MENELISIK NILAI-NILAI WARISAN PARA TETUA CERENG

ADA yang perlu kita lestarikan sebagai seorang anak atau generasi muda Cereng. Yaitu bagaimana dengan cara dan potensi kita masing-masing bisa menjaga dan memelihara nama baik dan kehormatan orangtua kita.

Selain itu, menjaga, memelihara nama baik dan kehormatan nama Cereng, yang di masa lalu para leluhur kita sudah melakoninya dengan sangat bijaksana dan baik. Sehingga membuat banyak orang sangat segan dan menaruh hormat. Cereng dengan para tetuanya pun disegani dan didengar oleh banyak orang.

Sikap ramah dan tegas serta bijaksana para tetua dalam menyelesaikan masalah juga tergolong apik. Warga masyarakat pun sangat mengormati para tetua, dengan mendengar nasehat mereka. Termasuk suka mendengar dengan baik tutur kata mereka dan mengikuti tingkah laku mereka.

Ada suatu kejadian yang saya sendiri alami atau saksikan sendiri. Empo Ame Baba (Empo de Bapade Rifa) ditugaskan membagi daging kerbau liar yang tak tertolong waktu berburu kerbau liar tahun 1960-an. Beliau sendiri lupa dan tidak kebagian jatah daging kerbau yang sedang dibagi untuk semua warga.

Akhirnya Empo Ara selaku Kepala Desa atau Kades gaya lama meminta keikhlasan dari semuanya agar semua bisa dapat jatah dengan cara memberi sebagian daginngnya masing-masing untuk  yang membagi tadi. Suatu kejadian yang sangat luar biasa.

Hebatnya lagi, yang Ibu-ibu Janda dan Jompo diutamakan. Semua jenis daging dibagi sama rata. Kecuali tulang paha dan sejenisnya khusus untuk para orangtua. Semua dibagi rata untuk semua warga. Semua mendapat jatah, walau ala kadarnya.

Berbicara Cereng memang tidak bisa dipisahkan dengan nilai-nilai luhur yang tergolong punya makna mendalam. Setiap acara atau kegiatan kemasyarakatan ditempuh dalam bingkai kebersamaan dan kekeluargaan. Hampir semua warga pun turut bergotong royong dalam menyelesaikan berbagai kegiatan.

Bila ada masalah, penyelesaiannya selalu dengan cara-cara kekeluargaan. Semua saling memahami, menguatkan dan mengokohkan kebersamaan. Soliditas dan kekompakan pun tergolong kuat. Sehingga warga kampung di sekitar bahkan lintas Desa pun berdecak kagum dengan Cereng.

Begitulah sebagian kecil dari nilai-nilai luhur warisan para tetua Cereng yang perlu kita pelajari secara mendalam di era ini. Dengan demikian, kita turut mewariskan semuanya pada diri kita, terutama sikap kita dalam menjalani kehidupan bermasyarakat.

Bila para tetua sudah mewariskan nilai-nilai, sehingga nama mereka dan Cereng begitu harum di luar sana, maka alangkah bijak dan arifnya manakala kita mengambil peran untuk mewariskan kembali kepada sesama generasi dan generasi penerus kita. (*)



Labuan Bajo,
24 Mei 2020/1 Syawal 1441

* Judul tulisan
MENELISIK NILAI-NILAI WARISAN PARA TETUA CERENG

Oleh: Muhammad Syahakar
Tokoh Mabar asal Cereng

Komentar

Postingan populer dari blog ini

5 Alasan Memilih Muhamad Salahudin Pada Pileg 2024

Mengenang Mama Tua, Ine Jebia

Jadilah Relawan Politik Tanpa Mahar!