Selamat Datang Pemimpin Baru Kota Cirebon


Alhamdulillah setelah melewati berbagai kendala dan hambatan teknis, akhirnya saya dan kolega di penerbit Zahir Publishing sukses juga mengedit dan menerbitkan buku pertama pengusaha muda Kota Cirebon Haji Zaenal Muttaqin yang akrab disapa HZM ini. Saya membaca bahwa sosok sukses yang berakun facebook "Zaenal Hzm" ini menghadirkan harapan baru bagi warga Kota Cirebon menjelang dinamika kepemimpinan Kota Cirebon ke depan. 

Judul buku ini memang memantik penasaran, "Selamat Datang Pemimpin Baru Kota Cirebon". Bagaimana tidak, Pilkada Kota Cirebon masih lama atau masih jauh waktu pelaksanaannya. Namun ucapan sekaligus harapan akan datangnya pemimpin baru semakin menguat. Apa yang diungkap HZM merupakan pantikan untuk menyemangati siapapun agar jangan malu-malu namun berani untuk tampil di gelanggang politik lima tahunan: Pilkada Kota Cirebon, ke depan. 

Tentu sosok yang akrab dengan semua kalangan ini bukan antipati pada pemimpin atau Walikota dan Wakil Kota yang sedang manggung, karena memang tidak ada masalah. Hubungan persahabatan dan sosial pun baik-baik saja. Tapi melaui judul buku ini ia hadir dan membawa pesan subtantif yaitu dinamika politik ke depan mesti menghadirkan ide-ide baru dan orang-orang baru. 

Saya sendiri menyaksikan kontestasi lima tahunan di Kota Cirebon selama ini selalu memunculkan nama-nama itu saja, ya nama-nama lama. Politisi yang kerap hadir dalam pentas atau kontestasi politik hanya tokoh-tokoh lama. Lalu publik bertanya dalam sadar: masih adakah tokoh-tokoh baru dengan ide-ide baru dalam dinamika kontestasi politik untuk E1 dan E2 Kota Cirebon ke depan? 

Tentu ini bukan antipati pada mereka yang sudah atau selama ini kerap muncul dalam kontestasi Pilkada Kota Cirebon, tapi sekadar menyadarkan siapapun bahwa siapapun bisa dan boleh berikhtiar untuk memimpin Kota ini. Tak terkecuali mereka yang selama ini belum pernah muncul dalam radar pemberitaan media massa. Mereka boleh berikhtiar untuk melakukan yang terbaik bagi kesejahteraan warga dan kemajuan Kota Cirebon. Termasuk untuk maju di Pilkada. 

Saya menyaksikan ia sedang berikhtiar untuk menebar ide dan mimpi terbaik bagi Kota Cirebon ke depan. Sebagai generasi muda yang lahir, besar dan memang asli Kota Cirebon merasa terpanggil untuk melakukan yang terbaik. Ia mengakui Kota Cirebon memiliki potensi atau daya jual yang dapat dikelola menjadi basis kemajuan Kota. Letak Kota Cirebon yang cukup strategis karena diapiti oleh beberapa daerah yang potensial semakin menambah daya ungkitnya untuk menjadi salah satu Kota termaju di Jawa Barat bahkan Indonesia. 

Lapak sejarah, budaya, nilai, kultur dan berbagai tempat bersejarah di Kota Cirebon adalah diantara potensi yang sangat terlihat dan masih bisa dibanggakan hingga kini. Perkembangan dunia usaha kreatif dan kuliner juga cukup menambah daya tarik bagi siapapun pada Kota Cirebon. Semua itu bakal bertambah produktif manakala dikelola dan dimanfaatkan secara produktif pula. 

Selain itu, batik dan makanan khas Cirebon kini sudah menjadi dambaan tak sedikit pengunjung luar kota. Mereka ingin dan penasaran dengan apa yang menjadi produk khas Kota Cirebon. Di samping pantai atau tempat wisata lainnya yang dari waktu ke waktu benar-benaran bikin penasaran dan tergoda untuk berkunjung. Semua itu adalah potensi yang bila saja "dieksploitasi" secara produktif dan baik maka dampaknya bakal luar biasa.  

