TERIMA KASIH HAJI NASIR

Innalillahi wa inna ilaihi rooji'un. Telah meninggal dunia Bapak H. Nasir Ridwan (Haji Nasir) hari ini Jumat 10 April 2020 pukul 21.58 WITA di RSUD Komodo di Merombok, Labuan Bajo, Manggarai Barat-NTT. 

Beliau asli Lombok Timur, NTB dan bersuku asli Sasak. Beliau sudah masuk atau merantau ke Labuan Bajo sejak 1973. Lalu menikah dan menetap serta membangun karir sebagai pengusaha di Labuan Bajo hingga saat ini. 

Pada 24 Maret 2020 lalu, saya sempat bertemu dengan beliau. Waktu itu saya ditemani oleh salah satu adik sepupu saya, Syafar Jusmadi. Pertemuannya malam-malam. Bahkan hingga jam 1 atau 2 pagi. Seingat saya, setelah saya bertemu salah satu anggota DPRD Mabar di Merombok, Labuan Bajo. 

Pada awalnya saya tidak mau bertemu, sebab saya sama sekali tidak kenal dan tak pernah punya urusan apa-apa. Cuma sahabat dekatnya yang juga saya kenal Kak Nur Alwi menelpon saya bahwasannya beliau hendak ketemu saya. 

Saya pun mengiyakan kehendaknya. Saya bersama adik Syafar langsung menuju salah satu rumahnya yang juga berdekatan dengan hotelnya. Banyak hal yang diobrolkan ketika itu. Tentang bisnis, usaha kecil, pendidikan, termasuk niatan beliau untuk membangun pondok pesantren di Cereng. 

Pada waktu itu beliau juga menyampaikan niatanya untuk membangun basis ekonomi kreatif di sekitaran Danau Sano Nggoang dan menjadikan Kampung Ceremba di Desa Golo Sengang sebagai pintu masuk Sano Nggoang. Beliau berencana membangun gapura besar di Ceremba. Menurutnya nanti di situ bertuliskan "Gerbang Menduniakan Sano Nggoang". 

Setahu saya beliau juga sudah mengirim bahkan mengantar ribuan bibit atau pohon buah-buahan ke berbagai tempat di Kecamatan Sano Nggoang, termasuk di Kampung Cereng, Leheng dan Ceremba. Ketiga kampung terakhir merupakan tiga kampung utama di Desa Golo Sengang, Kecamatan Sano Nggoang. 

Saya sebetulnya masih ingin ngobrol banyak dengan beliau. Namun pertemuan saat itu berakhir karena saya digoda oleh rasa kantuk yang sangat. Beliau pun menyerahkan satu kunci kamar hotelnya kepada saya dan adik Syafar, agar berkenan istirahat di salah satu kamar hotelnya. 

Ketika saya sudah balik ke Jakarta pada 28 Maret 2020 lalu beliau menelpon saya beberapa kali. Pada saat telpon yang terakhir, lama sekali beliau ngobrol. Sekitar 90 menit atau 1 setengah jam. Tak ada tanda-tanda kalau beliau tak lama lagi dijemput ajal kematian. 

Seingat saya beliau menelpon saya hampir 5 kali. Hanya saja untuk beberapa kali saya tidak mengangkat Handphon atau HP, karena di rumah waktu itu musim hujan dan saya fokus beresin kerjaan yang sempat ditunda beberapa waktu sebelumnya. 

Pada obrolan terakhir lewat HP beliau masih begitu semangat untuk membangun Mabar, terutama aspek ekonomi kreatif di Desa Golo Sengang dan sekitaran Danau Sano Nggoang. Termasuk melestarikan penenanaman buah-buahan sebagai salah satu keunggulan warga. 

Pada awal April 2020 HP saya diflesh. Akhirnya semua data di HP saya terhapus semua, termasuk nomor HP beliau. Beberapa waktu terakhir saya sempat bertanya ke Kak Nur Alwi, seorang pengusaha perempuan di Mabar, agar berkenan mengirimkan nomor HP atau WhatsApp beliau. Cuma saya belum mendapatkan nomor HP-nya. 

Rupanya, pertemuan 24 Maret 2020 lalu adalah pertemuan pertama saya dengan beliau dan obrolan lewat HP pada 28 Maret 2020 lalu adalah obrolan ke sekian sekaligus yang terakhir saya dengan beliau.  

Saya menyaksikan bahwa beliau sosok pengusaha yang punya kemauan yang kuat dan semangat yang tinggi untuk berwirausaha. Hotelnya di Labuan Bajo adalah contoh wujudnya. Dan masih banyak lagi. Beliau juga punya jiwa sosial dan kedermawanan yang luar biasa.  

Pagi ini, Sabtu 11 April 2020, sekitar pukul 01.00 WIB atau sekitar pukul 02.00 WITA saya mendapat kabar dari sahabat dekatnya Kak Nur Alwi bahwa Haji Nasir meninggal di RSUD Komodo di Merombok di Labuan Bajo, Mabar beberapa waktu lalu. 

Dari sebuah media online saya mendapatkan informasi bahwa beliau ke Werang, ibukota Sano Nggoang, hendak mengantar beberapa bibit atau pohon buah-buahan. Tepatnya ke kampung Daleng, Desa Watu Panggal, Kecamatan Sano Nggoang. 

Namun beliau mengalami kecelakaan tunggal di sekitaran Langgo-Werang karena rem blog mobil yang beliau naiki pada pukul 20.00 WITA. Mobil yang beliau naiki adalah mobil kijang milik beliau. Kebetulan beliau sendirilah yang menjadi sopirnya. 

Sebelum kecelakaan beliau sempat istirahat di sebuah warung di sekitaran Langgo. Di situ beliau ngobrol dengan warga sekitar terutama anak-anak muda, seputar berwirausaha, semangat menanam pohon buah dan sebagainya. 

Setelah itu, beliau melanjutkan perjalanan menuju Werang, ibukota kecamatan Sano Nggoang. Rupanya musibah itu datang yang nanti merenggut nyawanya. Mobilnya terbalik. Beliau pun mengalami berbagai luka di kepala dan kaki. Dan beliau pingsan seketika. 

Supaya tak terjadi apa-apa, beliau pun diantar ke RSUD Komodo menggunakan sebuah mobil warga oleh warga sekitar. Dalam kondisi pingsan, beliau sempat dirawat beberapa waktu. Namun nyawanya tak tertolong. Beliau pun meninggal dunia, tepatnya pada pukul 21.58 WITA.  

Terima kasih banyak Pak Haji Nasir atas cerita, pengalaman dan niat baiknya yang disampaikan pada saat bertemu dan menelpon saya beberapa waktu lalu. Semoga pertemuan waktu itu jadi amal soleh yang memudahkan jalan kita menuju surga-Nya. 

Bagi pembaca, bila beliau memiliki salah dan khilaf dalam ucap dan tindakan, serta ada janji yang belum dipenuhi, saya sarankan agar mohon maafkan beliau. Semoga segala amal baiknya memudahkan jalannya menuju surga Allah. Aamiin! (*)


* Judul tulisan 
TERIMA KASIH HAJI NASIR 
"Pertemuan Pertama dan Terakhir" 

Oleh: Syamsudin Kadir
Penulis buku "Selamat Datang Di Manggarai Barat" 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

5 Alasan Memilih Muhamad Salahudin Pada Pileg 2024

Mengenang Mama Tua, Ine Jebia

Jadilah Relawan Politik Tanpa Mahar!