BELAJAR KEPADA SANTRI ASAL JEPANG

Ahad 8 September 2019 adalah salah satu hari yang sangat berkesan bagi saya. Mengapa? Sedikit cerita, kali ini, ya hari ini saya mendapat jadwal mengajar di kelas 7 dan 8 SMP Tahfiz (Putra) Pondok Pesantren Al-Bahjah, Kabupaten Cirebon-Jawa Barat.

Karena jadwal mengajar lumayan padat, tepatnya mulai pukul 13.00 hingga 16.30 WIB, kali ini saya benar-benar lelah. Sebab sejak paginya menjelang berangkat ke tempat mengajar, saya sudah dilelahkan oleh berbagai naskah beberapa penulis yang mesti saya baca dan edit hingga tuntas.

Namun, kelelahan saya terbayar lunas. Sebab kali ini, setelah mengajar di kelas 7, saya mengajar di kepas 8. Di kelas ini saya mengajar mata pelajaran IPS, dan PKn dan Bahasa Indonesia. Setelah pelajaran IPS dan PKn selesai, saya pun langsung mengajar Bahasa Indonesia.

Kali ini, saya mengenalkan ke para santri perihal orientasi dan tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia. Sebagai pemantik pembelajaran, saya pun berinisiatif untuk membuat simulasi praktik menulis kata, kalimat dan cara mengungkapkannya di depan umum.

Tema praktik menulis kali ini adalah "Surat Cinta untuk Ayah dan Bunda". Di sela-sela praktik menulis, beberapa saat saya berjalan keliling untuk melihat secara langsung para santri menulis sesuai tema praktik menulis kali ini.

Eh ternyata diantara puluhan santri terdapat dua orang santri asal Jepang. Namanya Abi Zar Al Gifari Hakim (Abi Zar) dan Muhammad Daka Ramdan Firmansyah (Daka). Awalnya saya tak percaya, tapi santri yang lain meyakinkan saya bahwa keduanya benar-benar berasal dan asli Jepang.

Pasca menuntaskan tulisannya, saya pun meminta agar Abi Zar sebagai salah satu dari 3 orang perwakilan santri untuk maju ke depan agar bisa membacakan apa yang sudah ia tulis beberapa waktu sebelumnya.

Rupanya Abi Zar belum tuntas menyelesaikan tulisannya karena keterbatasan kosa kata dan alasan teknis lainnya. Saya pun meminta dia untuk menyampaikan secara lisan perihal apa yang hendak ia tulis sesuai dengan tema prsktik menulis kali ini. Serunya, ia menyampaikannya dalam Bahasa Jepang.

Walaupun tak paham maksudnya, saya mengapresiasi atas keberanian Abi Zar untuk maju alias tampil ke depan. Pada saat yang sama, saya pun meminta Daka temannya yang juga asli negeri sakura ini untuk maju ke depan.

Pasca maju, saya pun sempat berbincang santai dengan kedua santri yang masih belajar berbahasa Indonesia ini. Saya bertanya perihal alasan mereka belajar di Al-Bahjah. Keduanya sepakat bahwa mereka ingin menjadi penghafal al-Quran, sehingga kelak bisa mengenakan mahkota kepada orangtuanya di surga Allah.

Bagi saya, apa yang diungkap oleh Abi Zar dan Daka adalah sesuatu. Bayangkan saja, mereka berasal dari negara yang begitu jauh. Tapi karena tujuan yang sangat mulia, mereka pun rela menempuh perjalanan lintas negara. Padahal usia mereka masih belasan tahun. Usia SMP kelas 8.

Ya, akhirnya, saya memang mesti belajar kepada santri Al-Bahjah, belajar tentang banyak hal. Terkhusus lagi belajar kepada Abi Zar dan Daka. Bukan soal ilmu dan mata pelajaran semata, tapi soal kesungguhan, semangat belajar, tujuan hidup dan masih banyak lagi.

Al-Bahjah memang penuh inspirasi. Santrinya sederhana namun penuh semangat dan memiliki keunggulan tersendiri. Mereka giat dan antusias dalam belajar. Kesantunan mereka pun kadang membuat saya merinding.

Di sela-sela itu, tepatnya menjelang pulang ke rumah, saya pun berkesempatan untuk menghadiahi beberapa santri dengan buku terbaru saya. Kali ini saya khususkan untuk yang tulisannya cukup bagus, yaitu Arif, santri asal Batam. Kemudian kepada Abi Zar dan Daka.

Buku yang saya maksud adalah buku "Merawat Mimpi, Meraih Sukses" dan buku "Pendidikan Mencerahkan dan Mencerdaskan Bangsa". Buku ini merupakan dua diantara buku karya saya yang baru saja terbit beberapa bulan lalu.

Terima kasih banyak kepada Al-Bahjah yang telah menerima saya dan memberi saya kesempatan untuk belajar mengabdi. Walau saya sadar betul bahwa saya masih jauh dari kelayakan. Tapi lagi-lagi, ini adalah momentum bagi saya untuk belajar dan terus belajar. Termasuk belajar kepada santri Al-Bahjah asal Jepang. Abi Zar dan Daka. (*)

* Tulisan aslinya berjudul BELAJAR KEPADA SANTRI ASAL JEPANG "Inspirasi dari Abi Zar dan Daka, Santri SMP Kelas 8 Al-Bahjah asal Jepang"

Oleh: Syamsudin Kadir
Penulis buku "Merawat Mimpi, Meraih Sukses" dan buku "Pendidikan Mencerahkan dan Mencerdaskan Bangsa"


Komentar

Postingan populer dari blog ini

5 Alasan Memilih Muhamad Salahudin Pada Pileg 2024

Mengenang Mama Tua, Ine Jebia

Jadilah Relawan Politik Tanpa Mahar!