Bangkit Bersama Menuju Manggarai Barat Berkemajuan


MANGGARAI BARAT atau yang akrab disebut Mabar adalah salah satu kabupaten baru di Propinsi NTT. Kabupaten yang terkenal dengan pariwisata terutama Komodo-nya ini terletak di ujung paling barat pulau Flores. Ia berbatasan langsung dengan Sape, Kabupaten Bima-NTB. Potensi dan kekayaan alamnya sangat menjanjikan, baik produk unggulan maupun pariwisatanya. Sebuah kondisi baik yang diharapkan berdampak positif bagi kesejahteraan warga dan pembangunan daerah yang masuk kategori daerah pariwisata super premium ini.  

Diakui bahwa pembangunan di Mabar masih membutuhkan pembenahan dan kerjasama semua pihak. Pemerintah di berbagai levelnya perlu meningkatkan saldo kinerja, elemen sosial lintas latar belakangan juga perlu berperan aktif memberi masukan, saran dan kritik. Bahkan setiap warga Mabar pun diharapkan berkontribusi bagi upaya bersama mewujudkan kesejahteraan dan kemajuan daerah di berbagai sektornya. 

Pada saat Sertijab Plh Bupati dengan Bupati dan Wakil Bupati Mabar Periode 2021-2026 di aula Kantor Bupati Manggarai Barat, Rabu (3/3/2021) lalu Bupati Mabar Edistasius Endi menegaskan akan berupaya memenuhi janji politik kepada warga Mabar. Dirinya bersama Wakil Bupati Yulianus Weng sudah merumuskan visi dan misi periode 2021-2026 yang akan menjadi masukan sekaligus rujukan dalam penyusunan tujuan, sasaran, kebijakan, program dan kegiatan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) periode 2021-2026. “Bersama Pak Wakil Bupati kami sudah menetapkan Visi “Mabar Bangkit Menuju Mabar Mantap,” ungkap Bupati pada saat itu. 

Bila ditelisik lebih jauh, rumusan visi tersebut sebetulnya disusun berangkat dari sebuah pertimbangan dan pencermatan yang dalam atas capaian-capaian indikator Makro Pembangunan Daerah di Mabar yang belum menggambarkan peningkatan yang sangat sugnifikan, sementara pada sisi lain potensi dan keunggulan komparatif daerah Mabar sangat besar. Beberapa indikator makro yang menggambarkan rendahnya kualitas kesejahteran dan daya saing daerah menjadi refleksi tersendiri. Misalnya, angka kemiskinan pada tahun 2019 sebesar 18,01%, angka pengangguran 2,42%, dan Rasio Gini cenderung meningkat dalam beberapa tahun

terakhir. Khusus pada tahun 2019 lalu sebesar 0,31. Hal ini menggambarkan semakin besarnya ketimpangan pembangunan terutama pembangunan antara kota dan desa atau pelosok-pelosok di Mabar.  

Diakui bahwa angka pendapatan perkapita yang sangat timpang antara pekerja atau masyarakat yang bekerja pada sektor primer dan tersier, Indeks Profesionalisme ASN yang masih dalam kondisi sangat rendah pada tahun 2019 dan berbagai permasalahan makro lainnya mestinya mendorong semangat pemerintah daerah untuk berpikir ekstra untuk dapat bekerja cepat, tepat, terukur dan memiliki daya ungkit besar bagi membaiknya indikator pembangunan daerah di Mabar. 

Kita berharap agar pemerintah daerah dibawah kepemimpinan Edi-Weng mampu menghadirkan kepercayaan warga dan optimisme kolektif perihal pembangunan daerah yang merata bagi semua. Visi "Mabar Bangkit Menuju Mabar Mantap" mesti ditindaklanjut dalam bentuk kebijakan ril pasangan pemimpin baru. Kebosanan dan ketidakpercayaan warga Mabar pada manisnya janji politik mesti diantisipasi dengan serius dalam bentuk kebijakan dan program yang benar-benar terasa dan merata. Pasangan Edi-Weng mesti "turun tangan" dalam menggerakkan roda birokrasi dan program pembangunan hingga ke kampung-kampung. 

"Bangkit" bisa dimaknai sebagai bangkit dari permasalahan kemiskinan, ketimpangan ekonomi, ketimpangan sosial, ketidakmerataan pembangunan dan lain sebagainya. Disadari bahwa pembangunan di Mabar belum merata hingga ke pelosok. Masih ada kampung atau desa yang tidak tersentuh jalan raya beraspal dan tidak pernah menikmati air PDAM. Sehingga aktivitas yang memudahkan warga untuk menggapai taraf ekonomi, pendidikan dan kesehatan yang lebih baik menjadi tersendat. 

Sementara itu, diksi "Mantap" sendiri merepresentasikan spirit atau motivasi besar pemimpin baru dan elemen birokrasi Mabar untuk bekerja dengan cepat. Hal ini dapat dimaknai dengan berlari, bekerja tepat, terukur, akuntable dan sistematis dalam mendayakan,  memanfaatkan dan mengkapitalisasi seluruh potensi yang dimiliki untuk merealisasikan pelayanan publik demi menggapai kesejahteraan warga dan kemajuan Mabar. 

