SELAMAT JALAN PUA, ALLAH SANGAT DAN LEBIH MENCINTAIMU!


Berusaha tuk diam dan menahan kesedihan sejak mendengar kabar wafatnya sosok lelaki hebat dan berjasa besar dalam hidupku. Namun, aku tak bisa. Selalu ada rasa yang timbul namun tak bisa diungkap. 

Kepergian sosok yang telah mendidikku dalam segala hal, menyisahkan kesedihan yang tak berbilang. Aku berupaya tuk menahan tangis di hadapan istri dan ketiga anakku, namun ternyata aku tak mampu. Aku memang tak mampu menutup kesedihanku di hadapan mereka. 

Ya Allah, ampuni Pua. Aku menyaksikan Puaku sosok yang sangat hebat dan baik. Beliau sudah selesai melaksanakan kewajiban sebagai orangtua dengan tuntas dan tentu sangat layak dicontoh. Ya Allah, berilah ampunan untuknya dan sediakan surga terbaik serta bahagiakan kehidupan akhiratnya. Kelak pertemukan kembali hamba dengannya! 

Pua, Pua sosok hebat yang tak tergantikan, selamanya. Jasa Pua tak terbalaskan, dengan apapun dan sampai kapanpun. Pua telah mewariskan hal-hal besar bagi keluarga. Pua telah melakoni tugas sejarah yang penting. Bahkan bukan saja bagi keluarga kecil tapi juga keluarga besar. 

Sungguh, aku menyaksikan Pua adalah sosok orangtua yang memiliki pikiran besar dan berjiwa besar. Selalu meminta pertimbangan bila hendak melakukan sesuatu, suka mendengar pendapat orang lain dan tegas dalam bersikap. Dalam ketegasannya, menyimpan kelembutan yang selalu terasa. Bukan pada satu aspek, tapi dalam banyak aspek. 

Puaku memang hebat. Ya menatap wajahmu menyiratkan perjuangan yang tak pernah selesai, karena perlu diwariskan dengan baik. Sekarang dan selanjutnya. Pesan dan nasehatmu selalu terngiang. Selalu dan selalu. Membuat semuanya selalu jadi kenangan indah dan takkan dilupakan. 

Pua, aku dan keluarga besar mencintai Pua. Tapi aku sangat yakin bahwa Pua sangat dan lebih dicintai Allah. Dia memanggil Pua sesuai dengan jalan takdirnya Pua. Di luar perkiraan atau dugaan manusia. Sungguh, capaian Pua dalam kehidupan dunia sudah cukup dan layak dicontoh. Dan penerus Pua melanjutkan semuanya. Insyaa Allah. 

Bapak Abdul Tahami adalah nama yang tak hilang dalam sejarah keluarga. Lakon hidup dan sejarah yang takkan tergantikan. Selamanya. Senin 26 Oktober 2020 pukul 01.40 WITA adalah batas akhir jatah hidup di dunia tuk Pua, yang dimulai sejak tahun 1948 silam. 72 tahun sudah cukup. Bahkan sangat cukup. Dan kini menemui jalan takdir baru. 

Pua, aku berupaya untuk selalu menunaikan setiap impian dan nasehatmu selama hidup, baik yang langsung aku dengar maupun aku dengar melalui cerita banyak orang yang mengenalmu secara dekat. Selamat jalan Pua, pahlawan sejati yang selalu terkenang dalam doa dan ingatan! (*)


* Oleh: Syamsudin Kadir, Anak ke-4 dari 9 Bersaudara dari Bapak Abdul Tahami (Almarhum). 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

5 Alasan Memilih Muhamad Salahudin Pada Pileg 2024

Mengenang Mama Tua, Ine Jebia

Jadilah Relawan Politik Tanpa Mahar!