TEKNIS MENULIS PRAKTIS
SETIAP seseorang yang hendak terjun ke dunia kepenulisan biasanya ingin sekali agar segera bisa menulis dan punya karya tulis yang layak dipublikasi. Hal ini tentu sebuah keistimewaan tersendiri. Sebab ia sudah punya motivasi, semangat dan tujuan yang tepat.
Untuk itu, tentu ia membutuhkan teknik yang memudahkannya dalam memulai dan menuntaskan sebuah tulisan. Beberapa poin berikut merupakan sebagian teknik yang bisa dipilih agar seseorang bisa segera menulis dan menutaskan sebuah tulisan.
PERTAMA, mulailah dari sesuatu yang disukai. Menulis itu adalah aktivitas yang dilakukan berdasarkan selera alias suka-suka kita. Karena itu maka memulainya mesti diawali dengan yang memudahkan bagi kita untuk menjelaskan atau menjabarkannya.
Saya sendiri, hampir untuk semua tulisan saya, merupakan tema-tema yang saya sukai. Saya mulai dengan kata yang saya. Pada tulisan bertema kepenulisan saya mulai dengan kata yang sesuai dengan dunia kepenulisan. Begitu juga tema pendidikan, sosial dan berbagai isu terkini.
KEDUA, tentukan kata-kata kunci. Kata-kata kunci adalah kata-kata yang menurut kita bakal menjadi kunci dari semua konsen yang akan kita bahas dalam sebuah tulisan. Kata-kata itulah yang nanti akan memandu kita untuk menjabarkan sesuatu yang sedang kita garap dalam sebuah tulisan.
Misalnya, kita sedang menulis atau membahas tentang model pendidikan baru. Maka kata kuncinya adalah model, pendidikan dan baru. Dari ketiga kata itu kita bisa kembangkan lagi menjadi, misalnya, macam-macam model pendidikan, ciri utama pendidikan dan contoh praktis pendidikan baru.
KETIGA, kenali pesan atau isi utama tulisan. Secara sepintas, biasanya bila kita hendak menulis sesuatu, kita memiliki lintasan pikiran seputar apa yang hendak kita tulis. Bila kita hendak menulis dan tiba-tiba ada lintasan pikiran, maka tulislah lintasan pikiran itu seketika itu juga.
Pesan utama sebuah tulisan terkadang ada pada lintasan pikiran semacam itu. Agar lintasan semacam itu tidak hilang maka segera tuliskan. Pesan utama sebuah tulisan juga bisa kita dapatkan bila kita kehabisan kata-kata di saat menulis. Cara menemukan pesan tulisan pada kondisi seperti ini adalah dengan membaca kembali tulisan kita. Nanti bakal ketemu juga apa pesan atau isi tulisan kita.
KEEMPAT, gunakan rumusan sarang laba-laba. Kita tentu sudah kenal dan tahu betul bentuk sarang laba-laba. Secara umum ia berbentuk jejaring. Di tengahnya terdapat pusat jejaring. Sementara antar satu sudut dengan sudut yang lain dihubungkan dengan jejaring seperti tali atau ikatan tertentu.
Nah, tulislah kata-kata pemantik pada tulisan kita. Apa saja, terserah dan sesuka kita saja. Lalu kembangkan kata-kata itu berdasarkan kata yang muncul pada benak kita bila kita mendengar kata-kata itu. Misalnya, kita punya kata kunci menulis. Maka yang terlintas dalam pikiran kita biasanya teknik menulis, dari mana memulai, bagaimana caranya, dan lain-lain. Maka tulislah beberapa hal tersebut, lalu kembangkan satu persatu.
KELIMA, tidak menghapus kata. Pada umumnya kita terbiasa untuk menghapus kata yang salah bila kita hendak atau sudah menulis sesuatu. Nah, pada proses belajar menulis, alangkah baiknya untuk tidak menghapus kata atau tulisan yang sudah kita tulis. Sekarang, biasakan untuk menjaganya!
Bila sebuah kata tidak tepat atau kurang pas dengan kata pada sebuah kalimat, biasakan untuk mengcopy kata tersebut dan menyimpan di file yang berbeda. Nanti di saat kita kehabisan kata, atau tiba-tiba kehilangan ide, biasanya kata-kata tersebut akan membantu sekali.
KEENAM, tulislah dengan bahasa kita sendiri. Hal ini memang agak susah, terutama bagi pemula dalam dunia kepenulisan. Namun saya memastikan bahwa gaya bahasa diri kita sendiri apa adanya adalah ciri khas sekaligus daya tarik pengungkit tulisan kita.
Orang membaca sebuah tulisan bukan saja karena judul, tema dan materi pembahasannya menarik juga sesuai dengan kebutuhan mereka, tapi juga karena tulisan kita dibangun dari gaya bahasa yang khas, yang bisa jadi tidak mereka temukan pada tulisan lain. Itulah yang menjadi pembeda tulisan kita, itu jugalah yang membuat pembaca ketagihan dengan apa yang kita tulis dan bahas.
KETUJUH, biasakan untuk mengevaluasi tulisan ketika tulisan sudah selesai. Mengevaluasi tulisan seketika di saat menulis akan menghambat ide tulisan hadir. Sebab kita fokus mencari kesalahan pada tulisan kita. Padahal menyalahi atau menghukim sebuah tulisan yang baru saja ditulis atau sedang ditulis akan mematikan ide kita dalam menghadirkan sebuah tulisan.
Bila kita hendak mengevaluasi atau mengecek tulisan, lakukan bila tulisan kita sudah selesai. Kita tentu membaca terlebih dulu tulisan kita. Sebab dengan membacanya, kita bakal menemukan hal-hal yang perlu diperbaiki atau disempurkan. Intinya, perbaiki tulisan di saat tulisan benar-benar sudah selesai.
Poin-poin yang saya sebutkan di atas adalah pengalaman beberapa teman saya yang saya dapatkan di saat berdiskusi atau ngobrol santai dengan mereka. Di samping itu, memang sedikit-banyak merupakan pengalaman saya sendiri selama ini, selama menekuni dunia kepenulisan.
Tak ada tulisan yang benar-benar sempurna. Apalah lagi tulisan seputar teknik kepenulisan secara praktis. Sama sekali tidak ada. Sebab perkembangan dan pengalaman orang akan terus berubah. Sehingga bisa jadi tekniknya juga akan berubah. Namun beberapa hal di atas bisa kita jadikan sebagai referensi tambahan bila kita hendak menulis sesuatu yang layak dipublikasi. Semoga bermanfaat dan salam literasi! (*)
Cereng, Jumat 22 Mei 2020
* Judul tulisan
TEKNIS MENULIS PRAKTIS
Oleh: Syamsudin Kadir
Pendiri Komunitas Cereng Menulis

Komentar
Posting Komentar