MARI BELAJAR MENDENGAR 

Alhamdulillah kali ini saya bisa silaturahim ke rumah Mantan Kepala Desa Golo Sengang Bapak Muhammad Selamat. Rumah beliau berada di Kampung Cereng, Desa Golo Sengang, Kecamatan Sano Nggoang, Manggarai Barat-Mabar. 

Saya berkunjung ke rumah beliau pada 24 Maret 2020 pukul 18.30-24.00 WITA. Tepatnya pada momentum pulang kampung 21-26 Maret 2020 lalu. Pertemuan kali ini sangat istimewa dan layak ditindaklanjuti pada masa yang akan datang. 

Banyak hal yang kami obrolkan pada pertemuan yang cukup lama ini. Dari urusan serius hingga urusan yang sederhana. Semua diobrolkan dalam suasana santai dan hangat ala kekeluargaan sebagaimana yang sudah biasa diwariskan oleh para sesepuh selama ini. 

Bukan saja soal perkembangan Desa dan masyarakat secara umum tapi juga soal tanah dan dinamika masyarakat beberapa waktu terakhir. Kami tak selalu sepandat dalam beberapa obrolan. Namun semua disampaikan secara jujur dan terbuka. Tanpa beban dan ngobrol begitu cair. 

Nasehat khas ala tokoh Golo Sengang ini kepada saya membuat saya semakin percaya bahwa kampung Cereng dan Desa Golo Sengang tak kehilangan tokoh yang layak didengar. Saya tak melihat latar pendidikan beliau, saya hanya fokus mendengar petuah bijak. Hanya itu. Sebab kadang jutaan hikmah bersumber dari cara semacam ini: banyak mendengar. 

Pada kesempatan ini juga kami ngobrol soal pendidikan keluarga, termasuk peran dan kontribusi penting orangtua dalam mendidikan anak bahkan dalam membangun sekaligus mewujudkan kesuksesan anak-anaknya.

Tak selalu materi atau uang yang menjadi biang kesuksesan keluarga. Doa, ketulusan dan kerja keras orangtua untuk dan dalam mendidik anak adalah salah satu kunci penting dalam membangun keluarga yang sukses termasuk kesuksesan anak. 

Sukses tak melulu soal harta dan jabatan. Sukses pada dasarnya berada pada kenyamanan hati, luasnya manfaat dan semakin semangatnya diri dan anggota keluarga untuk menjadi hamba Allah yang taat kepada Allah dan bermanfaat bagi banyak orang.

Pada momentum ini kami juga ngobrol tentang situasi politik di Mabar beberapa waktu terakhir. Walaupun bukan politisi dan bukan akademisi di bidang politik, sepertinya tokoh yang santun ini lebih paham situasi politik di Mabar daripada saya. 

Seingat saya, pada pertemuan kali ini saya ditemani oleh dua tokoh muda Cereng sekaligus tokoh muda Golo Sengang yang belakangan sering berkomunikasi dengan para pejabat di Mabar. Mereka adalah adik atau keponakan saya yang di saat saya pulang kampung keduanya selalu membersamai saya. 

Agar tak penasaran, pada tulisan ini saya layak menyebutkan nama mereka: Jihad Akbar atau Bapaknya Sira dan Jusmadi Syafar yang baru saja dilaruniai anak ganteng. Bagi saya mereka generasi potensial Cereng dan Golo Sengang. Mereka perlu diajak bicara dan memang layak diajak bicara.

Walau saya sering mendengar nama mereka melalui cerita yang agak miring, saya termasuk yang tetap punya optimisme bahwa keduanya adalah generasi muda kebanggaan dan potensial. Saya tak biasa melihat atau memahami orang dari satu sudut pandang saja. Sebab kadang sudut pandang lain bisa menilai secara adil, walau tak selalu begitu. 

Makanya kalau saya pulang kampung, saya selalu berusaha untuk bertemu mereka bahkan dalam beberapa kesempatan berusaha untuk berjalan santai dengan mereka. Kadang ke kota Labuan Bajo, beberapa pantai, danau dan berkunjung ke beberapa tokoh penting di Manggarai Barat, termasuk di Cereng.  

Catatan ini tentu tak cukup untuk mendokumentasikan semua isi obrolan dengan mantan Kades sekaligus Bapak dari tokoh muda Hidayatullah Ustaz Walimin ini pada waktu itu. Termasuk tak cukup untuk menelisik dua tokoh muda yang saya sebutkan tadi. Tapi saya sangat percaya suatu saat saya bisa mendokumentasikan semuanya, minimal dalam bentuk tulisan atau catatan sederhana semacam ini. 

Sebagai bagian tak terpisahkan dari Cereng, saya mengajak elemen muda Cereng untuk sesering mungkin silaturahim kepada para tokoh Cereng dan Golo Sengang, termasuk tokoh-tokoh di Mabar. Silaturahimlah ke para tokoh, walau mereka beragam latar sosial dan profesi. Reguklah hikmah dan cerita juga pengalaman mereka secara tulus.  

Ingat, belajar itu tak mesti melalui sekolah atau kuliah formal. Silaturahim ke para tokoh dengan mendengar nasehat dan pesan-pesan bijak mereka adalah proses belajar yang sangat penting dan bermanfaat. Sekali lagi, reguklah hikmah dan cerita juga pengalaman mereka. 

Sebagai generasi muda, kita perlu banyak mendengar dan mendengar. Kita perlu sering mengisi pikiran dan wawasan kita dengan konten pikiran dan wawasan para tokoh yang berpengalaman. Sungguh, itulah yang mendorong kita untuk semakin menyadari bahwa kita sejatinya tak lebih banyak tahu, karena itu kita mesti belajar dan belajar. 

Mengenai hal ini saya teringat dengan ungkapan bijak begini, "Perubahan terjadi karena dua hal yaitu bijaknya orangtua dan semangatnya anak muda". Semoga silaturahim kali ini terhitung sebagai ikhtiar sederhana dari ungkapan bijak itu.

Di atas segalanya, teruslah mendengar dan mendengar. Mungkin terlihat sepele, itu bukan soal. Namun percayalah bahwa mendengar adalah cara paling sederhana menjadi sosok pembelajar. Semoga kita semua menjadi pembelajar sejati! (*)

* Judul tulisan:
MARI BELAJAR MENDENGAR 
"Inspirasi dari Mantan Kades Golo Sengang" 

Oleh: Syamsudin Kadir 
Penulis buku "Mencintai Politik"




Komentar

Postingan populer dari blog ini

5 Alasan Memilih Muhamad Salahudin Pada Pileg 2024

Mengenang Mama Tua, Ine Jebia

Jadilah Relawan Politik Tanpa Mahar!