MOTIVASI LITERASI DARI BUNDA LITERASI KOTA CIREBON


Alhamdulillah di sela-sela berbagai aktivitas, hari ini Kamis 1 Oktober 2020 sekitar pkl 20.15 WIB saya bisa bersua dengan Wakil Walikota Cirebon Ibu Dra. Hj. Eti Herawati. Pada kesempatan ini saya menyampaikan terima kasih atas kesediaan politisi sekaligus Ketua Nasdem Kota Cirebon ini untuk mengomentari buku saya menjelang terbit beberapa waktu lalu. 

Bunda Literasi Kota Cirebon ini merupakan salah satu dari puluhan pemberi komentar atau testimoni untuk buku saya yang berjudul "Membaca Politik Dari Titik Nol". Buku karya keroyokan saya dengan sahabat saya Mas Afif Rivai ini kini sudah terbit. Tepatnya terbit pada September 2020 lalu.  

Kebetulan komentar salah satu politisi perempuan yang belakangan semakin naik daun di Kota Cirebon ini saya simpan di cover belakang buku setebal 328 ini. Hal ini selain karena beliau Bunda Literasi juga sosok politisi perempuan yang karirnya menanjak dan tergolong sukses. 

"Buku ini ditulis oleh dua sosok intelektual muda yang mumpuni di bidang politik, hampir setiap ada tulisannya di koran Radar Cirebon saya pasti baca. Buku ini layak dibaca oleh siapapun terutama politisi", begitu komentar singkatnya. 

Pada pertemuan yang hanya beberapa menit kali ini, Bunda Literasi menyampaikan apresiasinya atas buku ini. "Kalau orang yang sudah biasa menulis dan giat melatih pasti menghasilkan karya yang bagus. Dan buku ini karya yang baik dari sosok penggiat literasi yang top. Jadi layak diapresiasi", ungkapnya singkat. 

Dari komentar singkat itu saya mencatat beberapa poin penting. Pertama, menulis butuh latihan. Tentu latihan menulis tak bisa seketika. Butuh waktu lama dan panjang. Selain itu tentu saja butuh latihan lebih giat. Tak hanya sekali, tapi perlu berkali-kali. 

Proses latihan yang berkali-kali ini nantinya bakal mengasah keterampilan dalam menulis. Bahkan hal ini juga bakal membuat kreativitas menulis semakin terbentuk. Di samping memudahkan penulis untuk menemukan genre tulisan dan ciri khas tulisannya. Kelak, bakal membantu penulis menjadi penulis yang orsinil. 

Kedua, aktivitas kepenulisan mesti berorientasi karya. Wujud nyata sebuah kreativitas kepenulisan adalah tulisan, apapun bentuk atau jenisnya. Dari cerpen, puisi dan novel hingga artikel dan paper bahkan buku. 

Seaktif apapun seseorang di dunia literasi dan sebanyak apapun organisasi atau komunitas yang diikutinya, bila tak punya karya yang terlihat dan dirasakan oleh banyak orang, maka  labelitasnya bakal nihil makna. Karena itu, selain aktivitas juga disertai produk ril. Termasuk dalam bentuk buku. 

Ketiga, karya literasi perlu diparesasi dan didukung oleh semua kalangan. Disadari bahwa hanya sedikit orang yang punya kemampuan menulis hingga menghasilkan karya. Sehingga kelompok yang sedikit ini perlu didukung dan diapresiasi agar kemampuan dan kreativitasnya menular ke banyak orang. 

Apa yang saya ungkap ini hanya sebagian poin yang bisa saya elaborasi dari pertemuan singkat kali ini. Hal ini juga sebagai pantikan awal, karena dalam waktu dekat saya bakal menerbitkan buku baru seputar destinasi wisata Cirebon. Judulnya "Yuk Ke Cirebon". 

Di atas segalanya, saya layak menyampaikan terima kasih banyak kepada mantan anggota DPRD Kota Cirebon beberapa waktu lalu ini. Terima kasih banyak untuk Wakil Walikota Cirebon, Bu Eti Herawati atas kesediaannya untuk berbincang singkat sekaligus membaca buku terbaru saya! (*)


* Oleh: Syamsudin Kadir, Penulis buku "Membaca Politik Dari Titik Nol" 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

5 Alasan Memilih Muhamad Salahudin Pada Pileg 2024

Mengenang Mama Tua, Ine Jebia

Jadilah Relawan Politik Tanpa Mahar!