TUKARAN BUKU DENGAN BUNG FADLI ZON
SEINGAT saya, sekadar berbagi semangat dan inspirasi, saya termasuk yang rajin atau aktif menghadiri berbagai acara pertemuan dalam beragam tema yang diadakan di berbagai kota. Tema apapun yang diangkat pada acara semacam itu, saya bakal berupaya untuk hadir. Sesibuk apapun saya biasanya paksakan diri untuk hadir.
Selain untuk menambah wawasan dan informasi juga untuk bertemu dengan banyak kalangan yang bisa jadi berbeda pandangan dan latar belakang dengan saya. Termasuk untuk memperkaya perspektif perihal tema-tema tertentu yang memiliki dampak bagi masyarakat luas.
Bagi saya yang berasal dari kampung yang hingga kini tak tersentuh listrik PLN, air PDAM dan jalan raya beraspal, acara pertemuan seperti Seminar, Dialog, Talk Show, Debat Publik dan serupanya merupakan ruang belajar paling gratis. Baik sebagai peserta maupun sebagai fasilitator atau narasumber.
Kala itu saya menghadiri sebuah acara "Dialog Kebangsaan" di Kota Cirebon-Jawa Barat, yang tak jauh dari rumah tempat saya berdomisili. Acara yang diadakan di lantai 2 aula utama Gedung Andalus City ini dihadiri oleh delegasi berbagai kalangan, lintas latar belakang. Termasuk berbagai tokoh politik, ormas Islam, tokoh muda dan sebagainya.
Alhamdulillah setelah acara "Dialog Kebangsaan" kala itu saya mendapat hadiah 3 buku, yaitu (1) "ORKES GUMARANG" setebal 264 halaman (2) "FADLI ZON MENYUSURI LORONG WAKTU" setebal 522 halaman, dan (3) "POLITIK HURU HARA MEI 1998" setebal 186 halaman, dari Bung Fadli Zon Wakil Ketua DPR RI Periode 2014-2019.
Acara yang dilaksanakan pada Sabtu 5 Januari 2019 tersebut dihadiri sekitar 750 peserta. Cukup ramai karena acaranya dikemas sangat menarik. Kala itu Bung Fadli Zon didaulat sebagai salah satu narasumber bersama Pengusaha sekaligus Tokoh Pendidikan Cirebon Pak H. Dede Muharam.
Ketiga buku tersebut merupakan karya politisi berdarah Sumatra Barat yang lahir di Jakarta ini. Bung Fadli Zon sendiri merupakan politisi yang multi talenta. Selain sebagai politisi, ia juga kerap menulis buku di samping puisi, juga opini di berbagai media massa seperti surat kabar juga media sosial.
Pada kesempatan yang sama saya juga menghadiahi aktivis mahasiswa UI era 1990-an ini 2 buku baru saya. Kedua buku ini merupakan antologi tulisan saya yang bertema seputar pendidikan yang semuanya pernah dimuat di berbagai surat kabar sejak 2014 hingga 2018.
Kedua buku yang saya maksud yaitu (1) "MEMBANGUN PENDIDIKAN DAN BANGSA YANG BERADAB" setebal 230 halaman dan (2) buku "PENDIDIKAN MENCERAHKAN DAN MENCERDASKAN BANGSA" setebal 150 halaman. Bila buku yang pertama terbit pada 2016, sedangkan yang kedua terbit pada 2018.
Pada acara yang diliput berbagai media massa lokal dan nasional ini saya ditemani oleh kedua anak saya, Azka Syakira dan Bukhari Muhtadin. Kala itu anak saya yang pertama masih berusia 7 tahun lebih sedangkan yang kedua masih berusia 4 tahun lebih. Tergolong berusia muda untuk mengikuti acara bertema seksi semacam itu.
Saya mengajak mereka untuk pertemuan semacam bukan sekali ini saja, tapi berkali-kali di banyak pertemuan. Selain sebagai proses pembelajaran bagi keduanya, mengajak keduanya juga bisa menambah ramai suasana. Kadang keduanya bergantian memegang Handphon atau HP untuk merekam dan memotret atau mendokumentasi beberapa momen menarik pada setiap acara.
Di atas segalanya, mari kencangkan semangat untuk membangun tradisi literasi termasuk dengan banyak membaca dan mengoleksi buku di rumah kita masing-masing. Tak terkecuali dengan membuat perpustakaan buku di rumah kita masing-masing. Sesederhana apapun, itu sudah termasuk kemajuan berarti.
Jangan ragu untuk membeli buku. Sisihkan uang seperlunya untuk membeli buku. Bila tak mampu membeli banyak buku, membeli beberapa buku saja itu sudah cukup. Intinya, setiap bulan mesti ada buku baru. Bila perlu sekalian menulis buku baru. Menulis buku sendiri, atau keroyokan dengan yang lain juga boleh dan menarik. (*)
* Judul tulisan
TUKARAN BUKU DENGAN BUNG FADLI ZON
Oleh: Syamsudin Kadir
Pendiri Komunitas "Cereng Menulis"



Komentar
Posting Komentar