MABAR BUTUH PEMIMPIN YANG AKSELERATIF

Dua periode memimpin Mabar bukan waktu yang pendek dan bukan hal mudah. Sebab Mabar merupakan kabupaten baru hasil pemekaran Manggarai pada 2003 silam dan tentu termasuk daerah yang cukup luas.

Adalah Keraeng Agustinus Ch Dula sebagai Bupati dua periode sudah menjalankan peran penting bagi perkembangan dan kemajuan Mabar hingga kini. Kritik dan saran tentu hadir dari berbagai elemen. Pro dan kontra atas kepemimpinannya juga pasti hadir begitu rupa sebagai wujud keterbukaan publik.

Hal semacam itu akan mematangkan kualitas demokrasi dan warga Mabar itu sendiri. Ke depan diharapkan kran kebebasan berpendapat terutama dalam mengkritisi dan mengapresiasi pembangunan sekaligus kemajuan daerah terus terbuka lebar.

Generasi muda Mabar juga diberi ruang untuk terus mematangkan dirinya agar kelak layak memimpin Mabar di berbagai sektornya. Sebab generasi muda adalah aset terbaik dalam memajukan Mabar. Sukses menjaga kontribusi baik mereka untuk Mabar akan memberi dampak yang signifikan bagi pembangunan sekaligus kemajuan Mabar.

Akhir periode kedua kepemimpinan Keraeng Agustinus Ch Dula sendiri akan genap bertepatan dengan tahun 2020. Tahun dimana Pilkada serentak si Mabar dilangsungkan. Ini pertanda satu tahun lagi beliau bakal memenuhi janji politiknya di saat momentum kampanye silam. Dan ini juga berarti bakal ada pemimpin baru di Mabar pada 2020 nanti.

Tak lama lagi, proses regenerasi kepemimpinan Mabar segera berlangsung. Mereka yang memiliki ambisi untuk memimpin daerah yang memiliki destinasi wisata dan panorama alam yang indah ini mesti mampu melanjutkan kepemimpinan beliau dalam membangun dan memajukan Mabar. Proses pembangunan, terutama infrastruktur, pengelolaan destinasi wisata, panorama alam dan keunggulan Mabar lainnya ke depan oleh pemimpin baru mesti ditingkatkan.

Warga Mabar juga perlu mendapatkan angin segar bahwa kelak mereka memiliki pemimpin baru dengan segala kebijakan dan strategi kepemimpinannya yang baru. Karena itu pemunculan tokoh atau bakal calon pemimpin Mabar terus digiatkan, agar Mabar punya kesempatan yang cukup untuk mengenal lebih jauh kualitas para calon pemimpin mereka kelak.

Media massa dan elemen kritis perlu melakukan publikasi yang informatif dan mendidik kepada warga Mabar seputar para tokoh yang potensial. Sehingga warga Mabar semakin mengenal siapa saja para bakal calon yang akan memimpin mereka kelak. Banyaknya stok pemimpin yang terpublikasi atau dikenalkan ke publik luas akan menambah kualitas demokrasi di Mabar semakin diperhitungkan.

Tentu tak cukup ambisi. Di sini juga dibutuhkan kemampuan komunikasi, kemampuan manajerial, kempuan mengorganisir potensi,  dan kemampuan pemberdayaan SDM Mabar yang belakangan layak diperhitungkan. Mabar butuh pemimpin baru yang bergerak cepat sehingga akselarasi pembangunan semakin nyata. Intinya Mabar butuh pemimpin yang akseleratif, yang mampu melanjutkan kepemimpinan Keraeng Tua Agustinus Ch Dula.

Kemajuan pesat atas Mabar yang terkenal sebagai bumi toleransi sangat mungkin diraih manakala setiap elemen di Mabar terlibat atau mengambil peran. Setiap ide-ide jenial dan konstruktif mesti dikontribusikan secara masif dan maksimal dalam mengaselerasi pembangunan di seluruh lini. Termasuk kontribusi positif dalam pembangunan berbasis desa, yang hampir di seluruh daerah di Indonesia sedang digiatkan.

Di atas segalanya, terima kasih Keraeng Tua Agustinus Ch Dula atas jasa baiknya selama ini hingga kini untuk Mabar. Mohon bimbingan dan arahan juga nasehat baiknya agar kelak generasi baru Mabar terus mematangkan diri menjadi generasi baru yang berkualitas tinggi dan mampu bersaing dengan SDM luar daerah. Sehinga kelak, mereka mampu memimpin Mabar bahkan turut serta dalam membangun propinsi di level lokal dan Indoneasia di nasional.

Oh iya, maaf Keraeng Tua, tadi aku ambil foto dari video rekaman siaran langsung kunjungan Keraeng Tua di sebuah dermaga baru yang dipublikasi pada statusnya hari ini. Sengaja aku ambil fotonya supaya tulisan ini lebih bergizi dan enak untuk disantap pembaca. Baik warga Mabar maupun warga non Mabar. Sekali lagi, terima kasih banyak Keraeng Tua! (*)

Jumat 4 Oktober 2019


Oleh: Syamsudin Kadir
Penulis buku "Selamat Datang Di Manggarai Barat"

Komentar

Postingan populer dari blog ini

5 Alasan Memilih Muhamad Salahudin Pada Pileg 2024

Mengenang Mama Tua, Ine Jebia

Jadilah Relawan Politik Tanpa Mahar!