CERENG KEMBALI KEHADIRAN SARJANA BARU

Cereng memang kampung para sarjana. Bagaimana tidak, di setiap tahunnya, kampung yang bernama lain Golo Molas ini selalu  ada generasi mudanya yang meraih gelar sarjana.

Setelah sebelumnya hadir beberapa sarjana, kali ini, atau bulan ini Cereng kehadiran sarjana baru pada jurusan Biologi.

Namanya Siti Nurtati, kerap dipanggil Tati. Gadis putri berusia 24 tahun ini lahir di Cereng, pada 07 April 1995.

Tati menempuh pendidikan Sekolah Dasar (SD) pada tahun 2002-2008, Sekolah Menengah Pertama (SMP) pada tahun 2008-2011, Sekolah Menangah Atas (SMA) tahun 2011-2014.

Kemudian karena niat dan tekadnya untuk belajar serta ditambah lagi oleh dorongan keluarga yang begitu kuat, akhirnya anak dari pasangan Bapak Muhamad Kasim dan Ibu Hanifa ini melanjutkan pendidikan ke pendidikan tinggi atau kampus STKIP Bima-NTB pada tahun 2014 hingga lulus atau wisuda pada 2019 kali ini.

Tati sendiri merupakan anak ke-5 dari 7 bersaudara. Dua diantara kakak tua atau saudaranya sudah meraih gelar sarjana beberapa tahun sebelumnya yaitu Muhamad Salahudin dan Suhardi. Keduanya lulus sebagai sarjana di kampus perserikatan Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT).

Sebagai pribadi dan atas nama keluarga besar Cereng saya layak menyampaikan terima kasih banyak kepada Tati yang telah banyak berupaya dan berkorban dalam meraih gelarnya. Tentu sudah maklum bahwa yang terpenting dari proses pendidikan adalah ilmu dan dampak ilmu itu sendiri, yang oleh banyak orang menyebutnya dengan dampak.

Ya, saya berharap ilmu yang didapat dan berbagai pengalaman selama menempuh pendidikan bisa bermanfaat bagi diri, keluarga besar, bangsa dan negara tercinta Indonesia.

Kita semua berharap agar Cereng tak kalah dan tak lelah untuk melahirkan sarjana-sarjana berkualitas pada bidangnya. Keterbatasan fasilitas dan infrastruktur tak boleh dijadikan alasan untuk mundur dari medan peradaban mulia, sebab Cereng adalah laboratorium orang-orang hebat atau manusia peradaban mulia.

Cereng yang berada di Desa Golo Sengang, Kecamatan Sano Nggoang, Kabupaten Manggarai Barat-NTT ini mesti semakin produktif melahirkan manusia-manusia di atas rata-rata.

Dan akhirnya, yang utama adalah mari kita bersyukur kepada Allah atas karunia-Nya kali ini. Sungguh, apa yang kita peroleh sejatinya merupakan pemberian Allah sebagai media sekalian ujian, apakah kita pandai bersyukur atau tidak. Semoga kita terus membenah diri agar menjadi hamba sekaligus generasi Cereng yang pandai bersyukur! (*)

Jakarta, 8 Oktober 2019


Syamsudin Kadir
Penulis buku "Selamat Datang Di Manggarai Barat"

Komentar

Postingan populer dari blog ini

5 Alasan Memilih Muhamad Salahudin Pada Pileg 2024

Mengenang Mama Tua, Ine Jebia

Jadilah Relawan Politik Tanpa Mahar!