MARI MELAHAP BUKU BERGIZI!
BUKU yang beginian juga perlu dibaca dan dikaji secara serius, biar kita memiliki stok pengetahuan sehingga kelak bisa membuat peta jalan menuju ke masa depan baru. Daripada sibuk komentarin isu remeh temeh di luar sana, lebih baik kita menjadi generasi baru Indonesia yang melek literasi. Terutama literasi pengetahuan dalam membangun dan memajukan bisnis atau fokus usaha bahkan karir kita masing-masing.
Ya buku "Business Model Generation" (BMG) merupakan adaptasi sekaligus elaborasi dari Alexander Osterwalder dan sahabatnya Yves Pigneur atas fokus kajian disertasi Osterwalder tentang model bisnis. Berita baiknya, buku ini sudah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia. Kalau edisi PDF-nya bisa didownload gratis namun naskahnya masih dalam Bahasa Inggris.
BMG memberi kita alat bantu efektif, sederhana dan teruji untuk memahami, merancang, memperbaiki dan menerapkan model-model bisnis. BMG adalah panduan praktis dan inspiratif bagi sipapun yang berusaha keras untuk meningkatkan kualitas bisnis atau usahanya.
Buku ini menghadirkan pengalaman dari 470 praktisi bisnis dari 45 negara. Dirancang untuk mereka yang siap meninggalkan pola lama yang tak relevan dan mengadaptasikan cara lama yang relevan. Lalu menggunakan pola baru yang lebih fresh, bermutu dan adaptif dengan perubahan zaman.
Sebetulnya, buku setebal 278 halaman ini tidak an sich atau melulu mengajak kita berbisnis. Buku ini juga mengajak kita untuk membangun karir secara kreatif. Berbagai kemajuan dan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi akan berdampak serius atau bermanfaat banyak bagi kita, bahkan negara kita, manakala kita mampu memanfaatkannya secara produktif.
Dampak bencana non alam: Covid-19 memang bukan saja menyentuh aspek kesehatan atau fisik, tapi juga aspek sosial dan ekonomi. Kejenuhan dan ketidakpastian yang hadir begitu rupa dalam suasana semacam ini bila tak dihadapi secara serius dan kreatif maka akan begitu banyak korban. Bukan soal nyawa melayang tapi soal optimisme dan kemampuan mendeteksi masa depan yang lebih baik.
New normal atau istilah apapun yang akhir-akhir ini hanya akan menemukan relevansinya manakala kita sendiri, setiap pribadi atau orang per orang, memiliki semangat dan motivasi untuk bangkit dan secara serius membuat bangunan optimisme bahwa kondisi semacam ini tak boleh dibiarkan begitu saja. Mesti ada upaya ril agar masa depan masih dapat kita raih dan menangkan.
Memang kuncinya ada pada visi dan misi besar, termasuk cara kita menempatkan Indonesia dalam pikiran kita. Bila Indonesia hendak dibawa ke negara besar dan punya pengaruh besar maka kita terutama generasi mudanya perlu dirangsang dan dibiasakan untuk memikirkan hal-hal baru yang memungkinkan Indonesia mencapai hal itu.
Dulu Indonesia pernah mengkonsolidasi berbagai negara di Asia dan Afrika dalam wadah negara Non Blok. Berbagai negara pun menyatu dan membangun kesadaran kolektif bahwa tak ada yang bisa memerdekakan sebuah negara dari penjajahan dan tak ada yang bisa memajukan sebuah negara kecuali dengan bekerjasama antar negara.
Sekarang, bila kita ingin mengulangi sejarah dan bahkan lebih maju dari peran atau lakon Indonesia masa silam, maka kita perlu lebih "gila" dalam banyak hal terutama dalam membaca buku. Kita perlu melahap berbagai referensi dan pemikiran juga ide-ide. Kita juga perlu berkolaborasi dalam banyak hal.
Agaknya perbedaan yang sifatnya "given" atau pemberian Tuhan, ke depan tak perlu dipertentangkan lagi. Seperti jenis kelamin, profesi dan selera hidup. Sebab ada banyak hal produktif yang bisa kita jejakkan dalam altar sejarah. Terlalu banyak persoalan sekaligus potensi yang bisa kita elaborasi menjadi kekuatan dalam menghadirkan generasi baru untuk Indonesia yang juga baru.
Di sini yang terutama tentu bukan soal dasar negara, bentuk negara dan serupanya. Karena itu sudah selesai. Hal yang menjadi fokus kita adalah model generasi yang akan menjadi kekuatan baru dalam membawa Indonesia dalam skala yang berbeda, sehingga mampu menjadi soko guru baru bagi dunia.
Mungkin obrolan semacam ini oleh sebagian orang dianggap halu atau hayal. Tapi percayalah, hal-hal besar dalam sejarah selalu berawal dari obrolan sederhana. Saya kira, kita semua ingin menjadi generasi yang berbeda dalam beragam aspeknya. Tentu banyak kunci dan modalnya yang perlu kita siapkan. Salah satu yang paling sederhana adalah membaca atau melahap berbagai buku yang bergizi. (*)
Rabu 3 Juni 2020, pukul 01.00 WIB
* Judul tulisan
MARI MELAHAP BUKU BERGIZI!
"Kunci Menjangkau Masa Depan"
Oleh: Syamsudin Kadir
Pendiri Komunitas "Cereng Menulis"

Komentar
Posting Komentar