MENULISLAH DARI DALAM!
JANGAN pernah menulis sebuah tulisan agar mendapat pujian banyak orang. Sebab mereka yang memujimu belum tentu membaca tulisanmu. Apalah lagi mereka yang menghina tulisanmu, bisa jadi mereka memang tidak pernah mau membaca tulisanmu.
Jangan pernah menulis agar pembaca menganggapmu orang hebat. Karena kamu menjadi hebat bukan karena pembaca. Kalau kamu hebat, tanpa pembaca pun kamu sudah hebat. Tapi jangan menulis karena merasa hebat atau pamer kehebatan. Itu musuh pembelajar. Termasuk dalam dunia kepenulisan.
Merasa hebat adalah penyakit yang berbahaya. Lebih berbahaya dari Covid-19. Bukan saja membuat diri menjadi angkuh tapi juga bisa mengikis ide jenial dalam sebuah tulisan yang seharusnya kamu jaga. Padahal ide jenial itu bisa jadi ada pada dirimu. Pada hati dan akal sehatmu itu.
Sekarang, letakkan orientasi sebuah tulisan pada makom yang tepat: menyicil kebahagiaan diri sendiri. Medianya adalah tulisan. Bila pembaca mendapat dampak, itu adalah bonus. Toh tanpa tulisan kamu juga bisa jadi mereka sudah bahagia. Iya kan?
Ya, menulislah karena dirimu sendiri. Karena niat dan tekad dari dalam diri. Sebab menulis dari dalam diri itulah yang membuat sebuah tulisan menjadi punya warna atau karakter yang khas. Dan itulah titik beda antara tulisanmu dengan tulisan orang lain.
Karakter khas itulah yang menjadi kelamin tulisanmu, yang menjadi identitas karyamu. Pembaca yang benar-benar membaca tulisanmu akan membaca tulisanmu karena karakter khas tulisanmu itu. Mungkin ada alasan lain sebagai penarik. Namun itu tak seberapa.
Menulis, bukan aktivitas yang bebas dan merdeka dari pemaknaan para pembaca. Karena begitu, tugas dan fokusmu hanya satu: menulis. Tak usah memberi makna atau menjelaskan makna apa-apa. Apalagi memaksa diri menafsir teks tulisan, itu bukan tugasmu. Itu tugas pembaca.
Pembaca adalah hakim adil sekaligus pembangkang teks alias tulisanmu. Pembaca yang adil maupun yang membangkang, keduanya sama-sama terhormat. Bukan karena posisi mereka terhadap tulisan, tapi terutama karena mereka sudah mau membaca dan ini yang penting: memberi makna sesuai selera mereka sendiri.
Lalu bagaimana dengan kamu sang pemilik tulisan? Tak usah bingung dan bengong, fokuslah dengan targetmu. Bila kamu punya target 1 tulisan per hari ya fokus saja di situ. Jenis tulisannya bebas sesuai selera dan sukanya kamu. Kalau saya sih menulis opini dalam bentuk artikel atau essay. Kalau kamu menulis apa?
Apapun jenis tulisanmu, silahkan publikasi sekarang. Saya siap melahap tulisanmu. Benaran saya siap membaca tulisanmu. Apapun isinya, bakal tetap saya baca. Dan bila ada waktu bakal saya kasih komentar dan saran, atau maunya kamu apa?
Bila dalam tulisan ini kamu temukan pesan, silahkan ambil dan nikmati secara seksama dan dalan tempo selama-lamanya. Bila tidak, tak usah ribut. Tinggal hapus tulisannya. Atau lupakan saja. Melupakan saya, jangan! Sebab kalau kamu lupa saya, nanti kamu malah jadi pelupa benaran.
Sudah begitu saja. Kalau kebanyakan nanti dikirain khutbah atau ceramah. Ini namanya menulis bebas. Tak ada batasan. Tak pakai aturan. Menulis ya menulis saja. Toh walaupun begitu, saya sangat percaya bahwa kamu bakal membaca tulisan saya hingga tuntas. Karena kamu penasaran apa ujungnya. Iya kan? Ujung tulisan saya adalah tanda seru!
* Judul tulisan
MENULISLAH DARI DALAM!
Oleh: Syamsudin Kadir
Penulis 25 Buku dan Ribuan Artikel Di Berbagai Media Massa dan Online
Komentar
Posting Komentar