Kota Cirebon bisa menjadi seperti Kota Bandung, Kota Makasar, Kota Cilegon, Kota Mataram dan kota-kota lainnya. Bahkan Kota Cirebon bisa menjadi seperti Kota London atau Kota Istambul, atau juga Kota Paris yang menarik bagi seluruh warga dunia. Potensi yang dimilikinya sangat memadai untuk mencapai level Kota semacam itu. Butuh ide baru dan orang baru yang membuatnya menjadi berbeda dan maju. 

Harapan semacam itu ia hadirkan dalam bentuk ide-ide segar yang dielaborasi secara apik namun tetap terjangkau, sehingga sangat mungkin untuk diwujudkan di Kota Cirebon. Penguatan kelompok epistemik, misalnya, termasuk kalangan muda berjiwa entrepreneur, mesti menjadi pemikiran dan perhatian banyak kalangan. Termasuk bagi siapapun yang ingin maju dan memimpin Kota Cirebon ke depan. 

Ya, ide-ide politik dan kepeduliannya ia sampaikan secara gamblang dan naratif dalam buku yang berjudul "Selamat Datang Pemimpin Baru Kota Cirebon" ini. Di samping itu, suami Bu Affiati (Ketua DPRD Kota Cirebon Periode 2019-2024) ini juga mengulas berbagai potensi unggulan kota termasuk sarana penunjangnya yang akrab dikenal sebagai Kota Wali dan Kota Udang ini. 

Saya tentu tidak mampu mengulas seluruh isi buku setebal 135 halaman ini dalam tulisan sederhana ini. Saya hanya merespon sepintas atas hadirnya buku yang dicetak full color ini. Karena itu, memang akan lebih asyik bila buku ini langsung dimiliki dan dibaca oleh pembaca sendiri. Sehingga bisa memahami apa isinya dan apa maksud sang penulis menghadirkan buku ini juga judul seperti yang tertera di cover depan bukunya. 

HZM telah hadir dengan semangat baru, termasuk semangat berkolaborasi dan turun tangan dalam berbagai kegiatan sosial. Ia pun punya semangat berliterari. Minimal ia memiliki karya tulis berupa buku yang bisa dibaca oleh siapapun yang ingin mengenal diri dan idenya serta Kota Cirebon tempat ia merasakan asam dan manis kehidupan di sini. Semangat literasi semacam ini patut diapresiasi di tengah keringnya tradisi literasi atau tradisi intelektual pada sebagian kalangan yang muncul di berbagai momentum kontestasi politik selama ini. 

Dalam jagat perpolitikan Kota Cirebon, saya menyaksikan HZM adalah sosok baru. Mungkin sebagai pengusaha ia sudah dikenal sudah lama. Namun pada perbincangan politik memang baru muncul setahun terakhir. Berbagai media sudah berjasa untuk melakukan hal semacam itu. Sadar atau tidak disadari. Saya sendiri mengenalnya sejak Januari 2021 lalu hingga kini. HZM pun benar-benar baru. 

Lalu, apakah kelak benar-benar menjadi pemimpin baru Kota Cirebon? Saya tak tahu. Biarkan waktu dan sejarah yang menjadi saksi dan mencatat semuanya kelak. Toh perpolitikan Kota Cirebon biasanya selalu ramai menjelang deadline atau batas waktu penetapan pasangan calon. Di atas segalanya, selamat membaca bukunya, cumbui ide-idenya, dan mari berkenalan dengan penulisnya, sehingga semakin tahu dan paham apa yang ia mau! (*)


* Oleh: Syamsudin Kadir, Penulis Buku "Membaca Politik Dari Titik Nol" 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

5 Alasan Memilih Muhamad Salahudin Pada Pileg 2024

Mengenang Mama Tua, Ine Jebia

Jadilah Relawan Politik Tanpa Mahar!