Mendengar Diri


BILA pada potongan waktu tertentu kita merasa diabaikan atau ditepikan, maka cobalah untuk menengok ke dalam diri kita sendiri. Tak perlu waktu lama, sejenak saja. Sebab penjelasan dari semua yang kita rasakan ada pada diri kita sendiri, ada pada nurani kita. Berhentilah untuk mencari biang atau penjelasan dari luar diri kita secara membabi buta atau melampaui batas. 

Boleh saja kita mencari penjelasan di luar sana, dengan berbagai cara dan langkah yang ditempuh. Namun bila terjebak di situ tanpa seleksi yang jelas, kita bakal terus kecewa. Selebihnya, percayalah, kita tak akan mampu menemukan penjelasan yang benar-benar tepat atau sesuai yang kita butuhkan dari luar sana. Bahkan kita bisa saja menjadi tambah kecewa, dan ini yang berbahaya: menjadi pemarah! 

Salah satu penjelasan yang paling sederhana adalah kita terlalu percaya pada orang dan persepsi orang tentang kita, padahal penjelasan dari dalam diri kita sendiri jauh lebih jujur menjawab dan menjelaskan semuanya. Kita terlampau percaya diri dengan apa yang orang sampaikan kepada kita tentang kita di mata mereka. Padahal di luar sana, pada pandangan mereka, kita bukan siapa-siapa, atau tak dianggap apa-apa. 

Pada kondisi demikian kita pun kerap masih saja berdiam bahkan memberi apresiasi yang berlebihan, hanya untuk memberi nyaman pada mereka yang berpura-pura semacam itu. Padahal tindakan atau sikap semacam itu sama saja atau senyawa dengan kepura-puraan. Terlihat wah, padahal padanya tersimpan tujuan yang mungkin tak selalu buruk, namun tak bermanfaat apa-apa bagi diri dan kehidupan kita. Sekarang, dengarlah diri kita sendiri, sebab itu jauh lebih penting dari sekadar terjebak pada kesia-siaan! (*)


* Oleh: Syamsudin Kadir, Penulis Buku "Kalo Cinta, Nikah Aja!" 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

5 Alasan Memilih Muhamad Salahudin Pada Pileg 2024

Mengenang Mama Tua, Ine Jebia

Jadilah Relawan Politik Tanpa Mahar!