Untuk mewujudkan harapan warga Mabar, pasangan pemimpin baru mesti menyiapkan berbagai langkah strategis yang punya daya ungkit terutama pada sektor pelayanan publik. Hal ini misalnya dapat diwujudkan dengan melakukan Reformasi Birokrasi. Dwi tunggal Edi-Weng mesti mendorong perubahan etos kerja ASN dan aparatur lainnya dengan memperkuat Indeks Profesionalisme ASN. Sebab sektor ini adalah ujung tombak pelayanan publik. Bila sektor ini indeksnya membaik maka pembangunan daerah semakin mudah digapai. 

Ya, birokrasi atau ASN memiliki peran sangat strategis dalam seluruh skema pembangunan Daerah. Disadari bahwa data yang menunjukan Indeks provesionalisme ASN di Mabar pada tahun 2020 terutama terkait kapasitas, kompetensi, kinerja ASN dan disiplin masih sangat rendah. Secara khusus, disiplin PNS perlu diawasi secara ketat sehingga memiliki semangat untuk menjaga budaya pelayanan yang prima. Bila birokrasi disiplin maka pembangunan daerah bakal berjalan cepat, tepat waktu dan bermanfaat bagi warga Mabar.  

Mabar sendiri memiliki beberapa aset tanah yang sangat strategis. Hal itu dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan pendapatan asli daerah dan peningkatan investasi daerah dengan pola kemitraan yang baik dengan Perusahaan Daerah, BUMDes, UMKM, dan stakeholder lainnya. Optimalisasi aset daerah dapat dimanfaatkan dengan baik dan maksimal untuk mendukung peningkatan pendapatan asli daerah dan pelayanan publik. 

Pendapatan asli daerah (PAD) tidak hanya bertumpu pada penerimaan pajak dan retribusi daerah, namun bisa juga bersumber dari peran strategis perusahaan daerah dalam mengelola aset strategis daerah bersama BUMDES serta stakeholder lainnya yang mendorong peningkatan PAD dan pendapatan warga. Mengenai hal ini pemerintah daerah perlu mengoptimalkan koordinasi dengan Forkompinda agar semuanya berperan dan langkah strategis pembangun dapat berjalan secara baik.

Pemerintah daerah perlu melakukan penguatan sistem pelayanan kesehatan terutama pada aspek ketersediaan SDM, sarana dan prasarana dan regulasi pendukung, penguatan sistem pelayanan pendidikan, penguatan infrastruktur jalan, irigasi dan sanitasi. Selama ini, berbagai hal tersebut termasuk kategori yang membutuhkan perhatian dan prioritas pembenahan. Sebab semuanya berhubunungan dan berkaitan langsung dengan kehidupan dan kebutuhan ril warga Mabar. 

Dengan memanfaatkan pinjaman daerah untuk penyediaan infrastruktur dasar seperti jalan dan irigasi itu dapat mendorong peningkatan eokonomi warga dan sektor lainnya. Pengembangan pengelolaan destinasi pariwisata berbasis warga dengan tetap memperhatikan aspek keberlanjutan, penguatan sistem rantai pasok dan jejaring kerjasama ekonomi kreatif juga perlu menjadi perhatian pemerintah daerah. 

Agar lebih sistematis dan pelaksanannya terevaluasi dengan baik maka berbagai rencana di atas mesti disusun rapih dan lebih naratif. Bila berbagai hal di atas masuk kategori sasaran rencana strategis pembangunan, bila ditelisik dari aspek pemerintah daerah yang tranparan dan akuntabel maka hal tersebut bisa dimasukan dalam penyusunan RPJMD Kabupaten Manggarai Barat Tahun 2021-2026. 

Hal ini tentu perlu mendapat perhatian serius DPRD Mabar Periode 2019-2024. Sebab pembangunan daerah adalah hajat kolektif yang perlu kekompakan dan kerjasama yang baik. Saya sebagai pribadi dan warga Mabar sangat percaya dan optimis DPRD Mabar bisa melakukan yang terbaik. Dengan Ketua baru periode sisa waktu, Martinus Mitar, yang berpengalaman membangun karir politik dari bawah diharapkan DPRD Mabar dapat menggawangi dan mengamini harapan warga Mabar selama ini.   

"Mabar Bangkit Menuju Mabar Mantap" sejatinya adalah semangat dan motivasi bersama seluruh elemen di Mabar, baik pemerintah daerah maupun warga biasa. Untuk itu, berbagai kepentingan mesti dileburkan ke dalam visi tersebut. Kerjasama yang baik semua pihak dan kritik konstruktif dari bergama elemen mesti menjadi modal sekaligus pemantik bagi semuanya untuk menggapai kesejahteraan warga dan kemajuan Mabar itu sendiri. Dengan begitu, pemerataan pembangunan semakin mudah digapai dan Mabar pun benar-benar masuk kategori daerah yang berkemajuan! (*)


* Oleh: Syamsudin Kadir, Penulis Buku "Selamat Datang Di Bumi Komodo" 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

5 Alasan Memilih Muhamad Salahudin Pada Pileg 2024

Mengenang Mama Tua, Ine Jebia

Jadilah Relawan Politik Tanpa Mahar!