TULISAN LEPAS BISA MENJADI BUKU

PADA awalnya saya enggan berbagi hal semacam ini. Tapi lintasan pikiran saya selalu terngiang untuk berbagi. Ya, ini sekadar berbagi sebagian dokumentasi acara bedah buku saya yang ke-21 dan buku sahabat saya Bapak Muhammad Achyar (Nana Achyar) yang berjudul "Selamat Datang Di Manggarai Barat" pada Sabtu 2 November 2019 silam di Hotel Pelangi, Labuan Bajo, Manggarai Barat-NTT. 

Pada acara bertema "Mencintai Manggarai Barat Tanpa Tapi" yang diselenggarakan oleh Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah Manggarai Barat ini menghadirkan Bupati Manggarai Barat Bapak Drs. Agustinus Ch. Dula sebagai Keynot Speaker dan Tokoh Muda sekaligus Politisi Muda Mabar Bapak Harun al-Rasyid sebagai Moderator. 

Pada acara yang dihadiri ratusan undangan atau peserta dari berbagai elemen di Manggarai Raya (Manggarai Barat, Manggarai dan Manggarai Timur) ini turut hadir Tokoh Agama Katolik Manggarai Barat Bapak Marsel Agot, SVD dan Budayawan sekaligus Sastrawan Senior Bapak Usman D Ganggang. Kedua tokoh senior Mabar yang akrab dengan semua kalangan ini didaulat sebagai Pembanding. 

Saya sendiri ditemani oleh sahabat saya yang menulis secara keroyokan buku setebal 200 halaman ini. Namanya Bapak Muhammad Achyar, akrab disapa Nana Achyar. Walaupun buku bernyawa pariwisata ini merupakan buku perdana bagi sahabat saya yang kerap hadir di acara ILC TV One ini, Pengacara sekaligus Pengusaha Muda ini pada dasarnya sudah akrab dengan dunia kepenulisan. 

Begitu juga Pak Gusti Dula, Pak Usman Ganggang, Pak Marsel Agot, dan Pak Harun, semuanya sudah sejak lama berinteraksi dengan dunia literasi. Literasi bukan sekadar baca, tulis dan hitung. Tapi juga soal ilmu pengetahuan, peran sosial-kemasyarakatan dan advokasi masalah publik luas. Mereka sudah akrab dengan dunia semacam itu. 

Sehingga acara yang diselenggarakan selama sekitar 5 jam ini tergolong meriah dan mendapat apresiasi yang sangat luar biasa dari berbagai kalangan. Bukan saja dari para pejabat dan politisi di tingkat daerah, tapi juga para pelajar dan penggiat seni-budaya serta pariwisata di Manggarai Barat. 

Saya tidak sedang pamer karya tulis atau buku. Karena itu terlalu naif. Saya berbagi hal semacam ini sekadar menumbuhkan inspirasi dan motivasi serta menambah semangat bagi siapapun yang masuk dalam komunitas "Cereng Menulis" dan siapapun di luar sana, bahwa bila kita punya karya tulis terutama buku, akan dengan mudah bagi kita untuk menjadi narasumber dalam beragam acara. 

Saya sendiri kerap diundang dan didaulat menjadi narasumber atau fasilitator berbagai acara seperti seminar, workshop, talksow, diskusi, dan bedah buku karena saya menulis buku. Di samping beberapa tulisan saya di Media Massa dan Media Online yang sedikit-banyak mendapat respon yang cukup ramai dari berbagai pembaca. 

Hal lain, bila kita punya karya, orang punya pegangan dan alasan untuk mempercayai setiap ide atau gagasan kita yang mungkin selama ini masih berserak di mana-mana. Dengan adanya buku karya kita, orang memiliki pegangan dan bisa membaca serta menelaah apa yang menjadi konsen kita selama ini. Mereka pun bisa mengkritisi berbagai pemikiran kita yang bisa jadi berkaitan dengan kepentingan mereka selama ini.  

Buku terbitan November 2019 ini sendiri merupakan kumpulan tulisan saya dan Nana Achyar beberapa waktu terakhir yang semuanya pernah dimuat atau dishare di berbagai akun media sosial, terutama WhatsApp dan Facebook. Di samping Blog, yang belakangan menjadi trend tersendiri di kalangan muda. 

Jadi, pada awalnya bukan buku. Benar-benar bukan buku. Tapi sekadar tulisan lepas atau artikel lepas yang ditulis dan dipublikasi secara bebas. Tapi karena kontennya dinilai punya manfaat dan inspiratif, saya dan Nana Achyar dengan meminta masukan banyak tokoh dan pembaca, akhirnya merapihkan tulisannya lalu menyimpannya dalam satu file naskah buku yang siap naik cetak. Lalu, cetak dan langsung launching perdana sekaligus bedah bukunya.

Saya adalah anak seorang petani biasa. Saya asli orang kampung. Jauh dari hiruk pikuk kota. Namanya Cereng. Berada di Desa Golo Sengang, Kecamatan Sano Nggoang-Manggarai Barat. Saya menjalani aktivitas menulis ini tak menghalangi saya untuk mengajar, termasuk mengisi acara mahasiswa di berbagai kampus dan kota. Artinya, aktivitas menulis pada dasarnya bisa dilakukan oleh siapapun dan kapan pun. 

Pesannya sederhana saja. Menulislah sesuka hati, sesuai selera kita. Salah atau benar itu nanti pembaca yang koreksi. Tugas dan fokus kita adalah menulis dan menulis setiap hari. Sebagai pemula, tak usah pakai teori kepenulisan dan tak usah terjebak dengan aturan kepenulisan yang ribet. Cukup menulis, lalu publikasi. 

Sepengalaman saya, nanti pasti menemukan kekhasan atau gaya bahasa tersendiri. Urusan benar atau salah, aturan kepenulisan dan sebagainya nanti akan ikut sendiri. Begitu juga soal konten atau isi tulisan, bakal meningkat kualitasnya bila semakin gila atau candu menulis. Biarkan pembaca yang menelisik isi dan pesan tulisan kita, serta kita semua pun bisa mereguk manfaatnya sesuai kebutuhan dan selera kita masing-masing. Hanya itu. Dan memang sesederhana itu. (*)

Gebang-Jawa Barat, 
Selasa 26 Mei 2020/3 Syawal 1441

* Judul tulisan
TULISAN LEPAS BISA MENJADI BUKU 
"Inspirasi Dari Buku Saya yang Ke-21"

Oleh: Syamsudin Kadir
Pendiri Komunitas "Cereng Menulis"


Komentar

Postingan populer dari blog ini

5 Alasan Memilih Muhamad Salahudin Pada Pileg 2024

Mengenang Mama Tua, Ine Jebia

Jadilah Relawan Politik Tanpa Mahar!