MERAYAKAN KEHIDUPAN ALA KAUM MUDA MABAR

Alhamdulillah, aku masih merasa sebagai kaum muda. Ini bukan semata soal usia dan selera makan, tapi juga semangat dan cita-cita. Dan pada kondisi semacam aku dipaksa untuk benar-benar kaum muda.

Ya, berkopi malam di Kopi Mane, Labuan Bajo, tadi malam 11 Oktober 2019, bersama kaum muda Mabar beragam latar belakang memang penuh makna. Tema perbincangan ke mana-mana, sesuai dengan seleranya masing-masing.

Dari pengalaman hidup, cerita masa lalu, cinta juga nikah, hingga dinamika politik yang kerap membuat kehidupan serasa tegang. Pokoknya suka-suka tanpa beban. Semua menunaikannya dengan gayanya masing-masing.

Kaum muda memang unik karena muncul dengan kekhasannya. Bebas, merdeka dan tak suka disekat-sekat secara primordial. Mereka tak mau dikungkung dalam satu kerangkengan kepentingan yang membuat mereka kehilangan autentisitas.

Bagiku, mereka adalah orang-orang hebat. Setiap diksi, canda, tawa dan senyuman yang mereka beri membuat makna baru bagi kehidupan ini bahwa hidup ini perlu juga dirayakan.

Membersamai kaum muda memang bukan aktivitas rutinku. Karena mereka bukan anak kecil yang terus meminta suapan. Mereka lebih tahu dan paham apa yang perlu dan layak mereka pikirkan dan renungkan. Mereka dewasa dan dalam banyak sisi memang sudah matang.

Dari tatapan mata, diksi dan abstraksi mereka, para "the real leader" muda itu adalah masa depan. Bukan sekadar dalam ranah politik dan serupanya, tapi juga dalam mimpi besar juga cita-cita. Bahkan mereka pun lebih layak menjadi duta cinta. (*)


Oleh: Syamsudin Kadir
Penulis buku "Selamat Datang Di Manggarai Barat"

* Menjelang Subuh, di Labuan Bajo, Sabtu 12 Oktober 2019

Komentar

Postingan populer dari blog ini

5 Alasan Memilih Muhamad Salahudin Pada Pileg 2024

Mengenang Mama Tua, Ine Jebia

Jadilah Relawan Politik Tanpa Mahar!