SAHABAT DAN MUSUH ANDA


Untuk mengetahui siapa sesungguhnya sahabat Anda, perhatikan pada saat Anda terkena musibah atau bencana, bahkan mungkin Anda ditimpa sakit. Pada momentum ini sangat jelas siapa mereka sesungguhnya bagi Anda dan karir bahkan perjalanan hidup Anda kelak. Hal ini mungkin terlihat sangat spele, namun ia sangat penting karena berpengaruh bagi perjalanan karir dan hidup Anda kelak. 

Bila mereka mendoakan kebaikan dan mendukung agar apa yang Anda alami segera selesai, atau paling tidak segala urusan Anda dimudahkan oleh Allah, maka itu adalah sahabat Anda. Mereka tidak berarti mendukung setiap kesalahan Anda, sebab itu urusan Anda. Mereka hanya melihat Anda dari sudut lain yang lebih inspiratif dan produktif bagi kehidupan mereka. 

Bila pun Anda dirundung masalah besar, mereka berupaya untuk mengambil hikmah juga pelajaran dari situ. Mereka menelisik masalah Anda bukan untuk mencela atau menghina Anda, tapi untuk lebih mengetahui masalah yang Anda hadapi. Lalu mereka pun bisa belajar dan menemukan pesan di balik masalah Anda. Minimal agar mereka tak terjebak pada masalah yang sama pada waktu yang akan datang. 

Sementara bila mereka sekadar memanfaatkan Anda, berbahagia karena Anda tertimpa musibah atau bencana, bahkan sakit serta turut melupakan Anda, maka mereka adalah musuh sejati yang sekadar bersama Anda demi keuntungan tertentu. Orang semacam ini bakal selalu ada dalam kehidupan Anda. Ada di sekeliling Anda. Sebab tabiat orang semacam ini bagai sebuah pribahasa: habis manis, sepah dibuang. 

Pada sisi yang berbeda, sahabat sejati tak segan memberi nasehat dan peringatan sepedas apapun agar Anda tak salah langkah atau keliru dalam menjalani kehidupan atau karir Anda. Mungkin Anda kepanasan bahkan emosi mendengarnya. Tapi percayalah, itu lebih baik dan demi kebaikan Anda. Anda lebih baik berbahagia mendengar kritik daripada pujian yang bisa jadi hanya membuat Anda semakin lupa diri. 

Sahabat sejati bisa saja memuji atau mengapresiasi sisi baik Anda, atau nilai-nilai dan prinsip hidup yang Anda pegang dan jaga selama ini. Tapi percayalah dia takkan pernah berdiam diri bila melihat atau menyaksikan Anda terjebak pada jalan yang salah, atau bila Anda keliru dalam melangkah. Dia selalu hadir menjadi pemberi peringatan keras. 

Sementara ada juga orang yang memuji Anda, pokoknya Anda digambarkan sebagai sosok yang hebat, luar biasa, dan tak ada cacat. Mereka melakukan itu di depan Anda, atau pada saat Anda lagi naik daun. Atau pada saat karir Anda menanjak. Tapi pada saat Anda menghadapi masalah, mereka seketika mencela Anda bahkan melupakan Anda. 

Watak manusia memang berbeda-beda dan unik. Kadang menyenangkan dan kadang membuat Anda menjadi gelisah dan tak percaya. Ada yang pura-pura baik di hadapan Anda, karena mereka punya keinginan tertentu. Tapi pada saat Anda ditimpah masalah, merekalah yang menyerang Anda. Bahkan menganggap Anda bukan siapa-siapa dan tak pernah berkenalan dengan Anda. 

Sekarang, berhati-hatilah dalam hidup dan menjalani kehidupan juga karir. Sempatkan diri untuk mendapatkan nasehat dan saran terbaik dari siapapun yang menurut Anda itu perlu dan bermanfaat bagi perbaikan dan kebaikan Anda ke depan. Mereka yang sinis pada Anda belum tentu musuh Anda. Bisa jadi mereka belum kenal siapa Anda dan bagaimana Anda sejatinya. Mereka yang memuji Anda cukup hargai namun tak terbawa arus pujian, kecuali pujiannya bertujuan agar Anda lebih baik dari saat ini. 

Saya tidak sedang menggurui Anda, sama sekali tidak. Sebab saya pun masih belajar dan akan terus belajar. Konteks dan pesan penting tulisan saya adalah supaya saya, Anda dan siapapun di luar sana agar semakin berhati-hati dalam berteman dan merespon setiap kejadian di sekitar. Pada berbagai kejadian yang disaksikan lebih baik fokus mengambil hikmah sekaligus pelajaran di baliknya, lalu fokus mengevaluasi diri, daripada sibuk mencela dan menghina orang. Sebab setiap kita pasti punya noda hitam yang kalau saja Allah buka mungkin kita takkan bisa menegakkan kepala, selamanya. Bahkan mungkin orang terdekat kita pun bakal jijik dan segera menjauh. (*)


* Oleh: Syamsudin Kadir, Penulis Buku "Plan Your Success". 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

5 Alasan Memilih Muhamad Salahudin Pada Pileg 2024

Mengenang Mama Tua, Ine Jebia

Jadilah Relawan Politik Tanpa Mahar!