peroleh dari sahabat baik saya Ustadz Muhamad Yasin beberapa waktu lalu. Tak tanggung-tanggung, ribuan umat Islam hadir melaksanakan ibadah secara khusus dan penuh hikmat di tempat ini. Sangat wajar bila berbagai media massa baik TV maupun surat kabar pun memberitakan pelaksanaan Id kala itu. Pada saat yang sama, media online juga melakukan hal serupa. Warga terutama kaum muslimin pun turut mendokumentasikan kemeriahan Id yang pertama kali di tempat itu.

Bukan itu saja, beberapa waktu lalu Presiden Joko Widodo meresmikan kawasan yang berada di mulut pantai Kota Labuan Bajo ini. Para Menteri, Gubernur dan Walikota juga Bupati dari berbagai tempat pun turut hadir. Kala itu, warga Mabar dan dari berbagai daerah di NTT turut hadir menyaksikan suasana peresmian kawasan yang kini menjadi salah satu primadona di Mabar ini. Bahkan beberapa kepala negara dan pejabat penting dari berbagai negara di dunia pun beberapa kali datang menikmati WLB. Begitu juga para artis, pemain film, pengusaha, politisi, penulis, dan masih banyak lagi, semuanya datang bergembira ria di Labuan Bajo. 

Ya, Labuan Bajo sudah berubah dan kini benar-benar baru. Sebagai warga Mabar kita tentu memastikan terjaganya budaya luhur Mabar sebagai basis nilai kehidupan di era baru ini. Keakraban antar warga yang beragam latar mesti tetap dijaga. Kekeluargaan yang menjadi salah satu pengukuh Mabar adalah harga mati. Maknanya, kemajuan dan apapun yang kita saksikan di Mabar kali ini tidak boleh melakukan persaudaraan yang sudah ditenun puluhan bahkan ratusan tahun silam. Kita pastikan Mabar layak dihuni dan aman sekaligus nyaman bagi semua. Baik warga lokal maupun para pengunjung dari berbagai kota dan negara. Bagaimana Bung Muhamad Hamka dan sahabat baik saya Pak Safarudin Jemadil?  

Kemajuan dalam banyak aspek kehidupan terutama infrastruktur, fasilitas umum dan penataan destinasi juga kota adalah penunjang bagi kita dalam menjaga nilai-nilai luhur warisan para pendahulu. Gotong royong, toleransi, hormat menghormati, dan berbagai hal lainnya merupakan nilai-nilai yang mesti kita jaga sampai kapanpun. Keakraban antar warga yang beragam mesti kita jaga dengan baik dan tak boleh dirusak oleh kepentingan apapun. Kuncinya, jangan mengusik dan jangan terusik. Itu salah satu substansi obrolan saya dengan sobat saya: Doktor Edu Manto, sosok intelektual dan spiritualis yang kokoh, dalam berbagai kesempatan. Sehingga dengan demikian secara bangga kita mampu mengucapkan ini: Assalamu'alaikum Labuan Bajo, selamat untuk seluruh warga Mabar juga para pengunjung yang datang dari seluruh dunia! (*)


*Oleh: Syamsudin Kadir, Penulis Buku "Selamat Datang Di Manggarai Barat" 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

5 Alasan Memilih Muhamad Salahudin Pada Pileg 2024

Mengenang Mama Tua, Ine Jebia

Jadilah Relawan Politik Tanpa Mahar!